Berita Viral

Nasib Engky Tukang Ojek di Tangerang Alami Obesitas hingga 200 Kg Viral, Kini Terpaksa tak Bekerja

Inilah nasib Engky, pria asal Tangerang yang mengalami obesitas hingga berat badannya mencapai 200 kilogram.

TribunTrends
Potret Engky, tukang ojek di Tangerang yang mengalami obesitas dengan berat badan mencapai 200 kilogram. 

TRIBUNKALTIM.CO - Inilah nasib Engky, pria asal Tangerang yang mengalami obesitas hingga berat badannya mencapai 200 kilogram.

Sosok Engky merupakan tukang ojek yang kini beratnya mencapai 200 kilogram.

Diketahui, umur tukang ojek Tangerang yang viral karena obesitas yaitu 33 tahun.

Kini, Engky kesulitan untuk beraktivitas.

Baca juga: Viral Pengantin Wanita Tetap Kerja di Acara Pernikahannya, Suami Sampai Geleng-geleng Kepala

Sehingga, Engky terpaksa tak bekerja karena berat badannya yang naik drastis.

Padahal, Engky merupakan tulang punggung keluarga.

Potret Engky, tukang ojek di Tangerang yang mengalami obesitas dengan berat badan mencapai 200 kilogram.
Potret Engky, tukang ojek di Tangerang yang mengalami obesitas dengan berat badan mencapai 200 kilogram. (TribunTrends)

Engky hanya tinggal bersama ibunya di Jalan Salak 4, Desa Pesanggrahan, Solear, Kabupaten Tangerang.

 

 

"Kejadian itu sudah dirasakan Engky sejak setahun yang lalu," kata Sarwono selaku ketua RT, Selasa (9/1/2024).

"Sebelum tahun baru 2023, masih bisa jalan naik motor pun bisa," ujar Sarwono.

"Pembengkakan yang dialami dia tidak tahu dari faktor makan atau kenapa. Mungkin, ada yang lain. Saya kurang paham," jelas Sarwono.

Sarwono menuturkan, Engky tinggal bersama ibunya dan menjadi tulang punggung keluarga dalam kesehariannya.

"Engky jadi tukang ojek, sehari-hari dia yang memberi makan keluarga, karena ayahnya sudah meninggal," terang Sarwono.

Menurut Sarwono, Engky telah dibawa ke Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Kabupaten Tangerang pada Senin (8/1/2024).

Baca juga: Potret Kahiyang Ayu Sekarang, Viral Putri Presiden Jokowi Cerita Berhasil Diet dan Turun 30 Kilogram

Hal tersebut dilakukan, guna dilakukan tindakan penanganan medis lebih lanjut.

"Dia sudah dievakuasi ke RSUD Kabupaten Tangerang kemarin dengan menggunakan ambulans, supaya dapat penanganan medis," terang Sarwono.

Penjelasan RSUD Kabupaten Tangerang

Sementara itu, pihak RSUD Kabupaten Tangerang memastikan kondisi Engky stabil.

Pria berusia 33 tahun itu menjalani perawatan intensif dengan penanganan sejumlah dokter spesialis.

"Selain tim spesialis IGD, pasien juga ditangani dokter spesialis penyakit dalam, bedah dan gizi, tapi kami juga melihat perkembangannya, kalau memerlukan koordinasi dengan spesialis yang lain akan tambahkan timnya," kata Wakil Direktur Pelayanan RSUD Kabupaten Tangerang, Mohamad Rifki.

Rifki menyampaikan pihaknya telah melakukan pemeriksaan terkait pernapasan dan tekanan darah terhadap Engky.

Akan tetapi, pihaknya pun akan tetap berfokus terhadap pasien tersebut lantaran memiliki pembengkakan pada dua kakinya.

"Ke dua kaki pasien bengkak, terutama kiri, karena sebelah kiri itu memang lebih besar, mungkin karena kurangnya higenis sehingga menimbulkan infeksi," kata dia.

"Kami juga akan cari dalemannya seperti apa, sehingga penanganan lebih cepat," sambungnya.

Menurutnya, Engky pernah melakukan operasi di Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo (RSCM) pada 2021 lalu terkait kedua kakinya tersebut.

Akan tetapi, penanganan terhadap pasien harus terputus lantaran terkendala biaya untuk perobatan sehari-harinya.

"Kami belum tahu ada penyakit bawaan atau tidak, tapi akan dicek semuanya kalau bisa ditangani akan kami tangani," tuturnya.

"Kalau pasien butuh penanganan multi disiplin, akan kami evaluasi setiap harinya dan kalau memungkinkan bisa ditangani secara komprehensif disini, tapi kalau penanganan lebih spesifik kita akan koordinasi dengan ke RSCM," terang Mohamad Rifki.

Reaksi Pj Gubernur Banten

Penjabat (Pj) Gubernur Banten Al Muktabar meminta kepada Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Kabupaten Tangerang untuk memberi penanganan khusus terhadap Engky (33).

"Iya kami sudah komunikasikan dengan pihak rumah sakit untuk mempersiapkan dan memberikan pemantauan terhadap pasien obesitas, agar kondisinya bisa tetap terjaga dan terkontrol dengan baik," ujar Al Muktabar kepada awak media, Selasa (9/1/2024).

Lebih lanjut ia menjelaskan, telah meminta kepada seluruh layanan fasilitas kesehatan di Provinsi Banten untuk dapat mendata secara rinci apakah terdapat warga yang memiliki potensi gejala obesitas.

Dengan menghindari sejak dini gejala obesitas di masyarakat tersebut, potensi untuk menghindari resiko kematian dapat terlaksana.

Pasalnya, dua kasus pasien obesitas di Kota Tangerang beberapa lalu berujung pada resiko meninggal dunia yang dialami pasien.

"Koordinasi dengan faskes juga iya kami lakukan, supaya dapat memberikan pemantauan terhadap masyarakat-masyarakat yang mengalami gejala obesitas," kata dia.

Ia pun mengimbau kepada masyarakat, agar dapat menerapkan pola hidup sehat dalam kegiatan sehari-hari demi menghindari penyakit obesitas.

"Kebetulan ibu (istri saya) adalah guru besar Fakultas Kedokteran di Universitas Indonesia (UI) dan kami sering mendiskusikan hal ini karena perlu disosialisasikan kepada masyarakat," tuturnya.

"Karena obesitas itu kan menyangkut perilaku hidup dalam sehari-hari, maka dari itu masyarakat harus menerapkan pola hidup sehat, seperti menjaga pola makan dan rajin berolahraga," terang Al Muktabar. (*)

Artikel ini telah tayang di Tribuntrends.com dengan judul Alami Obesitas hingga Berat 200 kg, Tukang Ojek di Tangerang Tak Bisa Kerja, Awal Mula Membengkak.

Artikel ini telah tayang di Tribun-Medan.com dengan judul Sosok Engky Tukang Ojek 33 Tahun Alami Obesitas Hingga 200 Kg,Berat Badan Terus Naik Mulai Awal 2023.

Ikuti Saluran WhatsApp Tribun Kaltim dan Google News Tribun Kaltim untuk pembaruan lebih lanjut tentang berita populer lainnya.

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved