Berita Mahulu Terkini

Sanggar Seni Tevelaaq Nyihiraang Konsisten Lestarikan Musik Tradisional Dayak Mahulu

Sanggar Seni Tevelaaq Nyihiraang di Mahakam Ulu (Mahulu) merupakan lembaga pendidikan seni musik tradisional untuk melestarikan musik dari Daerah Daya

Penulis: Kristiani Tandi Rani | Editor: Mathias Masan Ola
HO
Pengurus dan anggota komunitas Sanggar Seni Tevelaaq Nyihiraang serta sejumlah pejabat daerah foto bersama pada kegiatan Kaltim Festival 2023 di Jakarta. 

TRIBUNKALTIM.CO, UJOH BILANG - Sanggar Seni Tevelaaq Nyihiraang di Mahakam Ulu (Mahulu) merupakan lembaga pendidikan seni musik tradisional untuk melestarikan musik dari daerah Dayak.

Tevelaaq Nyihiraang hadir sebagai komunitas sanggar seni musik tradisional pertama yang hadir di Mahulu.

Pendiri komunitas, Dominikus Irang, mengatakan tujuan didirikannya komunitas ini adalah melestarikan musik tradisional Dayak khususnya di Mahulu.

Baca juga: Lomba Sapeq Wujud Dukungan Lestarikan Musik Tradisional di Mahulu

"Memperkenalkan musik tradisional kepada masyarakat dalam format yang lebih memiliki makna bagi pengembangan nilai-nilai budaya, moral dan edukasi bagi generasi muda ke depan agar lebih encinta budaya dan kearifan lokal di Mahulu," jelasnya.

Layaknya komunitas baru lainnya, komunitas yang berdiri pada awal Agustus 2023 ini sementara fokus membenahi struktur organisasinya secara formal termasuk AD/ART.

Sebagai wadah berbagi informasi dan pengetahuan tentang musik tradisional, komunitas ini juga fokus mengembangkan media sosial komunitasnya.

"Kegiatan inti lembaga yang saat ini sedang kembangkan adalah pelestarian dan pengembangan skill musik tradisional anggota," tuturnya.

Kegiatan yang dilakukan yaitu:

Baca juga: Sejarah Berdirinya Sanggar Seni Musik Tradisional Pertama di Mahulu,Tevelaaq Nyihiraang

1. Mencari referensi musik dan memperdalam serta memperluas potensi musik yang dimiliki suku Dayak di Mahulu.
2. Mengembangkan skill masing-masing anggota dalam memainkan alat musik tradisional termasuk memperdalam pengenalan             terhadap beberapa alat musik tradisional yang belum dimainkan.
3. Mengaransemen ulang karya-karya yang pernah ditampilkan.
4. Berusaha tetap mempersiapkan diri bilamana diminta untuk menampilkan karya komunitas. Seperti pada perayaan HUT RI,                 HUT Mahulu, Event Hudoq Pekayang, dan kegiatan lainnya. (*)

Ikuti Saluran WhatsApp Tribun Kaltim dan Google News Tribun Kaltim untuk pembaruan lebih lanjut tentang berita populer lainnya

Sumber: Tribun Kaltim
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved