Berita Internasional Terkini

Terjawab Siapa Houthi dan Mengapa Amerika Serikat Menyerang Mereka? Bersumpah Balas AS

Siapa Houthi dan apa alasan mereka melakukan penyerangan terhadap kapal di Laut Merah, dan apa kaitannya dengan Amerika Serikat?

Penulis: Dzakkyah Putri | Editor: Rafan Arif Dwinanto
Khaled Abdullah/Reuters
Pejuang Houthi yang baru saja direkrut. 

TRIBUNKALTIM.CO - Siapa Houthi dan apa alasan mereka melakukan penyerangan terhadap kapal di Laut Merah, dan apa kaitannya dengan Amerika Serikat?

Diketahui, baru-baru ini Amerika Serikat dan Inggris melakukan serangan besar-besaran ke Yaman.

Tujuannya untuk menyerang kelompok Houthi.

Dikutip dari ABC News, serangan Houthi dinilai menyerang kapal-kapal di Laut Merah.

Hal ini dilakukan buntut pembelaan Houthi terhadap serangan Israel secara terus menerus di Gaza, Palestina.

Aksi Houthi telah membuat gusar pelayaran komersial dan mengancam akan meningkatkan ketegangan di Timur Tengah.

Pada hari Kamis, AS dan Inggris memimpin serangan balasan berskala besar terhadap para militan, dengan harapan dapat menurunkan kemampuan mereka dalam melakukan serangan terhadap saluran air penting.

Namun kelompok tersebut sudah bersumpah untuk membalas, dan siapakah Houthi ini? Pejabat dan analis menguraikannya.

Houthi  merupakan pemberontak dan penguasa de facto di Yaman, Houthi sendiri adalah organisasi politik dan militer Syiah yang terbentuk di Yaman pada tahun 1990an sebagai kekuatan oposisi terhadap pemerintah Yaman.

Baca juga: Afrika Selatan Berani Bela Palestina, Kenapa Negara Arab Tak Gugat Israel ke Mahkamah Internasional?

Selama bertahun-tahun, kelompok ini semakin terinspirasi oleh sentimen anti-Amerika dan anti-Israel yang menyebar di Timur Tengah.

Pada tahun 2011, Houthi berperan besar dalam memicu Revolusi Yaman, yang lahir dari gelombang protes dan pemberontakan anti-pemerintah yang dikenal sebagai Musim Semi Arab.

Revolusi memaksa peralihan kekuasaan, namun Houthi tidak senang dengan pemimpin baru yang dilantik dan pada tahun 2014 kelompok tersebut menguasai Sanaa, ibu kota Yaman, yang memicu perang saudara yang terus berlanjut dan menghancurkan negara tersebut.

20240113_Houthi
Pemandangan drone saat pendukung gerakan Houthi berkumpul untuk mengecam serangan udara yang dilancarkan AS dan Inggris terhadap sasaran Houthi, di Sanaa, Yaman, 12 Januari 2024.

Koalisi yang dipimpin Saudi melakukan intervensi dalam konflik tersebut dengan tujuan memulihkan kekuasaan mantan penguasa, namun Yaman masih terpecah belah.

Kelompok Houthi tetap menguasai Sanaa dan sebagian besar wilayah di Yaman barat, namun kelompok tersebut gagal mencapai tujuannya untuk menjadi pemerintah negara yang diakui secara internasional.

Perang saudara Yaman memasuki masa pendinginan pada tahun 2022, ketika PBB menjadi perantara gencatan senjata antara pihak-pihak yang bertikai.

Sumber: Tribun Kaltim
Halaman 1 dari 3
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved