Ramadhan 2024
Terjawab Apakah Puasa Rajab Boleh Tidak Berurutan, Inilah Penjelasan Lengkap Beserta Dalilnya
Terjawab apakah puasa Rajab boleh tidak berurutan, simak penjelasan lengkap beserta dalil pendukungnya.
TRIBUNKALTIM.CO - Terjawab apakah puasa Rajab boleh tidak berurutan, simak penjelasan lengkap beserta dalil pendukungnya.
Ulasan soal apakah puasa Rajab boleh tidak berurutan sedang ramai diulas.
Ada beberapa pendapat menyebutkan bahwa Puasa Rajab dikerjakan 7 hari berturut-turut.
Sejumlah pendapat lain meyakini Puasa Rajab ditunaikan 10 hari berkelanjutan. Yakni sejak hari pertama Bulan Rajab.
Baca juga: Terjawab Puasa Rajab Berapa Hari di Tahun 2024, Inilah Kalender Bulan Rajab 1445 H dan Doanya
Baca juga: Lengkap Doa Buka Puasa Rajab sekaligus Qadha Ramadhan 2024, Tulisan Arab dan Latinnya
Baca juga: Bacaan Niat Puasa Ganti Ramadhan di Bulan Rajab Sekaligus Puasa Sunnah
Lantas benarkah demikian?
Simak penjelasannya berikut ini
Puasa Rajab, Dalil dan Pendapat Ulama
Terdapat beberapa pendapat mengenai Puasa Rajab.
Pendapat pertama adalah yang meyakini adanya fadhilah utama untuk Puasa Rajab.

Alias Puasa yang dinisbatkan secara khusus kepada Bulan Rajab .
Beberapa Dalil yang menjadi dasar dari pendapat ini satu di antaranya adalah Hadist berikut:
رجب شهر عظيم يضاعف الله فيه الحسنات فمن صام يوما من رجب فكأنما صام سنة ومن صام منه سبعة أيام غلقت عنه سبعة أبواب جهنم ومن صام منه ثمانية أيام فتح له ثمانية أبواب الجنة ومن صام منه عشر أيام لم يسأل الله إلا أعطاه ومن صام منه خمسة عشر يوما نادى مناد في السماء قد غفر لك ما مضى فاستأنف العمل ومن زاد زاده الله
Artinya:
“Bulan Rajab adalah bulan yang agung, Allah akan melipatkan kebaikan pada bulan itu,"
"Barang siapa yang berpuasa satu hari pada bulan Rajab, maka seakan-akan ia berpuasa selama satu tahun,"
"Barang siapa yang berpuasa tujuh hari pada bulan Rajab, maka akan ditutup tujuh pintu api neraka jahanam darinya,"
"Barang siapa yang berpuasa delapan hari pada bulan itu, maka akan dibukakan delapan pintu surga baginya,'
"Barang siapa yang berpuasa sepuluh hari dari bulan Rajab, maka tidaklah Allah dimintai apa pun kecuali Allah akan memberinya,"
"Barang siapa berpuasa lima belas hari pada bulan Rajab, maka ada yang memanggil dari langit, ‘Engkau telah diampuni dosamu yang telah lampau.’ Mulailah amal, siapa yang terus menambah, maka akan terus diberi pahala.” (HR. Ath-Thabrani)
Hadist di atas menjelaskan fadhilah Puasa Rajab.
Berdasarkan jumlah hari Puasa yang ditunaikan.
Namun,sejumlah Ulama terdahulu mengkritisi Hadist ini.
Lantaran menilai Hadist ini sebagai Hadist Dhaif.
Atau bahkan Hadist Maudhu.
Sehingga tidak dapat dijadikan Dalil untuk fadhilah atau anjuran Puasa Rajab.
Baca juga: Jam Berbuka Puasa Rajab Hari Ini Minggu 14 Januari 2024 di Samarinda, Balikpapan, Berau
Beberapa di antaranya yakni Ibnul Qayyim Al Jauziyah.
Dan juga Ibnu Taimiyyah hingga Ibnu Hajar rahimahullah.
Senada, Ulama kontemporer penulis Kitab Fiqh Sunnah, Syaikh Sayyid Sabiq juga menilai tidak ada Dalil kuat yang menjadi dasar dianjurkannya Puasa Rajab.
Atau Puasa khusus di Bulan Rajab.
Sebaliknya, Puasa Sunnah yang dianjurkan adalah Puasa Sunnah pada umumnya.
Yang juga bisa dikerjakan pada Bulan - Bulan kalender Hijriah lainnya.
Seperti Puasa Ayyamul Bidh yang ditunaikan pada 13, 14 dan 15 Bulan Rajab.
Atau Puasa Senin Kamis.
Dengan demikian, tidak ada kewajiban menunaikan Puasa Rajab secara berurutan.
Atau berkelanjutan sejak hari pertama.
Sampai hari ke 7 atau hari ke 10 di Bulan Rajab .
لم يرد في فضل شهر رجب ، ولا في صيامه ، ولا في صيام شيء منه معين ، ولا في قيام ليلة مخصوصة فيه حديث صحيح يصلح للحجة ، وقد سبقني إلى الجزم بذلك الإمام أبو إسماعيل الهروي الحافظ
Artinya:
“Tidak terdapat riwayat yang sahih yang layak dijadikan dalil tentang keutamaan bulan Rajab, tidak pula riwayat yang shahih tentang puasa rajab, atau puasa di tanggal tertentu bulan Rajab, atau shalat tahajud di malam tertentu bulan rajab,"
"Keterangan saya ini telah didahului oleh keterangan Imam Al-Hafidz Abu Ismail Al-Harawi.”
Demikian pendapat Ibnu Rajab rahimahullah dalam Kitab Tabyinul Ajab bi Ma Warada fi Fadli Rajab.
Meski demikian, para Ulama sepakat bahwa memperbanyak Puasa Sunnah di Bulan Rajab adalah hal yang baik.
Beberapa di antaranya seperti Ibnu Umar r.a , Hasan Al Bashri dan juga Imam At-Tsauri mengaku lebih mencintai Bulan haram untuk dijadikan Bulan memperbanyak Puasa Sunnah .
Hal itu dijelaskan dalam kitak Lathiaful Maarif .
Nah, demikianlah penjelasan terkait puasa Rajab boleh tidak berurutan. Semoga bermanfaat.
Ikuti Saluran WhatsApp Tribun Kaltim dan Google News Tribun Kaltim untuk pembaharuan lebih lanjut tentang berita populer lainnya.
Artikel ini telah tayang di TribunPontianak.co.id dengan judul Apakah Puasa Rajab Harus Berturut-turut ? Berikut Penjelasan Lengkap Beserta Dalil Pendukungya.
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.