Berita Kaltim Terkini

Kasus Demam Berdarah di Bontang dan Kubar Mengalami Peningkatan, Ini 9 Gejala DBD yang Terlihat

Kasus Demam Berdarah di Bontang dan Kubar Mengalami Peningkatan, Ini 9 Gejala DBD yang Terlihat

Penulis: Ata | Editor: Nur Pratama
HO/TRIBUNKALTIM.CO
Petugas Dinas Kesehatan (Dinkes) Kabupaten Kutai Barat melakukan fogging guna membunuh jentik nyamuk agar kasus Demam Berdarah Dengue (DBD) dapat diatasi. 

TRIBUNKALTIM.CO - Kasus Demam Berdarah Dengue (DBD) di Kota Bontang dan Kubar mulai mengalami peningkatan.

Dari data Dinas Kesehatan Kota Bontang terungkap ada 41 orang yang terkonfirmasi terserang DBD. Seorang diantaranya meninggal dunia dan Direktur RSUD HIS Kubar dr I Nyoman Sumahardik pada Kamis (14/12/2023), ditemukan 150 kasus DBD pada bulan November 2023.

"Sejak awal tahun sampai hari ini tercatat ada 41 kasus DBD dan 1 diantaranya, anak berusia 13 tahun meninggal dunia," kata
Kabid Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Dinkes Nur Asma, Rabu (17/1/2024).

Korban meninggal merupakan warga Kelurahan Gunung Telihan, Bontang Barat yang diketahui sempat mendapat perawatan intensif sejak 8 Januari lalu.

Disinggung soal daerah mana yang masuk zona merah, Nur Asma, mengaku belum bisa membeberkan kelurahan mana dengan kasus tertinggi.

Baca juga: Dinas Kesehatan Berau Ingatkan Warga untuk Waspada Penyakit DBD dan Malaria di Musim Penghujan

"Kami masih petakan," ujarnya.

Meski demikian, ia mendorong masyarakat tetap waspada dengan kondisi cuaca yang tidak menentu seperti saat ini.

Pasalnya, penanganan DBD tidak dapat dilakukan hanya oleh pemerintah tanpa bantuan masyarakat yang peduli dengan kebersihan lingkungan sekitar, yang berpotensi menjadi area perkembangbiakan nyamuk aedes aegypti.

“Kepedulian terhadap lingkungan sangat penting. Kondisi cuaca yang kadang panas, kadang hujan menjadi salah satu faktor perkembangbiakan yang masif nyamuk aedes aegypti," ungkapnya.

Menurut Nur Asma, kunci keberhasilan menghindari penyebaran DBD adalah menerapkan 3M secara ketat, seperti menguras tempat-tempat penampungan air, menutup tempat-tempat penampungan air, dan mendaur ulang barang-barang yang berpotensi menjadi tempat berkembang biak nyamuk Aedes aegypti.

Sementara untuk pengasapan atau fogging bukanlah menjadi solusi penuntasan kasus DBD. Pasalnya pengasapan hanya membunuh nyamuk dewasa. Telur dan jentik tidak bisa mati.

Disinggung terkait penyelesaian kasus DBD dengan skema wolbachia juga belum bisa dilihat efektivitasnya.

Mengingat skema ini baru berjalan beberapa bulan. Butuh waktu enam bulan hingga dua tahun untuk proses evaluasi.

“Kalau sekarang belum kelihatan hasilnya, butuh waktu 6 bulan sampai 2 tahun sejak program Wolbachia dimulai," pungkasnya.  TribunKaltim.co Muhammad Ridwan

Berikut gejala DBD yang terlihat:

1. Demam lebih dari 40 derajat Celcius mendadak dan tanpa sebab yang jelas

2. Sakit kepala

3. Nyeri otot, tulang, dan sendi

4. Mual

5. Muntah

6. Rasa sakit di belakang mata

7. Ruam 8. Pendarahan ringan dari hidung atau gusi

9. Tidak nafsu makan

Jika ciri-ciri di atas muncul pada anak Anda, ada baiknya segera dibawa ke dokter untuk pemeriksaan lebih lanjut.

Kebanyakan kasus DBD ringan akan berlangsung selama dua hingga tujuh hari. Meski begitu, keadaan bisa menjadi parah hingga mengancam jiwa.

Fase kritis DBD

DBD mengancam jiwa manusia, terutama ketika pembuluh darah menjadi rusak dan bocor akibat serangan penyakit ini serta Trombosit darah dan menyebabkan sindrom syok dengue.

Sindrom inlilah yang dapat mengancam nyawa seseorang. Salah satu masa krusial dalam kasus DBD yaitu pada saat demam atau suhu tubuh menunjukkan penurunan.

Biasanya, demam akan mulai turun setelah 24 hingga 48 jam.

Siklus ini dikenal sebagai siklus tapal kuda, di mana masa demam turun adalah fase kritis.

Tanda dan gejala demam berdarah menjadi berat atau memasuki fase kritis bisa dilihat seperti berikut ini:

1. Nyeri perut parah

2. Muntah terus menerus

3. Pendarahan dari gusi atau hidung

4. Keluar darah dalam urine, feses, atau muntah

5. Bintik merah di bawah kulit yang terlihat seperti memar

6. Sulit bernapas

7. Kulit dingin atau basah

8. Gelisah dan mudah marah

Jangan tunggu sampai gejala DBD parah ini muncul. Ada baiknya, segera periksakan anak Anda ketika gejala DBD ringan terlihat.

Ikuti Saluran WhatsApp Tribun Kaltim dan Google News Tribun Kaltim untuk pembaharuan lebih lanjut tentang berita populer lainnya.

Artikel ini telah tayang di TribunJogja.com dengan judul Daftar Gejala DBD pada Anak yang Wajib Diwaspadai, Kerap Merebak saat Musim Hujan Tiba, 

 

Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved