Berita Berau Terkini

Dinas Kesehatan Berau Ingatkan Warga untuk Waspada Penyakit DBD dan Malaria di Musim Penghujan

Pada tahun 2023 terdapat 2 kasus meninggal dunia akibat penyakit DBD, sedangkan, untuk penyakit melaria tidak ada

Istimewa
Ilustrasi - Pelaksana Tugas (Plt) Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) Berau, Halijah mengimbau masyarakat untuk waspada penyakit Demam Berdarah Dangue (DBD) dan Malaria pada musim penghujan seperti saat ini. 

TRIBUNKALTIM.CO,TANJUNG REDEB - Pelaksana Tugas (Plt) Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) Berau, Halijah mengimbau masyarakat untuk waspada penyakit Demam Berdarah Dangue (DBD) dan Malaria pada musim penghujan seperti saat ini.

Disebutnya, pada tahun 2023 terdapat 2 kasus meninggal dunia akibat penyakit DBD, sedangkan, untuk penyakit melaria tidak ada. Dua kasus tersebut mendominasi sepanjang tahun 2023.

"Yang meninggal ini biasa terjadi dirumah sakit karena terlambat untuk melakukan pemeriksaan," tuturnya kepada Tribunkaltim.co, Minggu (14/1/2024).

Dikatakannya, kasus DBD tahun 2023 sebanyak 233 kasus. Dengan Puskesmas Tanjung Redeb serta Bugis yang paling banyak. Jumlah ini turun kisaran 300 persen dari jumlah kasus padatahun lalu.

Baca juga: Direktur RSUD HIS Kubar Sebut Pasien Meninggal Karena Terlambat Dibawa ke RS, DBD Mengkhawatirkan

Baca juga: Kasus DBD di Kubar Meningkat, Tiga Orang Meninggal dalam Sepekan

Karenanya, Dinkes Berau juga telah meminta kepada seluruh pusat layanan kesehatan (Puskesmas) di Kabupaten Berau untuk terus melakukan sosialisasi Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) kepada masyarajat.

Tahun ini pihaknya akan terus berupaya melakukan pencegahan terhadap penyakit DBD dan malaria di Kabupaten Berau agar tidak mengalami lonjakan kasus.

Pihaknya juga mencanangkan eleminasi penyakit malaria pada 2027 mendatang. Sebagai upaya untuk menghentikan penularan penyakit malaria dalam wilayah geografi tertentu.

"Harapan kita masyarakat bisa menerapkan perilaku hidup sehat tanpa keterpaksaan. Semoga pada 2024 tahun ini tidak ada kasus untuk malaria di Berau,"harapnya.

Mayoritas daerah dengan penyakit malaria terbanyak yakni di Kecamatan Batu Putih dan Kelay. Sebab, masyarakat di sana banyak melakukan aktivitas di dalam hutan. Pihaknya juga meminta masyarakat yang masuk ke dalam hutan untuk mengenakan pakaian panjang.

Diakuinya, masih banyak masyarakat yang belum sadar akan pentingnya menjaga diri dari penyakit DBD dan malaria. Padahal, penyakit tersebut cukup berbahaya.

Baca juga: Antisipasi Kasus DBD di Balikpapan, Walikota Rahmad Masud Imbau Ketua RT Aktifkan Bank Sampah

Semua puskesmas telah diimbau untuk melakukan berbagai upaya pencegahan penyakit tersebut dan bekerjasama dengan lintas sektor untuk mensosialisasikan penanganan penyakit menular.

"Khususnya, puskesmas yang berada di wilayah endemis malaria," tandasnya. (*)

 

 

 

Sumber: Tribun Kaltim
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved