HUT Samarinda 2024
6 Fakta Terkait Hari Jadi Kota Samarinda yang Perlu Kalian Ketahui
Hari Minggu tanggal 21 Januari 2024 besok akan diperingati sebagai Hari Ulang Tahun Kota Samarinda yang ke-356.
Penulis: Nisa Zakiyah | Editor: Christoper Desmawangga
Fakta-fakta Sejarah Berdirinya Kota Samarinda
TRIBUNKALTIM.CO - Hari Minggu tanggal 21 Januari 2024 akan diperingati sebagai Hari Ulang Tahun Kota Samarinda yang ke-356.
Sejak didirikan ratusan tahun yang lalu Kota Samarinda telah mengalami banyak perubahan yang cukup pesat, baik itu dari aspek fisik, sosial, budaya, ekonomi, dan juga lingkungan.
Misalnya saja pembangunan infrastruktur yang meliputi pembangunan jalan, pengembalian fungsi sungai dan rencana pembangunan terowongan untuk mencegah macet dari daerah Sambutan dan Sungai Dama.
Baca juga: 9 Bangunan Ludes Terbakar Dalam Kebakaran di Jalan Kemuning Samarinda
Baca juga: BREAKING NEWS: Kebakaran di Jalan Kemuning Samarinda, Pakai Air Rawa Padamkan Api
Baca juga: Hari Jadi Kota Samarinda, Pemkot Siapkan Puluhan Ribu Makanan Tradisional Gratis untuk Masyarakat
Berikut enam fakta terkait sejarah berdirinya Kota Samarinda:
1. Bagian dari Kutai Kartanegara
Pada tahun 1300 M, sebelum dikenalnya nama Samarinda, kawasan ini merupakan salah satu bagian Kerajaan Kutai Kartanegara di Kutai Lama.
Saat itu sudah ada perkampungan penduduk di enam titik lokasi yang berbeda.
Baca juga: Hari Jadi Kota Samarinda, Pemkot Siapkan Puluhan Ribu Makanan Tradisional Gratis untuk Masyarakat
Kampung - kampung ini merupakan kampung awal yang berdiri di Samarinda, yaitu: Pulau Atas, Karang Asam, Karamumus (Karang Mumus), Luah Bakung (Loa Bakung), Sembuyutan (Sambutan), dan Mangkupelas (Mangkupalas).
2. Suku Banjar
Suku Banjar adalah suku asli di Pulau Kalimantan.
Meskipun Suku Banjar merupakan suku bangsa yang menempati wilayah Kalimantan Selatan, keberadaan Suku Banjar di Samarinda tidak dikategorikan sebagai kaum pendatang karena sebelum pembentukan provinsi pada tahun 1957, Pulau Kalimantan merupakan satu provinsi di Negara Kesatuan Republik Indonesia, yaitu Kalimantan dengan ibukota Banjarmasin.
Baca juga: Perayaan HUT Samarinda 2024 Bakal Meriah, Berikut Rangkaian Acaranya
3. Perpindahan Suku Banjar
Di tahun 1565, sempat terjadi perpindahan penduduk suku Banjar dari Batang Banyu ke daratan Kalimantan bagian timur.
Lalu suku Banjar menyebar di wilayah Kerajaan Kutai Kartanegara yang di dalamnya meliputi kawasan di daerah yang sekarang disebut Samarinda.
Ini juga yang melatarbelakangi terbentuknya bahasa Banjar yang menjadi bahasa dominan masyarakat Samarinda hingga saat ini.
Baca juga: DLH Samarinda Siapkan Zona 2 untuk Sampah di Wilayah TPA Sambutan
4. Pusat Emas Hijau
Sejak tahun 1960-an Kota Samarinda dijuluki sebagai “pusat emas hijau”, yang dilatarbelakangi oleh keadaan alam Samarinda yang memiliki hutan belantara dengan jenis pepohonan berukuran besar, sangat cocok digunakan sebagai bahan bangunan dan industri.
5. Kedatangan Orang Bugis Wajo
Kedatangan orang Bugis Wajo pertama kali ke Kota Samarinda terdapat banyak versi.
Baca juga: Asal Ulat Bulu yang Menyerang Taman Bebaya Samarinda, 4 Cara Menghilangkan Gatal Akibat Ulat Bulu
Salah satunya adalah saat peristiwa kedatangan rombongan Bugis Wajo yang dipimpin La Mohang Daeng Mangkona di wilayah Kerajaan Kutai Kartanegara pada tanggal 21 Januari 1668.
Tanggal ini yang kemudian ditetapkan sebagai hari jadi Kota Samarinda.
Latar belakang perantauan orang-orang dari tanah Kesultanan Gowa (Sulawesi Selatan) karena menolak Perjanjian Bongaya setelah Kesultanan Gowa kalah dalam perang melawan pasukan Belanda.
6. Nama Samarinda
Latar belakang terciptanya nama Samarinda juga memiliki banyak versi, salah satunya yang paling terkenal adalah karena berdasarkan persamaan ukuran tinggi rumah-rumah terapung penduduk Bugis Wajo di Samarinda Seberang, tidak ada yang lebih tinggi antara satu dengan yang lain, sehingga disebut “sama-rendah”. (*)
Ikuti Saluran WhatsApp Tribun Kaltim dan Google News Tribun Kaltim untuk pembaruan lebih lanjut tentang berita populer lainnya.
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.