Berita Balikpapan Terkini
Sejarah dan Asal-Usul Kota Balikpapan Berdasarkan Cerita Rakyat, Alasan Dijuluki 'Kota Minyak'
Inilah asal-usul dan sejarah Kota Balikpapan bedasarkan cerita rakyat, alasan dijuluki Kota Minyak.
Penulis: Dzakkyah Putri | Editor: Doan Pardede
Shell dan Standard Oil Company of California (sekarang Chevron) adalah dua perusahaan pertama yang memulai eksploitasi minyak di Balikpapan.
Hal ini mengubah wajah Balikpapan dari sebuah desa nelayan menjadi pusat industri minyak dan gas.
Berdasarkan informasi dari laman Kemdikbud, Naskah Salasilah Kutai mencatat bahwa Balikpapan merupakan bagian dari Kerajaan Kutai Kartanegara yang berdiri sejak tahun 1300.
Namun, sedikit informasi yang tercatat selama beberapa abad berikutnya.
Data mengenai Balikpapan lebih banyak ditemukan pada masa penjajahan Belanda.
Pada periode tersebut, Belanda berhasil menguasai wilayah Balikpapan yang dikenal sebagai penghasil minyak bagi Kerajaan Kutai Kartanegara.
Melalui perjanjian dengan Kerajaan Kutai Kartanegara, Belanda memperoleh hak untuk melakukan penelitian dan eksplorasi di sektor kehutanan, kelautan, dan pertambangan dalam wilayah tersebut.
Sebagai hasilnya, Mr. Adams dari Firma Samuel & Co. London diangkat sebagai pemegang hak konsesi oleh pemerintah Hindia Belanda.
Baca juga: Diminta Jadi Walikota Balikpapan, Andi Harun Ingin Dedikasikan Diri Membangun Kota Samarinda
Eksplorasi dimulai di kaki Gunung Komendur, dan pada 10 Februari 1897, pengeboran pertama menghasilkan minyak komersial pada kedalaman 220 meter.
JH Menten, yang bertanggung jawab atas pengeboran tersebut, menamai sumur tersebut Mathilda, sesuai dengan nama putrinya.
Hari tersebut kini diakui sebagai hari jadi Kota Balikpapan yaitu 7 Februari.
Pertumbuhan Balikpapan terkait erat dengan penemuan dan pengeboran minyak.
Minat ini menarik banyak pendatang dari berbagai wilayah, terutama pekerja pengebor dari Jawa, serta imigran dari China dan India.
Mereka menjadi penduduk awal di desa Tukung (Klandasan) dan Jumpi (Kampung Baru), membentuk akar sebagian besar masyarakat Balikpapan.
Selain itu, keberadaan minyak khususnya minyak tanah atau "lantung" menjadi dorongan bagi pedagang dari Kerajaan Banjar di Banjarmasin dan Bone di Sulawesi Selatan untuk berdagang dan menetap di Balikpapan.
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.