Berita Balikpapan Terkini
Sejarah dan Asal-Usul Kota Balikpapan Berdasarkan Cerita Rakyat, Alasan Dijuluki 'Kota Minyak'
Inilah asal-usul dan sejarah Kota Balikpapan bedasarkan cerita rakyat, alasan dijuluki Kota Minyak.
Penulis: Dzakkyah Putri | Editor: Doan Pardede
TRIBUNKALTIM.CO - Kota Balikpapan yang dijuluki Kota Minyak merupakan salah satu kota yang berada dekat dengan Ibu Kota Nusantara (IKN).
Sejak IKN dicetuskan, Kota Balikpapan juga ikut menjadi sorotan.
Bicara asal-usul dan sejarah Kota Balikpapan, ternyata ada sejumlah hal unik yang sangat menarik untuk disimak.
Julukan 'Kota Minyak' sendiri disematkan karena Ballikpapan merupakan salah satu wilayah dengan produksi minyak bumi terbesar di Indonesia.
Baca juga: Dugaan Korupsi Dana Hibah KPU Balikpapan Negara Rugi Rp2 Miliar, Ada Komisioner Masuk Penyelidikan
Dalam konteks sejarahnya, terdapat berbagai cerita yang berbeda mengenai asal-usul nama Balikpapan.
Salah satu versi yang umum diterima menyebut bahwa nama Balikpapan berasal dari kebiasaan penduduknya yang tidur di belakang sebuah papan.
Berikut sejumlah hal menarik tentang Kota Balikpapan yang sudah dirangkum TribunKaltim.co:
Latar Belakang Geografis
Kota Balikpapan terletak di Kalimantan Timur, Indonesia, berbatasan dengan Laut Jawa di sebelah barat dan selatan, Kabupaten Kutai Timur di sebelah utara, serta Kabupaten Penajam Paser Utara di sebelah timur.
Wilayah ini memiliki potensi sumber daya alam yang besar, terutama dalam bidang minyak dan gas, sehingga Balikpapan sering juga disebutkan sebagai Kota minyak.
Baca juga: Razia Besar-besaran Knalpot Brong di Balikpapan, Kompol Ropiyani Ingin Beri Efek Jera
Awal Sejarah
Pada era kolonial Balikpapan merupakan sebuah desa kecil di pesisir timur Kalimantan.
Namun, pada tahun 1897, seorang ahli geologi Belanda bernama J.H. Menten menemukan deposit minyak di sekitar Sungai Balikpapan.
Penemuan ini membuka awal eksploitasi minyak di daerah tersebut.
Berlanjut dengan eksploitasi minyak, perusahaan-perusahaan minyak asing mulai beroperasi di Balikpapan.
Shell dan Standard Oil Company of California (sekarang Chevron) adalah dua perusahaan pertama yang memulai eksploitasi minyak di Balikpapan.
Hal ini mengubah wajah Balikpapan dari sebuah desa nelayan menjadi pusat industri minyak dan gas.
Berdasarkan informasi dari laman Kemdikbud, Naskah Salasilah Kutai mencatat bahwa Balikpapan merupakan bagian dari Kerajaan Kutai Kartanegara yang berdiri sejak tahun 1300.
Namun, sedikit informasi yang tercatat selama beberapa abad berikutnya.
Data mengenai Balikpapan lebih banyak ditemukan pada masa penjajahan Belanda.
Pada periode tersebut, Belanda berhasil menguasai wilayah Balikpapan yang dikenal sebagai penghasil minyak bagi Kerajaan Kutai Kartanegara.
Melalui perjanjian dengan Kerajaan Kutai Kartanegara, Belanda memperoleh hak untuk melakukan penelitian dan eksplorasi di sektor kehutanan, kelautan, dan pertambangan dalam wilayah tersebut.
Sebagai hasilnya, Mr. Adams dari Firma Samuel & Co. London diangkat sebagai pemegang hak konsesi oleh pemerintah Hindia Belanda.
Baca juga: Diminta Jadi Walikota Balikpapan, Andi Harun Ingin Dedikasikan Diri Membangun Kota Samarinda
Eksplorasi dimulai di kaki Gunung Komendur, dan pada 10 Februari 1897, pengeboran pertama menghasilkan minyak komersial pada kedalaman 220 meter.
JH Menten, yang bertanggung jawab atas pengeboran tersebut, menamai sumur tersebut Mathilda, sesuai dengan nama putrinya.
Hari tersebut kini diakui sebagai hari jadi Kota Balikpapan yaitu 7 Februari.
Pertumbuhan Balikpapan terkait erat dengan penemuan dan pengeboran minyak.
Minat ini menarik banyak pendatang dari berbagai wilayah, terutama pekerja pengebor dari Jawa, serta imigran dari China dan India.
Mereka menjadi penduduk awal di desa Tukung (Klandasan) dan Jumpi (Kampung Baru), membentuk akar sebagian besar masyarakat Balikpapan.
Selain itu, keberadaan minyak khususnya minyak tanah atau "lantung" menjadi dorongan bagi pedagang dari Kerajaan Banjar di Banjarmasin dan Bone di Sulawesi Selatan untuk berdagang dan menetap di Balikpapan.
Hingga saat ini, Balikpapan telah tumbuh menjadi Kota Minyak yang menghasilkan sekitar 86 juta barel minyak per tahun.
Asal-usul Balikpapan
Beberapa versi cerita menjelaskan asal-usul nama Balikpapan, salah satunya mengaitkannya dengan kata Bilipapan, yang diasosiasikan dengan sebuah komunitas pedesaan di Teluk Balikpapan.
Cerita lain memberikan beberapa versi tambahan tentang asal-usul nama tersebut.
Salah satu versi mencatat peristiwa pada tahun 1739, saat Sultan Muhammad Idris dari Kerajaan Kutai memerintahkan penduduk sepanjang Teluk Balikpapan untuk menyumbangkan bahan bangunan guna pembangunan istana baru di Kutai Lama.
Penduduk menyumbangkan 1.000 lembar papan yang diikat menjadi rakit untuk dibawa ke Kutai Lama.
Namun, 10 keping papan lepas dalam perjalanan dan hanyut ke tempat yang sekarang disebut Jenebora.
Nama Balikpapan kemudian diberikan, bermakna "Baliklah-papan itu" atau papan yang kembali yang tidak ikut disumbangkan dalam Bahasa Kutai.
Versi lain menjelaskan bahwa asal-usul nama Balikpapan berasal dari legenda rakyat Suku Pasir Balik, juga dikenal sebagai Suku Pasir Kuleng.
Orang-orang Suku Pasir Balik yang tinggal di pantai Teluk Balikpapan berasal dari keturunan Kayung Kuleng dan Papan Ayun.
Mereka memberi nama kampung nelayan di Teluk Balikpapan sebagai "Kuleng-papan" yang artinya "Balik-papan."
Dengan begitu, asal-usul nama Balikpapan memiliki variasi cerita yang menarik, tetapi banyak versi mencerminkan keterkaitannya dengan sejarah dan geografis kawasan tersebut.
Referensi:
- Koentjaraningrat. (2002). Manusia dan Kebudayaan di Indonesia Cetakan ke-19. Jakarta: Djambatan.
- Kompas.com
Ikuti Saluran WhatsApp Tribun Kaltim dan Google News Tribun Kaltim untuk pembaruan lebih lanjut tentang berita populer lainnya.
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.