Berita Nasional Terkini
Saat Luhut dan Bahlil Kompak Serang Balik Tom Lembong, Sindir soal Investasi Mangkrak Rp 708 Triliun
Saat Luhut dan Bahlil kompak serang balik Tom Lembong, sindir soal investasi mangkrak Rp 708 triliun.
TRIBUNKALTIM.CO - Saat Luhut Binsar Panjaitan dan Bahlil Lahadalia kompak serang balik Tom Lembong, sindir soal investasi mangkrak Rp 708 triliun.
Dua anak buah Presiden Joko Widodo, Luhut Binsar Panjaitan dan Bahlil Lahadalia kompak 'menyerang' Tom Lembong, mantan Menteri Perdagangan yang kini jadi Co Captain Timnas AMIN (Anies Baswedan - Muhaimin Iskandar).
Menko Marves Luhut Binsar Panjaitan menyindir habis-habisan kepada Thomas Lembong alias Tom Lembong.
Sindiran juga datang dari Menteri Investasi/Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Bahlil Lahadalia.
Bahkan Bahlil mengungkapkan soal investasi mangkrak Rp 708 triliun peninggalan Tom Lembong.
Baca juga: Lengkap, Ini Dia 2 Pidato Ikonik yang Disusun Tom Lembong, Buat Jokowi Tuai Pujian di Panggung Dunia
Baca juga: Terjawab Siapa Tom Lembong yang Disenggol Gibran Saat Debat, Profil/Biodata eks Menteri Jokowi
Baca juga: Profil/ Biodata Tom Lembong, Namanya Terus Disebut Gibran dalam Debat Cawapres, Kini Trending X
Thomas Lembong atau Tom Lembong adalah mantan Menteri Perdagangan dan Kepala BKPM di periode pertama pemerintahan Presiden Joko Widodo (Jokowi).
Dalam video yang diunggah di akun Instagram pribadinya, Luhut menasihati Thomas Lembong agar tidak memberikan informasi-informasi yang dianggapnya tidak akurat.
"Ini saya titip pada Tom (Lembong), Anda walaupun sudah tidak di goverment lagi, jangan menceritakan yang tidak baik, padahal tidak sepenuhnya benar di luar," ujar Luhut dikutip pada Kamis (25/1/2024).
Luhut akui harga nikel turun
Luhut menyebut salah satu kekeliruan yang disampaikan Thomas Lembong adalah terkait harga nikel.
Kata dia, harga komoditas nikel secara global diakuinya memang tengah mengalami kelesuan.

Namun menurut Luhut, tren harga nikel tersebut harus dilihat secara jangka panjang.
Karena semua komoditas tambang adakalanya mengalami fluktuasi.
"Anda harus lihat data panjang 10 tahun. Kan Anda pebisnis juga. Kan siklus dari komoditi itu naik turun. Apakah batu bara, nikel, timah, atau emas. Apa saja," ucap Luhut.
"Tapi kalau kita melihat selama 10 tahun terakhir ini, harga nikel dunia itu di 15 ribuan dollar AS (per ton). Bahkan pada 2014-2019, periode hilirisasi mulai dilakukan, harga rata-rata nikel itu cuma 12 ribuan dollar AS," kata dia lagi.
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.