Berita Nasional Terkini
Saat Luhut dan Bahlil Kompak Serang Balik Tom Lembong, Sindir soal Investasi Mangkrak Rp 708 Triliun
Saat Luhut dan Bahlil kompak serang balik Tom Lembong, sindir soal investasi mangkrak Rp 708 triliun.
Luhut lalu mengomentari soal pernyataan Thomas Lembong yang menyebut penurunan harga nikel global terjadi karena eksploitasi masif oleh Indonesia guna mendukung program hilirisasi.
"Saya nggak ngerti bagaimana Tom Lembong ini memberikan statement seperti ini. Bagaimana Anda berikan advice bohong kepada calon pemimpin yang Anda dukung?" beber Luhut.
Bahkan Luhut mengaku meragukan intelektualitas Thomas Lembong yang merupakan lulusan Universitas Harvard tersebut.
"Saya sedih melihat Anda di situ. Intelektualitas Anda itu jadi saya ragukan. Oke, mungkin Anda betul seorang intelektual, tapi karakter Anda itu menurut saya tidak bagus," kata Luhut.
Sindir Soal Contekan
Luhut menyindir pernyataan Tom Lembong soal pemberian contekan atau catatan kepada Presiden Jokowi saat masih berada di lingkaran Istana.
"Anda jangan GR juga bilang kasih note kepada ayahnya Mas Gibran (Jokowi), memang hanya Tom Lembong saja? Yang paling banyak kasih note kepada Pak Presiden (Jokowi) adalah Bu Menteri Luar Negeri Retno," klaim Luhut dalam video yang diunggah di akun Instagram miliknya dikutip pada Kamis (25/1/2024).
Menurut Luhut, seorang menteri yang memberikan catatan untuk atasannya itu memang sudah jadi bagian dari tugasnya.
Dan catatan kepada Presiden juga biasa dilakukan oleh menteri lainnya.
"Dan itu bukan terjadi pada Presiden Jokowi saja, semua kepala negara itu kalau bilateral pasti ada yang di belakang kasih note. Apakah karena Anda hebat melakukan itu? Tidak. Itu tugas Anda sebagai pembantu presiden, sebagai Menteri Perdagangan waktu itu dan sebagai Kepala BKPM," ucap dia.
Sindiran juga datang dari Menteri Investasi/Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Bahlil Lahadalia.
Bahlil menyindir keras Tom Lembong yang mengaku pernah membuatkan pidato untuk Presiden Jokowi.
Menurutnya, mantan menteri yang digadang pembuat pidato itu tak perlu merasa pintar.
Sebab dia menilai, jabatan menteri itu serupa pembantu Presiden yang tugasnya memang melayani.
Hal itu dia ungkapkan di sela Konferensi Pers Realisasi Investasi Triwulan IV 2023, di Kantor BKPM, Rabu (24/1/2024).
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.