Berita Nasional Terkini
Saat Luhut dan Bahlil Kompak Serang Balik Tom Lembong, Sindir soal Investasi Mangkrak Rp 708 Triliun
Saat Luhut dan Bahlil kompak serang balik Tom Lembong, sindir soal investasi mangkrak Rp 708 triliun.
"Saya ingat betul itu bagaimana Anda curhat ke saya, tapi itulah, sampai Anda meninggalkan kabinet tidak pernah selesai OSS," kata Luhut lagi.
Menteri Investasi/Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Bahlil Lahadalia pun mengimbuhkan soal sisa pekerjaan Tom Lembong.
mencatat, setidaknya warisan investasi mangkrak yang harus diselesaikan pada kepemimpinannya senilai Rp 708 triliun.
Warisan tersebut diperoleh sejak dirinya menjabat sebagai menteri pada Oktober 2029 lalu, menggantikan Tom Lembong yaitu mantan Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal periode pertama Presiden RI Joko Widodo (Jokowi) pada tahun 2016-2019.
"Saya masuk di BKPM bulan oktober 2019, saya diwariskan oleh pemimpin terdahulu saya dengan investasi mangkrak Rp 708 triliun," kata Bahlil dalam Konferensi Pers Realisasi Investasi Triwulan IV, Rabu (24/1/2024).
Bahlil mengatakan, warisan investasi mangkrak itu berhasil terealisasi senilai Rp 558,7 triliun atau 78,9 persen dalam kurun waktu kurang dari 3 tahun.
Bahlil bilang, investasi yang mangkrak itu tidak bisa terealisasi secara keseluruhan sebesar Rp 708 triliun, sebab ada beberapa perusahaan yang mengundurkan diri lantaran terjadi masalah internal.
"Yang lainnya tidak bisa lagi kita eksekusi karena Pandemi Covid-19, perusahaan-perusahaan itu mundur. Ini sekaligus laporan saya kepada publik, bukan kita tidak bisa mengeksekusi karena memang perusahannya mengalami problem internal, karena Covid-19 dan segala macam," jelasnya.
Bahlil menjabarkan, realisasi investasi yang saat itu mangkrak salah satunya yaitu dari PT Lotte Chemical Indonesia senilai Rp 60 triliun. Pada era-nya, investasi di Petrochemical ini berjalan mulus dan progresnya sudah mencapai 80 persen.
"Bukti Rp 558,7 triliun itu ada PT Lotte Chemical Indonesia. Ini investasi ada di cilegon, sekarang progresnya sudah mencapai 80 persen. Ini mangkrak 4 sampai 5 tahun," ucap dia.
"Pemimpin saya terdahulu enggak bisa menyelesaikan ini, karena memang ilmu lapangan tidak ada sekolahnya di Harvard. Apalagi menyelesaikan masalah pemain-pemain lapangan," imbuhnya menegaskan.
Selain itu, Bahlil mengatakan investasi lain yang juga sudah berhasil dipulihkan yaitu PLTS Terapung Cirata, proyek ini sudah mangkrak selama 5 tahun.
Terakhir, pabrik semen di Kalimantan Timur.
Baca juga: Profil Tom Lembong yang Live TikTok bareng Anies, Mantan Mendag yang Piawai Menulis Pidato
"Jadi itu contoh tiga, saya tidak perlu kasih contoh banyak nanti waktu saya habis. Itu adalah saya diwarisi oleh pemimpin terdahulu saya untuk saya selesaikan," ucap dia.
"Tapi tidak boleh kita marah, karena sistem pemimpinan di republik ini berkelanjutan dan perbaikan. Jadi saya melanjutkan untuk memperbaiki," sambungnya.
Untuk diketahui saja, pernyataan Thomas Lembong yang memberikan catatan untuk Presiden Jokowi sendiri merupakan tanggapannya setelah namanya disebut-sebut oleh Gibran Rakabuming dalam Debat Cawapres 2024.
Kala debat, Gibran berseloroh kalau Muhaimin Iskandar atau Cak Imin sangat mengandalkan catatan dari Tom Lembong saat menjawab pertanyaan di sesi tanya jawab.
Profil Thomas Lembong
Sebelum masuk menjadi anggota kabinet di periode pertama Presiden Jokowi, karier Tom Lembong bisa dibilang sangat mentereng.
Ia sudah makan asam garam sebagai analis dan bankir di berbagai institusi keuangan, baik di dalam maupun di luar negeri.
Lulus dari kuliah, Tom Lembong memulai kariernya pada tahun 1995 di Divis Ekuitas Morgan Stanley (Singapore) Pte.Ltd. Kemudian menjadi bankir investasi di Deutsche Securities Indonesia dari tahun 1999 hingga 2000.
Pada tahun 2000 hingga 2002, Tom Lembong menjabat sebagai kepala divisi dan wakil presiden senior di Badan Penyehatan Perbankan Nasional (BPPN).
Lalu bekerja Farindo Investments dari tahun 2002-2005.
Diketahui, Tom Lembong adalah salah satu pendiri, Chief Executive Officer, dan Managing Partner di Quvat Management Pte. Ltd, sebuah dana ekuitas swasta yang didirikan pada tahun 2006.
Ia juga berasal dari keluarga yang cukup berpengaruh di Tanah Air.
Tom Lembong diketahui adalah keponakan Eddie Lembong, pria Minahasa yang mendirikan PT Pharos Indonesia, salah satu perusahaan farmasi terbesar swasta.
Keluarga Thomas Lembong juga diketahui sebagai pemilik perusahaan jaringan bioskop PT Graha Layar Prima Tbk (BlitzMegaplex). (*)
Ikuti Saluran WhatsApp Tribun Kaltim dan Google News Tribun Kaltim untuk pembaharuan lebih lanjut tentang berita populer lainnya.
Artikel ini dirangkum dari Tribunnews.com, Tribunnews.com, dan Kompas.com dan Kompas.com
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.