Berita Kutim Terkini

Habitatnya Buaya Siam dan Bekantan, LBMS di Kutai Timur Jadi Kawasan Penting Ekosistem

Lahan Basah Mesangat-Suwi yang berlokasi di Kecamatan Long Mesangat dan Muara Ancalong, Kabupaten Kutai Timur sudah terkenal menjadi habitatnya buaya

Penulis: Nurila Firdaus | Editor: Mathias Masan Ola
HO/Yayasan Ulin
Aktivitas di Kawasan Ekosistem Penting Lahan Basah Mesangat-Suwi di Kabupaten Kutai Timur, Kalimantan Timur. 

TRIBUNKALTIM.CO, SANGATTA - Lahan Basah Mesangat-Suwi yang berlokasi di Kecamatan Long Mesangat dan Muara Ancalong, Kabupaten Kutai Timur sudah terkenal menjadi habitatnya buaya siam atau buaya badas hitam dan bekantan yang juga satwa endemik Kalimantan.

Dalam kesempatan ini, Ketua Yayasan Konservasi Khatulistiwa Indonesia (Yasiwa), Monica Kusneti menyampaikan LBMS telah menjadi kawasan ekosistem penting berdasarkan SK Nomor 660/K.391/2023 dengan luas 14.165,67 hektare.

Hal itu disebabkan di LBMS terdapat 15 jenis mamalia, 114 jenis burung, 33 jenis reptil dan ampibi, 50 jenis ikan air tawar dan 102 jenis tumbuhan berbunga serta 28 jenis tumbuhan paku-pakuan.

Baca juga: Galakan Konservasi, FMIPA Universitas Mulawarman Samarinda Gelar Simposium Lahan Basah Mesangat-Suwi

"Pada Dokumen Strategi Nasional dan Rencana Aksi Pengelolaan lahan basah menyebutkan ada 20 manfaat dari lahan basah di daratan dan dua manfaat khusus dari lahan basah di pantai," ujar Kiki, sapaan akrabnya, Minggu (28/1/2024).

Kiki menyebutkan beberapa manfaat lahan basah di Kutai Timur diantaranya sebagai pengendali banjir, penghambat sedimen dan penjernih air, penahan dan penyedia unsur hara, stabilisasi iklim mikro dan pengendali iklim global, penyedia sumber makanan, sumber energi, sumber air, dan sebagai habitat hidupan liar serta kekhasan warisan budaya.

Tak hanya itu, Kawasan Ekosistem Penting Lahan Basah Mesangat Suwi (KEP LBMS), juga merupakan sumber perikanan bagi masyarakat.

"Posisi ini menjadikkannya lebih mendesak untuk dilindungi karena lahan basah di sekitarnya telah banyak dikonversi dari perkebunan dan pertambangan," ucapnya.

Menurutnya, untuk melindungi KEP LBMS, konsorsium yang terdiri dari Yasiwa dan Yayasan Ulin, mengambil posisi sebagai mitra pembangunan dalam Forum Pengelolaan KEP LBMS.

Baca juga: Lahan Basah Mesangat Suwi Kutai Timur jadi Daya Dukung Wisata Forest City IKN Nusantara

Forum tersebut beranggotakan pemerintah daerah, akademisi, mitra pembangunan dan masyarakat.

"Mereka menjalankan “Program Penguatan Pengelolaan Kolaboratif Kawasan Ekosistem Penting Lahan Basah Mesangat Suwi sebagai habitat buaya badas dan bekantan serta sumber perikanan bagi masyarakat” melalui pendanaan dari Tropical Forest Conservation Act (TFCA) Kalimantan," pungkasnya. (*)

Ikuti Saluran WhatsApp Tribun Kaltim dan Google News Tribun Kaltim untuk pembaruan lebih lanjut tentang berita populer lainnya

Sumber: Tribun Kaltim
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved