Berita Kutim Terkini
Inilah Penghuni LBMS di Kutai Timur, 15 Jenis Mamalia, 114 Jenis Burung, 33 Jenis Reptil dan Ampibi
Inilah Penghuni LBMS di Kutai Timur, 15 Jenis Mamalia, 114 Jenis Burung, 33 Jenis Reptil dan Ampibi
Penulis: Ias | Editor: Mathias Masan Ola
Laporan Wartawan TribunKaltim.co/Nurila Firdaus
TRIBUNKALTIM.CO, SANGATTA - Inilah Penghuni LBMS di Kutai Timur, 15 Jenis Mamalia, 114 Jenis Burung, 33 Jenis Reptil dan Ampibi.
Bahkan LBMS ini terkenal karena menjadi habitatnya buaya siam atau buaya badas hitam dan bekantan yang juga satwa endemik Kalimantan.
Selain itu juga ada 50 jenis ikan air tawar dan 102 jenis tumbuhan berbunga serta 28 jenis tumbuhan paku-pakuan yang menghuni LBMS.
Baca juga: Galakan Konservasi, FMIPA Universitas Mulawarman Samarinda Gelar Simposium Lahan Basah Mesangat-Suwi
Lahan Basah Mesangat-Suwi yang berlokasi di Kecamatan Long Mesangat dan Muara Ancalong, Kabupaten Kutai Timur sudah terkenal dengan beragam jenis hewan dan tumbuhan unik ini.
Ketua Yayasan Konservasi Khatulistiwa Indonesia (Yasiwa), Monica Kusneti menyampaikan LBMS telah menjadi kawasan ekosistem penting berdasarkan SK Nomor 660/K.391/2023 dengan luas 14.165,67 hektare.
"Pada Dokumen Strategi Nasional dan Rencana Aksi Pengelolaan lahan basah menyebutkan ada 20 manfaat dari lahan basah di daratan dan dua manfaat khusus dari lahan basah di pantai," ujar Kiki, sapaan akrabnya, Minggu (28/1/2024).
Kiki menyebutkan beberapa manfaat lahan basah di Kutai Timur diantaranya sebagai pengendali banjir, penghambat sedimen dan penjernih air, penahan dan penyedia unsur hara, stabilisasi iklim mikro dan pengendali iklim global, penyedia sumber makanan, sumber energi, sumber air, dan sebagai habitat hidupan liar serta kekhasan warisan budaya.
Tak hanya itu, Kawasan Ekosistem Penting Lahan Basah Mesangat Suwi (KEP LBMS), juga merupakan sumber perikanan bagi masyarakat.
Baca juga: Pesona Lahan Basah Mesangat Suwi Kutai Timur, Dihuni 102 Tumbuhan Berbunga hingga 114 Burung
"Posisi ini menjadikkannya lebih mendesak untuk dilindungi karena lahan basah di sekitarnya telah banyak dikonversi dari perkebunan dan pertambangan," ucapnya.
Menurutnya, untuk melindungi KEP LBMS, konsorsium yang terdiri dari Yasiwa dan Yayasan Ulin, mengambil posisi sebagai mitra pembangunan dalam Forum Pengelolaan KEP LBMS.
Forum tersebut beranggotakan pemerintah daerah, akademisi, mitra pembangunan dan masyarakat.
"Mereka menjalankan “Program Penguatan Pengelolaan Kolaboratif Kawasan Ekosistem Penting Lahan Basah Mesangat Suwi sebagai habitat buaya badas dan bekantan serta sumber perikanan bagi masyarakat” melalui pendanaan dari Tropical Forest Conservation Act (TFCA) Kalimantan," pungkasnya. (*)
Ikuti Saluran WhatsApp Tribun Kaltim dan Google News Tribun Kaltim untuk pembaruan lebih lanjut tentang berita populer lainnya
LBMS
Lahan Basah Mesangat-Suwi
Kutai Timur
mamalia
burung
reptil
Ampibi
TribunKaltim.co
Yayasan Konservasi Khatulistiwa Indonesia
Kapolres Kutim AKBP Fauzan Arianto Ikut Kawal Penyaluran Makan Bergizi Gratis di Sangatta Utara |
![]() |
---|
Pemkab Kutim Siapkan Dapur SPPG di 3 Kecamatan |
![]() |
---|
Dapur SPPG Dayung di Sangatta Utara Diresmikan Bupati Kutim Ardiansyah Sulaiman |
![]() |
---|
Disdikbud Kutim Validasi Data Anak Tidak Sekolah dan Gencarkan Pendidikan Non Formal |
![]() |
---|
Pemkab Kutim Bakal Terapkan MYC Skema 3 Tahun Anggaran |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.