Berita Kutim Terkini
Pesona Lahan Basah Mesangat Suwi Kutai Timur, Dihuni 102 Tumbuhan Berbunga hingga 114 Burung
Lahan Basah Mesangat Suwi yang berlokasi di Kecamatan Long Mesangat dan Muara Ancalong, Kabupaten Kutai Timur, Kalimantan Timur
Penulis: Nurila Firdaus | Editor: Budi Susilo
TRIBUNKALTIM.CO, SANGATTA - Lahan Basah Mesangat Suwi yang berlokasi di Kecamatan Long Mesangat dan Muara Ancalong, Kabupaten Kutai Timur, Kalimantan Timur sudah terkenal.
Karena lokasi tersebut menjadi habitatnya buaya siam atau buaya badas hitam dan bekantan yang juga satwa endemik Kalimantan.
Hal itu dibeberkan oleh Ketua Yayasan Konservasi Khatulistiwa Indonesia (Yasiwa), Monica Kusneti kepada TribunKaltim.co pada Minggu (28/1/2024).
Dia menyampaikan, LBMS telah menjadi kawasan ekosistem penting berdasarkan SK Nomor 660/K.391/2023 dengan luas 14.165,67 hektare.
Baca juga: Lahan Basah Mesangat Suwi Kutai Timur jadi Daya Dukung Wisata Forest City IKN Nusantara
Lantaran di LBMS terdapat 15 jenis mamalia, 114 jenis burung, 33 jenis reptil dan ampibi, 50 jenis ikan air tawar dan 102 jenis tumbuhan berbunga serta 28 jenis tumbuhan paku-pakuan.
Pada Dokumen Strategi Nasional dan Rencana Aksi Pengelolaan lahan basah menyebutkan ada 20 manfaat dari lahan basah di daratan.
"Dua manfaat khusus dari lahan basah di pantai," ujar Kiki, sapaan akrabnya.
Manfaat Bagi Kutai Timur
Kiki menyebutkan, beberapa manfaat lahan basah di Kutai Timur di antaranya sebagai pengendali banjir, penghambat sedimen dan penjernih air, penahan dan penyedia unsur hara.
Juga stabilisasi iklim mikro dan pengendali iklim global, penyedia sumber makanan, sumber energi, sumber air, dan sebagai habitat hidupan liar serta kekhasan warisan budaya.
Tak hanya itu, Kawasan Ekosistem Penting Lahan Basah Mesangat Suwi (KEP LBMS), juga merupakan sumber perikanan bagi masyarakat.
Baca juga: Yayasan Ulin Rencana Tanam 7 Jenis Bibit Tumbuhan di Bekas Karhutla di Lahan Basah Mesangat Kutim
"Posisi ini menjadikannya lebih mendesak untuk dilindungi karena lahan basah di sekitarnya telah banyak dikonversi dari perkebunan dan pertambangan," ucapnya.
Menurutnya, untuk melindungi KEP LBMS, konsorsium yang terdiri dari Yasiwa dan Yayasan Ulin, mengambil posisi sebagai mitra pembangunan dalam Forum Pengelolaan KEP LBMS.

Dimana, forum tersebut beranggotakan pemerintah daerah, akademisi, mitra pembangunan dan masyarakat.
Mereka menjalankan “Program Penguatan Pengelolaan Kolaboratif Kawasan Ekosistem Penting Lahan Basah Mesangat Suwi sebagai habitat buaya badas dan bekantan serta sumber perikanan bagi masyarakat.”
"Melalui pendanaan dari Tropical Forest Conservation Act Kalimantan," pungkasnya.
(*)
Ikuti Saluran WhatsApp Tribun Kaltim dan Google News Tribun Kaltim untuk pembaruan lebih lanjut tentang berita populer lainnya
lahan basah
Mesangat Suwi
Kalimantan Timur
TribunKaltim.co
tumbuhan
Kutai Timur
burung
buaya badas hitam
Pengendali Ekosistem Hutan
Muara Ancalong
Kutai Timur Punya Jatah Cetak Sawah 1.150 Hektare, Dukung Petani Lokal |
![]() |
---|
Dokumen Rencana Kontijensi Jadi Solusi Penanggulangan Bencana di Kutai Timur |
![]() |
---|
Bumdes Mutiara Selangkau Kutim Hadir di Kaltim Expo 2025, Pamerkan Produk Unggulan Frutiboks |
![]() |
---|
BPBD Kutim Gelar Rencana Kontijensi Banjir, Jadi Pedoman saat Terjadi Bencana |
![]() |
---|
Kapolres Kutim Ajak Warga Dusun IX Bumi Etam Kontribusi Lomba Kampung Tertib Lalu Lintas |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.