Tribun Kaltim Hari Ini
Kemendikbudristek Rilis Rapor Pendidikan Kaltara, Kemampuan Numerasi Siswa Masih Merah
Kementerian Pendidikan, Kebudayaan Riset dan Teknologi (Kemdikbudristek) merilis rapor pendidikan daerah dalam beberapa tahun terakhir
Penulis: Jino Prayudi Kartono | Editor: Mathias Masan Ola
TRIBUNKALTIM.CO, TANJUNG SELOR - Kementerian Pendidikan, Kebudayaan Riset dan Teknologi (Kemdikbudristek) merilis rapor pendidikan daerah dalam beberapa tahun terakhir. Termasuk rapor pendidikan di Kalimantan Utara (Kaltara).
Rapor pendidikan daerah menggambarkan hasil yang dicapai dari proses pembelajaran selama satu tahun berjalan.
Sesuai penilaian Kemendikbudristek, kemampuan numerasi dalam rapor pendidikan di Kaltara pada 2023, tercatat jenjang SD, SMP dan SMK masih berwarna merah atau mendapat skor di bawah 41.
Baca juga: Pasca 7 Siswa SDN 012 Tarakan Terkonfirmasi Covid-19, Disdikbud Kaltara Minta Tetap Prokes
Yakni untuk jenjang SD dengan skor 40,81, SMP skornya 39,50 dan SMK mendapat nilai 39,42. Dibandingkan tahun sebelumnya kemampuan numerasi pendidikan di Kaltara mengalami kenaikan.
Untuk nilai jenjang SD mencatatkan kenaikan besar sampai 17,42 poin. Jenjang SMP catat kenaikan 2,56 poin dan jenjang SMK naik 4,53 poin.
Sementara itu, jenjang SMA mendapat nilai 47,50 atau kategori sedang terjadi peningkatan nilai sebesar 10,55 poin.
Untuk diketahui, skor atau nilai dalam rapor pendidikan dibagi dalam tiga kategori. Skor 0 sampai 40 masuk kategori kurang dengan indikator warna merah.
Skor 41 sampai 70 masuk kategori sedang dengan indikator warna kuning. Skor 71 sampai 100 masuk kategori baik dengan indikator warna hijau.
Baca juga: INFO PPPK 2022: Disdikbud Kaltara Keberatan Pembiayaan Gaji Guru PPPK Dibebankan ke Daerah
“Kemampuan numerasi rata-rata naik, baik SD, SMP, SMA dan SMK,” ungkap PIC PDM 04 pada Balai Penjaminan Mutu Pendidikan (BPMP) Kalimantan Utara, Edy Supryady.
Secara umum, kemampuan numerasi dilihat berdasarkan kemampuan peserta didik dalam berpikir menggunakan konsep prosedur, fakta dan alat matematika.
“Numerasi ini literasi matematika atau kemampuan berhitung digunakan untuk menyelesaikan masalah dalam kehidupan sehari hari pada berbagai konteks yang relevan,” jelasnya.
Terkait dengan nilai kemampuan numerasi yang masih rendah, Edy mengungkapkan juga dipengaruhi oleh faktor yang cenderung sama. Yakni kecukupan guru ASN yang kurang dan masih adanya guru dengan status tenaga honorer.
“Pendapatan guru honorer itu kan mohon maaf kita tahu berapa nilainya. Itu akan mempengaruhi pelayanan dia kepada siswa. Utamanya soal cara mengajar,” ujar dia.
Baca juga: Pembiayaan Gaji Guru PPPK Dibebankan ke Daerah, Disdikbud Kaltara Keberatan
Indeks distribusi guru juga dalam kategori kurang atau masih terjadi penumpukan di satu daerah. Jumlah guru penggerak yang masih kurang dan minimnya refleksi serta perbaikan pembelajaran oleh para guru menjadi salah satu penyebab rendahnya nilai tersebut.
“Ketika anak-anak tidak memahami metode terkait berhitung yang disampaikan, berarti harus diganti metode nya. Inilah pentingnya ada refleksi dan perbaikan dalam pembelajaran itu,” kata dia.
Edy menjelaskan, rapor pendidikan didapat melalui asesmen nasional. Teknisnya, peserta didik diminta mengerjakan tes literasi dan tes numerasi serta mengisi survei karakter maupun survei lingkungan belajar.
“Kemudian guru mengisi survei lingkungan belajar dalam bentuk kuisioner. Guru turut diminta menyampaikan persepsi, apa yang telah dan akan dilakukan, mereka diberi studi kasus untuk melihat sejauh mana penalaran mereka,” kata Edy belum lama ini.
Rapor pendidikan secara keseluruhan mencakup lebih dari 90 indikator penilaian. Namun, ada enam indikator yang dijadikan prioritas. Yakni kemampuan literasi, kemampuan numerasi, indeks karakter, iklim keamanan sekolah, iklim kebhinekaan dan kualitas pembelajaran.
“Enam ini lah yang menjadi prioritas, karena memang berhubungan langsung dengan siswa. Jadi, benang merahnya adalah siswa,” ujarnya.
Sama halnya kemampuan numerasi, pada kemampuan literasi di Kaltara pada 2023 juga masih rendah. Jenjang SD di Kaltara mendapat nilai 57,96. Terjadi peningkatan 10,77 poin dibandingkan tahun 2022. Selanjutnya, jenjang SMP mendapat nilai 63,13, atau mengalami peningkatan 8,98 poin dari tahun sebelumnya.
Kemampuan literasi jenjang SMA di Kaltara mendapat nilai 62,27, dimana terjadi penurunan 2,28 poin dari tahun 2022. Terakhir, jenjang SMK mendapat skor 54,44 atau mengalami peningkatan 1,88 poin dari tahun sebelumnya.
Edy memaparkan, kemampuan literasi adalah persentase peserta didik berdasarkan kemampuan dalam memahami, menggunakan, merefleksi dan mengevaluasi beragam jenis teks, baik teks informasional dan teks fiksi.
“Melalui teks fiksi, peserta didik memperoleh hiburan dan menikmati isi bahan bacaan. Sementara melalui teks informasi, peserta didik memperoleh fakta, data dan informasi untuk mengembangkan wawasan dan ilmu pengetahuan peserta didik,” paparnya.
Edy mengungkapkan, penurunan kemampuan literasi jenjang SMA di Kaltara dipengaruhi banyak faktor. Pertama, kecukupan formasi guru ASN pada sekolah yang diselenggarakan pemerintah provinsi berada pada level sedang, atau masih terjadi kekurangan guru.
Faktor kedua, distribusi guru berada dalam kondisi kurang, dimana masih ada guru yang menumpuk di wilayah-wilayah tertentu. Ketiga, kualitas pembelajaran yang dilaksanakan guru belum masuk kategori baik.
“Tugas guru dalam menjaga dan meningkatkan kualitas pembelajaran dipengaruhi 3 hal, yakni manajemen kelas, dukungan psikologis ke anak, dan metode pembelajaran yang digunakan,” ujarnya.
Faktor selanjutnya adalah kesesuaian bidang ilmu, keikutsertaan dalam Pendidikan Profesi Guru (PPG) dan status pekerjaan guru itu sendiri.
“Status guru honor dan belum punya sertifikat pendidik ternyata memiliki pengaruh. Sama juga dengan kualitas guru penggerak dan guru biasa itu beda, khususnya dalam mengajar dan menyajikan materi,” jelasnya.
Berdasarkan data kemampuan literasi SMA di Kaltara, diketahui bahwa guru jarang melakukan refleksi dan perbaikan pembelajaran. Hal ini membuat tidak ada tindak lanjut ketika peserta didik tidak paham dengan materi yang disampaikan.
“Masih banyak guru mengajar yang penting materi sudah disampaikan, terserah siswa paham atau tidak kan bahaya tuh. Harus sering melakukan refleksi, harus dipastikan anak-anak paham tidak ya tentang yang disampaikan,” paparnya.
Dia menambahkan, kualitas pembelajaran dan guru di daerah pedalaman dan perkotaan memiliki perbedaan yang cukup mencolok. “Di sini sudah pakai IT, di pelosok listrik saja terkadang tidak ada. Di kota bukunya lengkap, di pelosok bukunya keluaran 5 sampai 10 tahun yang lalu,” jelasnya.
Faktor lainnya yang juga perlu dipahami adalah pengalaman guru mengikuti pelatihan. Edy mengungkapkan masih banyak guru yang tidak mendapatkan pengalaman pelatihan.
Padahal, guru harus sering dilatih sebelum mengimplementasikan ilmu dan materi pembelajaran yang baru. Pelatihan juga dipercaya membuat cara mengajar dan mendidik semakin baik. (edy nugroho)
PROSES PEMBELAJARAN BERDASARKAN JENJANG SEKOLAH
1. Kemampuan Numerasi
- SD : 40,81 poin
- SMP : 39,50 poin
- SMK : 39,42 poin
- SMA : 47,5 poin
2. Kemampuan Literasi
- SD : 57,96 poin
- SMP : 63,13 poin
- SMK : 54,44 poin
- SMA : 62,27 poin
TIGA KATEGORI PENILAIAN KEMENDIKBUDRISTEK
1. Skor 0 sampai 40 kategori kurang dengan indikator warna merah.
2. Skor 41 sampai 70 masuk kategori sedang dengan indikator warna kuning.
3. Skor 71 sampai 100 masuk kategori baik dengan indikator warna hijau. (edy nugroho)
Kemendikbudristek
Rapor Pendidikan Kaltara
Kemampuan Numerasi
TribunKaltim.co
Kaltara
Kalimantan Utara
Presiden Prabowo Pasang Badan, Tegas Dukung Bahlil Lahadalia di Tengah Isu Munaslub Golkar |
![]() |
---|
Jangan Jual Murah Karbon Biru Kaltim, Wagub: Hasil Perdagangan Harus Kembali untuk Kemakmuran Warga |
![]() |
---|
Bagus Ajak Aliansi Bakwan Diskusi, Pendemo Kecewa Tidak Bisa Ketemu Wali Kota, Sampaikan 5 Tuntutan |
![]() |
---|
Tahu Ada Praktik Pemerasan Pengurusan Sertifikat K3, Eks Wamenaker Immanuel Ebenezer Minta Rp 3 M |
![]() |
---|
Alasan Walikota Balikpapan Tunda Kenaikan PBB 2025, Jangan Sampai Ada Istilah Pati Kedua |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.