Berita Balikpapan Terkini

Peringati Hari Lahan Basah Sedunia, YKAN Tekankan Pentingnya Mangrove dan Ketahanan Wilayah Pesisir

Peringati Hari Lahan Basah Sedunia, YKAN tekankan pentingnya mangrove dan ketahanan wilayah pesisir.

Penulis: Ardiana | Editor: Diah Anggraeni
Tribun Kaltim
Dosen Kelautan Universitas Mulawarman, Dewi Embong; Ketua Tim Pengelola Mangrove Teluk Semanting, Fathur Rizal; hingga Ketua Kelompok Kerja Mitigasi DDPI Kaltim, Fadjar Pambudhi; dan Blue Carbon Specialist YKAN Aji Anggoro dalam Siniar Podcast yang tayang pada YouTube Tribun Kaltim Official, Kamis (15/2/2024).  

TRIBUNKALTIM.CO, BALIKPAPAN - Untuk memperingati Hari Lahan Basah Sedunia yang jatuh pada 2 Februari lalu, Yayasan Konservasi Alam Nusantara (YKAN) memberikan edukasi melalui Siniar Podcast yang tayang pada kanal YouTube Tribun Kaltim Official, Kamis (15/2/2024). 

Yayasan tersebut mendatangkan beberapa ahli seperti Dosen Kelautan Universitas Mulawarman, Dewi Embong; Ketua Tim Pengelola Mangrove Teluk Semanting, Fathur Rizal; hingga Ketua Kelompok Kerja Mitigasi DDPI Kaltim, Fadjar Pambudhi yang dipimpin langsung oleh Blue Carbon Specialist YKAN, Aji Anggoro. 

Dalam pembahasannya, Ketua Tim Pengelola Mangrove Teluk Semanting Fathur Rizal menyoroti pentingnya lahan basah, termasuk hutan mangrove pada kehidupan masyarakat. 

Menurutnya, ekosistem mangrove tak hanya berpengaruh untuk menahan abrasi ataupun pemecah ombak.

Melainkan juga mempengaruhi perkembangbiakan biota laut sehingga memperbanyak hasil tangkapan warga sekitar. 

Baca juga: SI Bekantan Imigrasi Balikpapan, Beri Kemudahan Layanan Izin Tinggal TKA

Terlebih, imbuhnya, ekosistem mangrove cukup mempengaruhi perekonomian masyarakat sekitar, terutama pada konsep ekowisata. 

"Dengan adanya ekosistem mangrove itu tentu penting bagi kami saat ini, karena kami telah menjadikan kampung kami sebagai ekowisata mangrove," ujarnya. 

Sementara itu, Dosen Kelautan Universitas Mulawarman, Dewi Embong Bulan mengatakan, ekowisata memang menjadi misi pendekatan yang baik untuk menanamkan pentingnya menjaga kelestarian mangrove pada masyarakat sekitar. 

Selain itu, baginya, ekowisata ini diiringi dengan konservasi sehingga dapat memastikan kelestarian mangrove

"Konsep wisata itu berjalan beriringan dengan konservasi. Itu salah satu pendekatan yang bisa kita lakukan dan bisa di amplifikasi di area mangrove yang lain. Jadi ekonomi nya dapat, konservasinya dapat dengan menerapkan ekowisata," jelasnya. 

Baca juga: 11 Petugas KPPS di Balikpapan Dirujuk ke Rumah Sakit, 2 Orang Jalani Rawat Inap

Hal senada Ketua Kelompok Kerja Mitigasi DDPI Kaltim, Fadjar Pambudhi membeberkan, kelestarian lingkungan memang sangat berkaitan dengan peningkatan ekonomi masyarakat sekitar. 

Sehingga, tambahnya, DDPI bertugas mencermati kebijakan hingga menggandeng pemerintah pada upaya mengurangi gas rumah kaca. 

Terlebih, fungsi mangrove yang berhubungan pada upaya pengurangan emisi gas rumah kaca.

Dengan menyerap karbondioksida dan menyimpannya pada akar, batang bahkan daunnya. 

"Kami bertugas mencermati kebijakan, termasuk aksi-aksi dan mitigasi yang sedang berjalan. Termasuk memberikan masukan pada pemerintah kaltim, dalam konteks upaya mengurangi gas rumah kaca," pungkasnya. (*)

Ikuti Saluran WhatsApp Tribun Kaltim dan Google News Tribun Kaltim untuk pembaruan lebih lanjut tentang berita populer lainnya.

Sumber: Tribun Kaltim
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved