Ramadhan 2024

Berapa Hari Lagi Malam Nisfu Syaban 2024? Ini Doa dan Amalan yang Bisa Muslim Kerjakan

Berapa Hari Lagi Malam Nisfu Syaban 2024? Ini Doa dan Amalan yang Bisa Muslim Amalkan

Editor: Nur Pratama
Pinterest.com
Malam Nisfu Syaban. 

TRIBUNKALTIM.CO - Hari ini telah masuk 6 Syaban 1445 H.

Malam Nisfu Syaban 2024 akan berlangsung mulai Sabtu, 24 Februari 2024 setelah Maghrib .

Maka Nisfu Syaban atau 15 Syaban 1445 H bertepatan pada Minggu 25 Februari 2024, dan malam Nisfu Syaban 1445 H dimulai Sabtu 24 Februari 2024 malam. 

Sebagian umat Muslim meyakini malam Nisfu Syaban adalah malam pengampunan dosa.

Oleh karena itu, tak jarang umat Muslim menggunakan malam tersebut untuk mengerjakan berbagai amalan saleh dan kebaikan.

Berikut ini Tribuncirebon.com rangkum amalan yang dianjurkan dilaksanakan di Malam Nisfu Syaban, dilansir dari berbagai sumber:

Baca juga: Terjawab Puasa Nisfu Syaban 2024 Jatuh Pada Tanggal Berapa? Simak juga Niat, Jadwal serta Anjurannya

Amalan yang Dianjurkan

Malam Nisfu Syaban berada di bulan Syaban yang merupakan bulan istimewa menjelang Ramadhan.

Bulan Syaban diartikan menambal, agar umat Muslim menyempurnakan ibadahnya.

Selain itu, di bulan Syaban inilah amal- amalan manusia diangkat dilaporkan kepada Allah SWT.

Sebagaimana dijelaskan dalam hadis, dari Usman bin Zain, Rasulullah SAW bersabda,

ذَلِكَ شَهْرٌ يَغْفُلُ النَّاسُ عَنْهُ بَيْنَ رَجَبٍ وَرَمَضَانَ وَهُوَ شَهْرٌ تُرْفَعُ فِيهِ الْأَعْمَالُ إِلَى رَبِّ الْعَالَمِينَ فَأُحِبُّ أَنْ يُرْفَعَ عَمَلِي وَأَنَا صَائِمٌ

“Bulan Syaban adalah bulan di mana manusia mulai lalai yaitu di antara bulan Rajab dan Ramadhan.”

“Bulan tersebut adalah bulan dinaikkannya berbagai amalan kepada Allah, Rabb semesta alam. Oleh karena itu, aku amatlah suka untuk berpuasa ketika amalanku dinaikkan.” (HR. An Nasa’i. Syaikh Al Albani mengatakan bahwa hadits ini hasan).

Berdasar hadis itulah umat Muslim dianjurkan memperbanyak amalan baik.

Berikut amalan yang dianjurkan tersebut di antaranya:

1. Berpuasa Sunnah

Pada bulan ini Rasulullah SAW memperbanyak puasa di bulan Syaban.

Sebaimana dijelaskan dalam hadis diriwayatkan dari ‘Aisyah radhiallahu ‘anha,

عَنْ عَائِشَةَ -رَضِيَ اللَّهُ عَنْهَا- قَالَتْ: كَانَ رَسُولُ اللهِ -صلى الله عليه وسلم- يَصُومُ حَتَّى نَقُولَ لاَ يُفْطِرُ وَيُفْطِرُ حَتَّى نَقُولَ لاَ يَصُومُ, فَمَا رَأَيْتُ رَسُولَ اللهِ -صلى الله عليه وسلم- اسْتَكْمَلَ صِيَامَ شَهْرٍ إِلاَّ رَمَضَانَ وَمَا رَأَيْتُهُ أَكْثَرَ صِيَامًا مِنْهُ فِي شَعْبَانَ.

Diriwayatkan dari ‘Aisyah radhiallahu ‘anha bahwasanya dia berkata, “Dulu Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam berpuasa sampai kami mengatakan bahwa beliau tidak berbuka, dan berbuka sampai kami mengatakan bahwa beliau tidak berpuasa.

Dan saya tidak pernah melihat Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam menyempurnakan puasa dalam sebulan kecuali di bulan Ramadhan. Dan saya tidak pernah melihat beliau berpuasa yang lebih banyak daripada bulan Sya’ban.”

Demikian, pada bulan Syaban ini pun ada banyak puasa sunnah yang dikerjakan.

Yakni puasa Senin dan Kamis dan ada juga puasa Ayyamul Bidh.

Amalan puasa Senin dan Kamis merupakan amalan yang nilainya istimewa setiap pekan.

Puasa Ayyamul Bidh di pertengahan bulan Syaban.

2. Pelunasan Utang Puasa

Tentu saja di bulan Syaban, umat muslim masih memiliki kesempatan untuk mengerjakan utang puasa Ramadhan tahun lalu.

Dari Abu Salamah, beliau mengatakan pernah mendengar Aisyah Radhiallahu 'anha mengatakan,

كَانَ يَكُونُ عَلَىَّ الصَّوْمُ مِنْ رَمَضَانَ ، فَمَا أَسْتَطِيعُ أَنْ أَقْضِىَ إِلاَّ فِى شَعْبَانَ

“Aku masih memiliki utang puasa Ramadhan. Aku tidaklah mampu mengqodho’nya kecuali di bulan Syaban.”

Yahya (salah satu perowi hadits) mengatakan bahwa hal ini dilakukan ‘Aisyah karena beliau sibuk mengurus Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam. (HR. Bukhari no. 1950 dan Muslim no. 1146).

3. Membaca Al Quran

Memperbanyak membaca Al Quran tidak hanya dikerjakan saat di bulan puasa Ramadhan.

Muslim juga hendaknya mengerjakan di bulan-bulan biasa termasuk di bulan Syaban.

Salamah bin Kahil berkata,

كَانَ يُقَالُ شَهْرُ شَعْبَانَ شَهْرُ القُرَّاء

“Dahulu bulan Sya’ban disebut pula dengan bulan membaca Al Qur’an.”

وَكَانَ عَمْرٌو بْنِ قَيْسٍ إِذَا دَخَلَ شَهْرُ شَعْبَانَ أَغْلَقَ حَانَوَتَهُ وَتَفْرُغُ لِقِرَاءَةِ القُرْآنِ

‘Amr bin Qois ketika memasuki bulan Sya’ban, beliau menutup tokonya dan lebih menyibukkan diri dengan Al Qur’an.

Abu Bakr Al Balkhi berkata,

شَهْرُ رَجَبٍ شَهْرُ الزَّرْعِ ، وَشَهْرُ شَعْبَانَ شَهْرُ سَقْيِ الزَّرْعِ ، وَشَهْرُ رَمَضَانَ شَهْرُ حِصَادِ الزَّرْعِ

“Bulan Rajab saatnya menanam. Bulan Sya’ban saatnya menyiram tanaman dan bulan Ramadhan saatnya menuai hasil.” (Lihat Fatwa Al-Islam Sual wa Jawab no. 92748)

4. Menjauhi Perbuatan Syirik

Allah SWT tidak akan mengampuni orang-orang yang melakukan perbuatan syirik atau menyekutukan Allah SWT dengan lainnya.

Rasulullah SAW bersabda:

إِنَّ اللَّهَ لَيَطَّلِعُ فِي لَيْلَةِ النِّصْفِ مِنْ شَعْبَانَ, فَيَغْفِرُ لِجَمِيعِ خَلْقِهِ, إِلاَّ لِمُشْرِكٍ أَوْ مُشَاحِنٍ.

“Sesungguhnya Allah muncul di malam pertengahan bulan Syaban dan mengampuni seluruh makhluknya kecuali orang musyrik dan musyahin.”

Selain itu, Allah SAW juga membenci bentuk permusuhan.

Rasulullah SAW juga secara khusus tentang orang yang memiliki permusuhan dengan saudara seagamanya:

تُفْتَحُ أَبْوَابُ الْجَنَّةِ يَوْمَ الاِثْنَيْنِ وَيَوْمَ الْخَمِيسِ فَيُغْفَرُ لِكُلِّ عَبْدٍ لاَ يُشْرِكُ بِاللَّهِ شَيْئًا إِلاَّ رَجُلاً كَانَتْ بَيْنَهُ وَبَيْنَ أَخِيهِ شَحْنَاءُ فَيُقَالُ أَنْظِرُوا هَذَيْنِ حَتَّى يَصْطَلِحَا أَنْظِرُوا هَذَيْنِ حَتَّى يَصْطَلِحَا أَنْظِرُوا هَذَيْنِ حَتَّى يَصْطَلِحَا.

“Pintu-pintu surga dibuka setiap hari Senin dan Kamis dan akan diampuni seluruh hamba kecuali orang yang berbuat syirik kepada Allah, dikecualikan lagi orang yang memiliki permusuhan antara dia dengan saudaranya. Kemudian dikatakan, ‘Tangguhkanlah kedua orang ini sampai keduanya berdamai. Tangguhkanlah kedua orang ini sampai keduanya berdamai. Tangguhkanlah kedua orang ini sampai keduanya berdamai’”

5. Memperbanyak Amalan Lainnya

Meski amalan dinaikkan, bukan berarti pada bulan Syaban ini umat Muslim lalai melaksanakan kewajiban dan hak lainnya dalam beribadah.

Umat Muslim tetap dianjurkan melaksanakan amalan sholeh, ketaatan dan amalan kebaikan, di antaranya:

- Melaksanakan shalat lima waktu dan rawatibnya.

- Shalat Tahajud dan Witir. Shalat Dhuha.

- Baca Al Quran, khatamkan dan fahami isinya.

- Memperbanyak dzikir kepada Allah, baca dzikir pagi dan petang, hafalkan dan fahami artinya!

- Memperbanyak sedekah, baik berupa uang maupun makanan.

- Membantu dan menolong orang-orang susah, orang-orang yang sakit, orang-orang yang mengalami kesulitan, mendamaikan orang yang bersengketa. Dan amal-amal sholeh lainnya.

Berikut bacaan doa bulan Syaban:

اللَّهُمَّ بَارِكْ لَنَا فِيْ رَجَبَ وَشَعْبَانَ وَبَلِّغْنَا رَمَضَانَ

Allâhumma bârik lanâ fî Rajaba wa Sya‘bâna wa ballighnâ Ramadhânâ

Artinya: “Ya Allah, berkatilah kami pada Bulan Rajab dan Bulan Sya’ban. Sampaikan kami dengan Bulan Ramadhan."

Doa Malam Nisfu Syaban

Pada malam nisfu Sya'ban dianjurkan untuk membaca doa:

اَللّٰهُمَّ يَا ذَا الْمَنِّ وَلَا يُمَنُّ عَلَيْكَ يَا ذَا الْجَلَالِ وَالإِكْرَامِ يَا ذَا الطَوْلِ وَالإِنْعَامِ لَا إِلٰهَ إِلَّا أَنْتَ ظَهْرَ اللَّاجِيْنَ وَجَارَ المُسْتَجِيْرِيْنَ وَمَأْمَنَ الخَائِفِيْنَ اللّٰهُمَّ إِنْ كُنْتَ كَتَبْتَنِيْ عِنْدَكَ فِيْ أُمِّ الكِتَابِ شَقِيًّا أَوْ مَحْرُومًا أَوْ مُقْتَرًّا عَلَيَّ فِي الرِزْقِ، فَامْحُ اللّٰهُمَّ فِي أُمِّ الكِتَابِ شَقَاوَتِي وَحِرْمَانِي وَاقْتِتَارَ رِزْقِيْ، وَاكْتُبْنِيْ عِنْدَكَ سَعِيْدًا مَرْزُوْقًا مُوَفَّقًا لِلْخَيْرَاتِ فَإِنَّكَ قُلْتَ وَقَوْلُكَ الْحَقُّ فِيْ كِتَابِكَ المُنْزَلِ عَلَى لِسَانِ نَبِيِّكَ المُرْسَلِ "يَمْحُو اللهُ مَا يَشَاءُ وَيُثْبِتُ وَعِنْدَهُ أُمُّ الكِتَابِ" وَصَلَّى اللهُ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمـَّدٍ وَعَلَى اٰلِهِ وَصَحْبِهِ وَسَلَّمَ وَالْحَمْدُ لِلّٰهِ رَبِّ العَــالَمِيْنَ

Allâhumma yâ dzal manni wa lâ yumannu ‘alaik, yâ dzal jalâli wal ikrâm, yâ dzat thawli wal in‘âm, lâ ilâha illâ anta zhahral lâjîn wa jâral mustajîrîn wa ma’manal khâ’ifîn. Allâhumma in kunta katabtanî ‘indaka fî ummil kitâbi syaqiyyan aw mahrûman aw muqtarran ‘alayya fir rizqi, famhullâhumma fî ummil kitâbi syaqâwatî wa hirmânî waqtitâra rizqî, waktubnî ‘indaka sa‘îdan marzûqan muwaffaqan lil khairât. Fa innaka qulta wa qawlukal haqqu fî kitâbikal munzal ‘alâ lisâni nabiyyikal mursal, “yamhullâhu mâ yasyâ’u wa yutsbitu, wa ‘indahû ummul kitâb” wa shallallâhu ‘alâ sayyidinâ muhammad wa alâ âlihî wa shahbihî wa sallama, walhamdu lillâhi rabbil ‘alamîn.

Artinya, "Wahai Tuhanku yang maha pemberi, Engkau tidak diberi. Wahai Tuhan pemilik kebesaran dan kemuliaan. Wahai Tuhan pemberi segala kekayaan dan segala nikmat. Tiada tuhan selain Engkau, kekuatan orang-orang yang meminta pertolongan, lindungan orang-orang yang mencari perlindungan, dan tempat aman orang-orang yang takut. Tuhanku, jika Kau mencatatku di sisi-Mu pada Lauh Mahfuzh sebagai orang celaka, sial, atau orang yang sempit rezeki, maka hapuskanlah di Lauh Mahfuzh kecelakaan, kesialan, dan kesempitan rezekiku. Catatlah aku di sisi-Mu sebagai orang yang mujur, murah rezeki, dan taufik untuk berbuat kebaikan karena Engkau telah berkata–sementara perkataan-Mu adalah benar–di kitabmu yang diturunkan melalui ucapan Rasul utusan-Mu, ‘Allah menghapus dan menetapkan apa yang Ia kehendaki. Di sisi-Nya Lauh Mahfuzh.’ Semoga Allah memberikan shalawat kepada Sayyidina Muhammad saw dan keluarga beserta para sahabatnya. Segala puji bagi Allah SWT." (*)

Ikuti Saluran WhatsApp Tribun Kaltim dan Google News Tribun Kaltim untuk pembaharuan lebih lanjut tentang berita populer lainnya.

Artikel ini telah tayang di TribunJogja.com dengan judul Bacaan Doa Bulan Syaban dan Doa Malam Nisfu Syaban, Amalan Sebelum Ramadhan, 

Artikel ini telah tayang di TribunCirebon.com dengan judul Kapan Malam Nisfu Syaban? Jatuh pada Selasa Malam 7 Maret 2023, Ini Doa yang Wajib Diamalkan, 

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved