Pilpres 2024
Final Hasil Quick Count Pilpres 2024, Anies dan Ganjar Tertinggal Jauh Versi Hitung Cepat 3 Survei
Berikut final hasil quick count Pilpres 2024. Capres Anies Baswedan dan Ganjar Pranowo tertinggal jauh versi hitung cepat 3 Lembaga Survei.
TRIBUNKALTIM.CO - Simak informasi seputar Pilpres 2024 terkini.
Berikut final hasil quick count Pilpres 2024.
Capres Anies Baswedan dan Ganjar Pranowo tertinggal jauh versi hitung cepat 3 Lembaga Survei.
Paslon Prabowo-Gibran menang mutlak di real count Pilpres 2024.
Tengok hasil akhir quick count Pilpres 2024 di 3 lembaga survei.
Ya, Prabowo-Gibran hampir sentuh 60 persen menilik hasil quick count Pilpres 2024.
Baca juga: PSI Yakin Lolos DPR RI Meski Baru Dapat 2,8 Persen Versi Quick Count Litbang Kompas, Bagaimana PPP?
Baca juga: Hasil Akhir Quick Count Pilpres 2024 di 3 Lembaga Survei, Prabowo-Gibran Hampir Sentuh 60 Persen
Baca juga: Terjawab Partai Politik Pemenang Pileg 2024 Menurut Quick Count Lembaga Survei Litbang Kompas
Diketahui hasil hitung cepat atau quick count Pilpres 2024 dari tiga lembaga survei telah mencapai angka 100 persen.
Dari tiga lembaga survei tersebut, Prabowo-Gibran unggul atas Anies dan Ganjar.
Bahkan suara yang diperoleh paslon nomor urut 02 tersebut mencapai lebih dari 50 persen.
Dilansir dari TribunWow.com, terdapat tiga lembaga survei yang telah merampungkan hasil quick count.
Di antaranya LSI Denny JA, CSIS, dan Populi Center.
Ketiganya pun menempatkan paslon Prabowo-Gibran unggul telak atas Anies dan Ganjar.
Diketahui dari LSI Denny JA, Prabowo-Gibran dinyatakan unggul satu putaran dengan suara 58,47.
Sementara lembaga survei CSIS, Prabowo-Gibran memperoleh suara 58,2 persen, Anies-Muhaimin 24,9 persen, dan Ganjar-Mahfud 16,8 persen.
Kemudian dalam survei Populi Center, pasangan Prabowo-Gibran juga unggul dengan suara 59,08 persen.
Lalu disusul pasangan Anies-Muhaimin dengan suara 25,06 persen, dan Ganjar-Mahfud 15,86 persen.
Baca juga: 8 Partai Lolos ke Senayan Menurut Hasil Final Quick Count Litbang Kompas, Nasib PSI dan Kata Kaesang
Berikut perolehan sementara 18 partai politik nasional peserta Pemilu 2024 sesuai nomor urut, merujuk pada hasil quick count Litbang Kompas dengan persentase data masuk 94,35 persen:
PKB: 10,83 persen
Partai Gerindra: 13,55 persen
PDIP: 16,29 persen
Golkar: 14,65 persen
Partai Nasdem: 9,75 persen
Partai Buruh: 0,68 persen
Partai Gelora: 0,83 persen
PKS: 8,45 persen
PKN: 0,22 persen
Partai Hanura: 0,82 persen
Partai Garuda: 0,28 persen
PAN: 7,06 persen
PBB: 0,38 persen
Partai Demokrat: 7,61 persen
PSI: 2,83 persen
Perindo: 1,36 persen
PPP: 3,91 persen
Partai Ummat: 0,48 persen
Adapun quick count Litbang Kompas ini menggunakan metodologi stratified random sampling dan memiliki margin of error sebesar 1 persen.
Quick count ini dibiayai secara mandiri oleh Harian Kompas.
Baca juga: Gubernur Kaltara Gunduli Kepala Bareng 30 Orang, Penuhi Nazar Prabowo-Gibran Unggul di Quick Count
Hasil quick count bukanlah hasil resmi.
Komisi Pemilihan Umum (KPU) akan melakukan rekapitulasi suara secara berjenjang dari tingkat terendah sampai tertinggi, yakni tempat pemungutan suara (TPS), lalu kecamatan, kabupaten/kota, provinsi, dan nasional.
Menurut Komisioner KPU RI Hasyim Asy’ari, penetapan hasil rekapitulasi suara dilakukan paling lambat 35 hari setelah pemungutan suara.
Oleh karena pemungutan suara digelar secara serentak pada 14 Februari 2024, penetapan rekapitulasi suara nasional dilakukan paling lambat pada 20 Maret 2024.
PSI Tak Lolos
Dari hasil quick count Pileg 2024 Litbang Kompas, PSI tak lolos ambang batas atau parliamentary threshold sebesar 4 persen.
Sosok Jokowi yang dianggap dekat dengan PSI tak memuluskan jalan ke Senayan, hingga sosok Jokowi dibandingkan dengan peran Susilo Bambang Yudhoyono atau SBY terhadap Demokrat.
Dari hasil hitung cepat Litbang Kompas menunjukkan bahwa PSI diprediksi tidak akan masuk ke parlemen karena perolehan suaranya sementera ini 2,84 persen, di bawah parliamentary threshold 4 persen.
Peneliti Litbang Kompas Bestian Nainggolan mengatakan, hasil hitung cepat itu membuktikan bahwa sosok Presiden Joko Widodo tidak menjamin pendukungnya memilih partai yang dipimpin oleh Kaesang Pangarep, putra bungsu Jokowi, itu.
"(Sosok Jokowi) enggak menjamin (orang memilih PSI)," kata Bestian, Kamis (15/2/2024).
Bestian menuturkan, pengaruh Jokowi terhadap PSI tidak sebesar Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) kepada Partai Demokrat pada 2004.
Ia menjelaskan, ketika itu, SBY sedang berada dalam posisi yang dianggap menjanjikan oleh publik sehingga sukses mendongkrak suara Partai Demokrat.
Untuk diketahui, suara Demokrat pada Pemilu 2004 berada di 7,45 persen, lalu melonjak menjadi 20,85 persen pada 2009 ketika SBY sudah lima tahun berkuasa sebagai presiden.
"Tawaran ini memberikan gambaran sosok tuh, kemudian tahap kedua setelah jadi presiden itu 20 (persen), tinggi kan?
Setelah tidak jadi presiden, anjlok lagi," ujar Bestian.
Menurut dia, situasi ini yang tidak dialami Jokowi karena mantan Walikota Solo itu baru diasosiasikan dengan PSI saat dirinya hendak lengser dari jabatan presiden.
"Sekarang posisinya Pak Jokowi sudah dalam posisi tidak menjadi presiden lagi ke depan kan, jadi dalam pikiran orang itu bukan harapan, masa lalu," kata Bestian. (*)
Ikuti berita menarik lainnya di saluran whatsapp dan google news Tribun Kaltim
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.