Ramadhan 2024

Ada 3 Waktu yang Tepat Mengucapkan Niat Puasa Ramadhan 2024, Penjelasan MUI

Ada 3 waktu yang tepat untuk mengucapkan niat puasa Ramadhan 2024, Penjelasan MUI

Editor: Nur Pratama
canva.com
Ilustrasi - Ada 3 waktu yang tepat untuk mengucapkan niat puasa Ramadhan 2024. 

TRIBUNKALTIM.CO - Tidak lama lagi umat muslim akan masuk di bulan Ramadhan 2024.

Namun, kapan waktu yang tepat untuk mengucapkan niat puasa Ramadhan?

Anggota Komisi Fatwa MUI Pusat Satibi Darwis menjelaskan terdapat tiga waktu mengucapkan niat puasa Ramadhan.

Waktu tersebut pada

1. Malam hari,

2. Saat awal Ramadhan

3. Setelah terbit fajar.

Satibi menjelaskan jumhur ulama memandang waktu untuk mengucapkan niat puasa Ramadhan yakni pada malam hari karena didasarkan pada hadis nabi.

Sementara mazhab Hanafi memandang niat boleh dibaca setelah fajar hingga siang hari.

Baca juga: Lafaz Doa Hari Pertama Bulan Ramadhan 2024, Bahasa Arab, Latin dan Terjemahannya

Hal ini didasarkan pada Surat Al-Baqarah ayat 187.

Meski demikian, Satibi merekomendasikan Muslim untuk mengikuti pendapat jumhur ulama yakni mengucapkan niat puasa Ramadhan pada malam hari.

Ia mengatakan bagi seseorang yang khawatir lupa mengucapkan niat solusinya adalah mengucapkan niat satu kali saja di awal Ramadhan.

"Nawaitu sauma romadhin syahrin kamikan fardhol lillahitaala," sebutnya dikutip dari Tribunnews, via kompas.tv, Rabu (21/2/2024).

Niat itu memiliki arti: sengaja aku berpuasa satu bulan penuh wajib karena Allah SWT.

Sementara terdapat pula niat puasa yang diucapkan pada malam hari selama bulan Ramadhan.

Nawaitu shauma ghadin 'an adaa'i fardhi syahri romadoona haadzihis sanati lillaahita'aala.

Niat itu memiliki arti: saya niat berpuasa esok hari untuk menunaikan kewajiban di bulan Ramadhan tahun ini karena Allah SWT.

Kapan Ramadhan 2024 Dimulai menurut Pemerintah dan Muhammadiyah?

Dikutip dari buku Hisab dan Rukyat oleh Riza Afrian Mustaqim (2022), penetapan awal Ramadhan atau hari raya Idul Fitri dan Idul Adha menggunakan dua cara, yakni hisab dan rukyat.

Secara bahasa, hisab memiliki arti menghitung.

Metode hisab adalah penentuan awal bulan Hijriyah menggunakan hitungan ilmu falak atau ilmu astronomi untuk memastikan apakah hilal sudah berwujud atau belum.

Sedangkan, rukyat secara bahasa artinya melihat.

Sehingga, metode rukyat adalah melihat hilal atau bulan baru di ufuk baik menggunakan mata secara langsung atau alat bantu seperti teropong.

Sehingga untuk menentukan bulan baru dengan rukyat adalah apabila bulan baru benar-benar sudah terlihat.

Untuk aturan terbaru, bulan baru terjadi apabila hilal telah melewati 3 derajat dengan angka elongasi 6,4 derajat antara bulan dan matahari.

Lalu, kapan puasa Ramadhan 2024 dimulai?

Ketetapan puasa Ramadhan 2024 diambil berdasarkan hisab hakiki wujudul hilal yang dipedomani oleh Majelis Tarjih dan Tajdid Muhammadiyah.

Muhammadiyah telah menetapkan awal puasa 1445 H/2024, 1 Ramadhan jatuh pada Senin, 11 Maret 2024.

Muhammadiyah juga telah menetapkan Idul Fitri 1 Syawal yang jatuh pada Rabu, 10 April.

Ketetapan tersebut disampaikan oleh Sekretaris Pimpinan Pusat (PP) Muhammadiyah, Muhammad Sayuti pada (20/1) melalui Konferensi Pers di Kantor PP Muhammadiyah, Jl. Cik Ditiro, No. 23, Kota Yogyakarta.

"Di wilayah Indonesia tanggal 1 Ramadhan 1445 H jatuh pada hari Senin Pahing, 11 Maret 2024 M," bunyi kutipan surat Majelis Tarjih dan Tajdid PP Muhammadiyah, Rabu (17/1/2024).

Adapun puasa Ramadhan 2024 versi Pemerintah belum ditetapkan.

Nantinya, Pemerintah akan menggelar sidang isbat untuk menentukan 1 Ramadhan 1445 H.

Untuk itu, masyarakat Indonesia dapat menunggu informasi resmi dari Pemerintah terkait penetapan awal puasa 2024.

Berdasarkan laman Berdasarkan Kalender Hijriah Indonesia 2024 yang disusun oleh Direktorat Urusan Agama Islam dan Pembinaan Syariah Kementerian Agama (Kemenag) Republik Indonesia (RI), Ramadhan 2024 jatuh pada Selasa, 12 Maret 2024.

Meski demikian, penetapan awal Ramadhan harus menunggu Sidang Isbat yang digelar Kemenag berdasarkan pengamatan hilal menggunakan metode rukyat.

Berikut 8 keistimewaan bulan Ramadhan:

1. Syahrun Azhim (Bulan Yang Agung)

‘Azhim’ digunakan untuk menunjukkan kekaguman terhadap kebesaran dan kemuliaan sesuatu.

Sesuatu yang diagungkan Rasulullah SAW tentulah memiliki nilai yang jauh lebih besar dan sangat mulia dengan sesuatu yang diagungkan oleh manusia biasa.

Alasan mengagungkan bulan Ramadhan adalah karena Allah SWT juga mengagungkan bulan ini.

Dalam Qur’an Surah Al-Hajj ayat 32, Allah berfirman: “Demikianlah (perintah Allah SWT). Dan barangsiapa mengagungkan syiar-syiar Allah, maka sesungguhnya itu timbul dari ketaqwaan hati.”

Ramadhan diagungkan oleh Allah SWT karena pada bulan inilah Allah SWT mewajibkan puasa sebagai salah satu dari lima rukun Islam.

2. Syahrul Mubarak (Bulan Keberkatan)

Bulan ini penuh keberkatan dan manfaat. Detik demi detik di bulan Suci ini bagaikan rangkaian berlian yang sangat berharga bagi orang beriman.

Hal itu dikarenakan semua perbuatan kita ketika berpuasa menjadi ibadah berpahala yang balasannya langsung dari Allah SWT.

Amal baik sekecil mana sekalipun akan dilipatgandakan asalkan ikhlas.

Keberkatan bulan Ramadhan secara kasar dibahagikan kepada 3 bahagian, iaitu 10 malam pertama yang dipenuhi rahmat Allah SWT, 10 malam berikutnya diisi dengan pengampunan (maghfirah), manakala 10 malam terakhir merupakan pembebasan manusia dari api neraka.

3. Syahru Nuzulil Qur’an (Bulan Al-Quran Diturunkan)

Allah SWT mengistimewakan Ramadhan sekaligus menyediakan sasaran terbesar, iaitu menjadikan Al-Quran sebagai pedoman hidup.

Allah berfirman: “Bulan Ramadhan, bulan yang di dalamnya diturunkan Al-Quran sebagai petunjuk bagi manusia dan penjelasan-penjelasan mengenai petunjuk itu dan furqan (pembeda di antara yang hak dan yang batil).

Karena itu, barangsiapa di antara kamu hadir di bulan itu, maka hendaklah ia berpuasa di bulan itu, dan barangsiapa sakit atau dalam perjalanan (lalu ia berbuka), maka (wajiblah baginya berpuasa), sebanyak hari yang ditinggalkannya itu, pada hari-hari yang lain.

Allah menghendaki kemudahan bagimu, dan tidak menghendaki kesukaran bagimu. Dan hendaklah kamu mencukupkan bilangannya dan hendaklah kamu mengagungkan Allah atas petunjuk-Nya yang diberikan kepadamu, supaya kamu bersyukur.” (QS Al-Baqarah: 185)

Ayat di atas menjelaskan bahawa tujuan utama amalan pada bulan Ramadhan ialah membentuk insan bertakwa yang menjadikan Kitabullah sebagai manhajul hayat (pedoman hidup).

4. Syahrus Siyam

Firman Allah SWT: “Hai orang-orang yang beriman, diwajibkan atas kamu berpuasa sebagaimana diwajibkan atas orang-orang sebelum kamu agar kamu bertakwa.” (QS Al-Baqarah: 183)

Dari awal hingga akhir bulan Ramadhan kita menegakkan satu dari 5 rukun (tiang) Islam yang sangat penting, iaitu shaum (puasa).

Kewajiban berpuasa adalah penting sebagaimana kewajiban shalat 5 waktu.

Puasa Ramadhan dilakukan tiap hari dari terbit fajar sehingga terbenam matahari (Maghrib).

Untuk mencapai kesempurnaan puasa, selain menahan diri dari makan, minum dan jimak, kita juga perlu menahan diri dengan meninggalkan perbuatan maksiat dan yang makruh.

5. Syahrul Qiyam

Bulan Ramadhan mengajak umat Islam untuk melakukan amalan orang-orang soleh seperti memperbanyak shalat sunnah dan membaca Al-Quran.

Di bulan Ramadhan, setiap mukmin sangat dianjurkan melakukan shalat sunnah tarawih dan witir sebagai latihan agar mampu mengamalkan qiyamullail di luar bulan Ramadhan.

Rasulullah SAW bersabda: “Barangsiapa mendirikan shalat malam di bulan Ramadhan karena iman dan mengharap pahala, niscaya diampuni dosa-dosanya yang telah lalu.” (HR Muttafaqun 'Alaih).

6. Syahrus Sabr (Bulan Sabar)

Bulan Ramadhan melatih jiwa Muslim untuk sentiasa sabar, tidak mengeluh dan tahan menghadapi rasa lapar dan dahaga.

Sabar adalah kekuatan jiwa dari segala bentuk kelemahan mental dan spiritual. Orang yang sabar akan bersama Allah SWT sedangkan balasan orang-orang yang sabar adalah syurga.

Ramadhan melatih Muslim beramal islami dalam berjamaah untuk meninggikan kalimah Allah SWT.

Sebagaimana Rasulullah SAW bersabda: "Puasa itu setengah kesabaran. Kesabaran itu setengah dari iman." (HR Tirmidzi, Abu Na'im, dan Abu Mas'ud)

7. Syahrul Musawwah (Bulan Santunan)

Ramadhan menjadi bulan santunan apabila orang-orang beriman sadar sepenuhnya bahwa puasa mendidik mereka untuk memiliki rasa simpati terhadap golongan fakir miskin.

Hal itu karena puasa menjadikan kita untuk merasakan lapar dan dahaga sebagaimana yang biasa dirasai oleh golongan tersebut.

Karena itu kaum Muslimin dianjurkan supaya sentiasa bermurah hati untuk membantu golongan yang memerlukan.

Sifat memberi tanpa mengharapkan balasan harus ditanam di dalam setiap diri Muslim.

Segala amal yang berkaitan dengan harta seperti zakat fitrah sedekah, infak, wakaf, dan sebagainya, bahkan zakat harta pun sebaiknya dilakukan pada bulan yang mulia ini.

Memberi, meskipun kecil, bernilai besar di sisi Allah SWT.

Barang siapa yang memberi makan atau minum kepada orang yang berpuasa walaupun hanya seteguk air, mendapat pahala puasa seperti yang diperolehi oleh orang yang berpuasa.

8. Syahrul Yuzdaadu fiihi Rizqul Mu’min (Bulan Rezeki Untuk Orang-orang Mukmin)

Bulan ini rezeki orang-orang beriman akan bertambah karena segala kemudahan dibuka oleh Allah SWT seluas-luasnya.

Para pedagang akan beruntung, orang yang menjadi pekerja mendapat kelebihan pendapatan dan sebagainya.

Namun rezeki terbesar adalah hidayah Allah SWT kemudian hikmah dan ilmu yang begitu mudah diperoleh di bulan yang mulia ini.

Simak berita lainnya di saluran Whatsapp dan google news Tribun Kaltim

Artikel ini telah tayang di TribunJatim.com dengan judul 3 Waktu Mengucapkan Niat Puasa Ramadhan 1445 H/2024, Manakah yang Utama? ini Penjelasan MUI, 

Artikel ini telah tayang di SerambiNews.com dengan judul Ini 8 Keistimewaan Bulan Ramadhan Menurut Hadits At-Thabrani dan Khuzaimah, 

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved