Berita Kukar Terkini

Titik Panas Paling Banyak Terdapat di Kecamatan Kembang Janggut dan Muara Kaman Kutai Kartanegara

Titik Panas Paling Banyak Terdapat di Kecamatan Kembang Janggut dan Muara Kaman Kutai Kartanegara

Penulis: Ias | Editor: Mathias Masan Ola
HO
Kebakaran hutan dan lahan dilaporakan kembali terjadi di Desa Tunjungan, Kecamatan Muara Kaman, Kabupaten Kutai Kartanegara. 

TRIBUNKALTIM.CO, TENGGARONG - Titik Panas Paling Banyak Terdapat di Kecamatan Kembang Janggut dan Muara Kaman Kutai Kartanegara.

Berdasarkan sumber data Sipongi Karhutla Monitoring Sistem Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK), sejak 24 Februari 2024 saja, sudah ada 42 titik panas yang terdeteksi. 

Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kutai Kartanegara (Kukar) mendeteksi 42 titik panas dalam empat hari belakangan ini. Paling banyak ada di Kembang Janggut dan Muara Kaman.

Baca juga: Ada Titik Panas, Walhi Sebut IKN Nusantara Rentan Ancaman Karhutla Setiap Tahun

Titik panas tersebut merupakan indikator awal kebakaran hutan dan lahan di wilayah Kabupaten Kutai Kartanegara selama periode pengamatan Februari 2024.

Kepala Bidang Kedaruratan dan Logistik BPBD Kukar, Abdal mengungkapkan, pada lokasi titik panas suhu relatif tinggi dibandingkan area sekitarnya.

Titik panas tersebut tersebar di 7 kecamatan di Kabupaten Kutai Kartanegara.

Terpantau di Kembang Janggut sebanyak 19 titik, Tenggarong Seberang satu titik, Anggana satu titik, Kenohan satu titik, Kota Bangun satu titik, Muara Kaman 15 titik, dan Muara Muntai sebanyak 13 titik dengan tingkat kepercayaan rendah, menengah, dan tinggi.

“Tapi belum tentu juga karhutla, bisa jadi itu merupakan aktivitas pertambangan,” kata Abdal, Rabu (28/2/2024). 

Baca juga: BMKG Balikpapan Deteksi 415 Titik Panas di 7 Kabupaten di Kaltim, Picu Udara Berkabut Pada Pagi Hari

Mengingat jumlah titik panas yang mengalami peningkatan, Abdal pun mengimbau semua pihak selalu waspada dan mencegah agar tidak terjadi kebakaran hutan dan lahan (karhutla).

Salah satu caranya dengan tidak melakukan pembakaran di hutan maupun lahan agar tidak terjadi penambahan maupun perluasan titik panas.

Menurut Abdal, kewaspadaan perlu dilakukan karena sejumlah kawasan masih mengalami cuaca panas dalam beberapa hari berturut-turut, sehingga hal ini dapat menyebabkan ranting dan daun mengering yang rawan terjadi karhutla saat terkena api maupun bara. (*)

Ikuti Saluran WhatsApp Tribun Kaltim dan Google News Tribun Kaltim untuk pembaruan lebih lanjut tentang berita populer lainnya.

Sumber: Tribun Kaltim
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved