Sejarah
Sejarah 12 Maret: Coca-Cola dengan Kemasan Botol Kaca Pertama Kali Dijual di Dunia
Inilah informasi terkait Sejarah 12 Maret yaitu Coca-Cola dengan kemasan botol kaca pertama kali dijual di dunia.
Penulis: Tribun Kaltim | Editor: Dzakkyah Putri
TRIBUNKALTIM.CO - Inilah informasi terkait Sejarah 12 Maret yaitu Coca-Cola dengan kemasan botol kaca pertama kali dijual di dunia.
Coca-Cola adalah minuman bersoda yang sangat populer di seluruh dunia.
Dikenal dengan warna cokelat khasnya dan rasa manis yang unik, minuman ini memiliki sejarah panjang dan menjadi salah satu merek minuman terkenal.
Coca-Cola dihasilkan oleh The Coca-Cola Company, dan formulanya dijaga sebagai rahasia dagang.
Minuman ini terdiri dari campuran air karbonasi, sirup jagung tinggi fruktosa, kafein, asam fosfat, ekstrak daun koka, dan bahan-bahan lainnya yang memberikan rasa karakteristiknya.
Baca juga: Sejarah 12 Maret: WHO Keluarkan Peringatan Terjadinya Pandemi SARS
Coca-Cola dijual dalam berbagai kemasan, mulai dari botol kaca dan kaleng hingga botol plastik dan sajian di tempat umum.
Selain identik dengan rasa yang menyegarkan, Coca-Cola juga dikenal karena kampanye periklanannya yang kreatif dan ikonik. L
ogo merah dan putih dengan huruf bergaya khas telah menjadi salah satu simbol global yang mudah dikenali.
Coca-Cola tidak hanya merupakan minuman penyegar, tetapi juga menjadi bagian dari budaya populer.
Banyak orang menikmatinya sebagai minuman sehari-hari atau sebagai pendamping dalam berbagai acara dan pesta.
Keberadaan Coca-Cola telah menciptakan pengalaman berbagi dan kenangan yang bersifat universal di seluruh dunia.
Sejarah Botol Pertama Coca-Cola

Dikutip dari situs resmi coca-colacompany.com, konsep awal untuk menjual Coca-Cola berasal dari Joseph A Biedenharn, seorang pemilik toko permen.
Ia memulai penjualan minuman ini di toko permen miliknya yang terletak di Vicksburg, Mississippi, AS.
Keunikan dalam penjualan ini terletak pada penggunaan botol kaca tipe Hutchinson oleh Biedenharn.
Botol-botol tersebut secara unik diidentifikasi dengan tulisan "Biedenharn Candy Company, Vicksburg, Miss."
Joseph A Biedenharn menjadi inovator dalam mendistribusikan Coca-Cola, mengubah minuman ini dari bentuk aslinya menjadi produk yang dapat dijual secara lebih luas melalui botol kaca.
Langkah ini kemudian menjadi salah satu tonggak penting dalam sejarah penyebaran dan pemasaran Coca-Cola, membuka jalan bagi popularitas dan keberhasilan global yang kemudian diraih oleh merek ini.
Awalnya, Joseph A Biedenharn mengemas Coca-Cola dalam botol yang dilengkapi dengan tutup karet.
Tutup karet ini ditempatkan di leher botol dan diikat dengan kawat.
Mekanisme pembukaannya cukup sederhana yaitu dengan menarik kawat ke atas.
Baca juga: Akira Toriyama Pencipta Dragon Ball Meninggal Dunia, Cek Sejarah Anime ini Bisa Populer dan Mendunia
Meskipun praktis, tutup karet ini memiliki dampak negatif terhadap rasa minuman setelah disimpan selama satu minggu.
Karet tersebut dapat mengubah karakteristik rasa asli Coca-Cola, menjadikannya kurang optimal.
Ketika Biedenharn melihat dampak ini, ia melaporkan penggunaan botol dengan tutup karet kepada Griggss Candler, pemilik Coca-Cola pada saat itu, mengingat merek dagang yang dimiliki oleh Coca-Cola.
Namun, Candler tidak merespons atau menindaklanjuti saran dari Biedenharn.
Meskipun langkah unik ini dianggap sebagai upaya inovatif, terlihat bahwa penggunaan botol dengan tutup karet tidak mendapatkan perhatian serius dari pemilik Coca-Cola pada masa itu.
Sebaliknya, beberapa minuman bersoda di Mississippi sudah menggunakan botol sebagai kemasan yang dianggap lebih praktis dan efisien.

Proses Coca-Cola dalam Kemasan Botol
Setelah proses perjalanan dan negosiasi yang panjang, Coca-Cola akhirnya menerima ide Joseph A Biedenharn terkait penjualan dalam botol.
Melalui perjanjian yang dibuat, Biedenharn diberikan hak untuk membotol dan mendistribusikan Coca-Cola.
Dua pengacara muda dari Chattanooga, Tennessee, yang yakin dapat membangun bisnis pembotolan Coca-Cola, ikut terlibat dalam perjanjian ini.
Pada awal 1900-an, Biedenharn memutuskan untuk menggunakan botol lurus agar tidak mengubah rasa minuman.
Botol-botel ini hadir dalam berbagai warna kaca seperti bening, aqua, biru, hijau, dan kuning.
Hak pembotolan Coca-Cola juga diberikan kepada beberapa perusahaan lokal lainnya, mendorong kemajuan signifikan dalam teknologi pembotolan yang meningkatkan efisiensi dan kualitas produk.
Hingga tahun 1909, hampir 400 pabrik pembotolan Coca-Cola beroperasi di Amerika Serikat, sebagian besar dimiliki oleh keluarga.
Jumlah ini terus meningkat, dan pada 1920-an, lebih dari 1.000 pabrik pembotolan Coca-Cola beroperasi di seluruh AS.
Pada 1930-an, perusahaan memulai upaya besar untuk membangun operasi pembotolan di luar AS, membuka pabrik di berbagai negara.
Baca juga: Sejarah 9 Maret: Hari Musik Nasional
Ketika Perang Dunia II dimulai, Coca-Cola sudah dijual dalam botol di 44 negara dan setelah perang berakhir, jumlah pabrik pembotolan meningkat menjadi 64.
Biedenharn tidak hanya merevolusi industri soda tetapi juga membantu meluncurkan Coca-Cola di seluruh dunia.
Kisah sukses ini terabadikan di Museum Coca-Cola Biedenharn di Vicksburg yang menampilkan beragam iklan menarik, peralatan pembotolan, dan sejarah perkembangan Coca-Cola. (*)
Ikuti Saluran WhatsApp Tribun Kaltim dan Google News Tribun Kaltim untuk pembaruan lebih lanjut tentang berita populer lainnya.
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.