Tribun Kaltim Hari Ini
Andi Sarina Surveyor Habitat Buaya Badas Hitam Yayasan Ulin di Kutai Timur, Survei Sebulan Sekali
YAYASAN ULIN, peraih Kalpataru kategori penyelamat lingkungan dari Kabupaten Kutai Timur memiliki staff muda bernama Andi Sarina (25). Andi Sarina
Penulis: Martinus Wikan | Editor: Mathias Masan Ola
YAYASAN ULIN peraih Kalpataru kategori penyelamat lingkungan dari Kabupaten Kutai Timur memiliki staff muda bernama Andi Sarina (25). Andi Sarina yang telah mengabdi di Yayasan Ulin selama hampir 2 tahun itu baru saja muncul di akun media sosial yang cukup besar di Sangatta, Kutim.
Bagaimana tidak, Andi Sarina berani menemani survei habitat Crocodylus siamensis atau Buaya Badas Hitam di Lahan Basah Mesangat Suwi, Kecamatan Long Mesangat Kutai Timur.
"Biasanya kami melakukan survei malam. Untuk kegiatan monitoring Buaya Badas Hitam itu sendiri, kegiatannya rutin setiap satu bulan sekali atau kalau ada tamu yang ingin ke lokasi," ungkap Andi Sarina kepada Tribunkaltim.co, Selasa (12/3/2024)
Baca juga: Sekda Kaltim Sebut Lahan Basah Mesangat-Suwi Destinasi Habitat Buaya Badas akan Populer adanya IKN
Pasalnya, Sarina, sapaan akrabnya, nampak bersentuhan langsung dengan anakan Buaya Badas Hitam yang ternyata dilakukan untuk kebutuhan sampling. Misalnya, untuk mengetahui panjang tubuh, lingkar tubuh, jarak mata individu Buaya Badas Hitam tersebut, sehingga ada beberapa morfologi yang perlu diukur dalam kegiatan sampling dan taksonomi identifikasi.
Tak hanya itu, ia juga melakukan pengukuran PH air, TDS air, dan suhu air di sekitar Buaya Badas Hitam saat ditemukan. "Kami juga melakukan pemantauan tinggi air, jadi misal tinggi air segini buaya yang ditemukan dimana saja dan berapa jumlahnya dalam satu bulan, serta mengetahui titik sebaran buaya badas hitam di Lahan Basah Mesangat," urainya.
Sarina, gadis yang berasal dari Sulawesi itu mengaku, sejak sekolah dasar (SD) telah menyukai pelajaran IPA dan saat masih SMA nilai tertinggi ujian nasional di mata pelajaran Biologi sehingga ia memutuskan untuk kuliah di Universitas Mulawarman jurusan Biologi Fakultas Matematika dan IPA.
Semasa kuliah ia mengambil bidang studi konservasi habitat liar sehingga tak heran saat melakukan kerja lapangan ia bekerja sama dengan Yayasan Ulin dan akhirnya setelah lulus mengabdi di Yayasan Ulin.
"Awalnya melakukan survei di Lahan Basah Mesangat sempat kaget ya, tetapi lama kelamaan terbiasa, pokoknya selagi kita tidak mengganggu satwa yang di sana maka satwa itu juga tidak akan mengganggu kita," pungkasnya.
Baca juga: Lahan Basah Mesangat-Suwi di Kutai Timur Habitatnya Buaya Siam dan Bekantan
Sementara itu, Lahan Basah Mesangat - Suwi yang berlokasi di Kecamatan Long Mesangat dan Muara Ancalong, Kabupaten Kutai Timur sudah terkenal menjadi habitatnya buaya siam atau buaya badas hitam dan bekantan yang juga satwa endemik Kalimantan.
Dalam kesempatan ini, Ketua Yayasan Konservasi Khatulistiwa Indonesia (Yasiwa), Monica Kusneti menyampaikan LBMS telah menjadi kawasan ekosistem penting berdasarkan SK Nomor 660/K.391/2023 dengan luas 14.165,67 hektare.
Hal itu disebabkan di LBMS terdapat 15 jenis mamalia, 114 jenis burung, 33 jenis reptil dan ampibi, 50 jenis ikan air tawar dan 102 jenis tumbuhan berbunga serta 28 jenis tumbuhan paku-pakuan.
"Pada Dokumen Strategi Nasional dan Rencana Aksi Pengelolaan lahan basah menyebutkan ada 20 manfaat dari lahan basah di daratan dan dua manfaat khusus dari lahan basah di pantai," ujar Kiki, sapaan akrabnya, Minggu (28/1/2024).
Kiki menyebutkan beberapa manfaat lahan basah di Kutai Timur diantaranya sebagai pengendali banjir, penghambat sedimen dan penjernih air, penahan dan penyedia unsur hara, stabilisasi iklim mikro dan pengendali iklim global, penyedia sumber makanan, sumber energi, sumber air, dan sebagai habitat hidupan liar serta kekhasan warisan budaya.
Baca juga: 9 Manfaat Lahan Basah Mesangat Suwi Bagi Kutai Timur, Mendesak untuk Dilindungi
Tak hanya itu, Kawasan Ekosistem Penting Lahan Basah Mesangat Suwi (KEP LBMS), juga merupakan sumber perikanan bagi masyarakat. "Posisi ini menjadikkannya lebih mendesak untuk dilindungi karena lahan basah di sekitarnya telah banyak dikonversi dari perkebunan dan pertambangan," ucapnya.
Menurutnya, untuk melindungi KEP LBMS, konsorsium yang terdiri dari Yasiwa dan Yayasan Ulin, mengambil posisi sebagai mitra pembangunan dalam Forum Pengelolaan KEP LBMS. Dimana, forum tersebut beranggotakan pemerintah daerah, akademisi, mitra pembangunan dan masyarakat.
Sabu 1 Kg Diselipkan dalam Baju, Residivis Narkoba Dibekuk Saat Tiba di Bandara SAMS Balikpapan |
![]() |
---|
Bursa Calon Menko Polkam: Sjafrie Sjamsoeddin, Hadi Tjahjanto, dan Tito Karnavian jadi Sorotan |
![]() |
---|
Donna Faroek Terjerat Suap Tambang, KPK Tahan Putri Eks Gubernur Kaltim Terkait Pemberian IUP |
![]() |
---|
BEM UI Minta Purbaya Dicopot, Baru Sehari Menjabat Menkeu Didemo Mahasiswa |
![]() |
---|
Presiden Prabowo Rombak Kabinet Merah Putih, Sri Mulyani Lengser IHSG Langsung Anjlok |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.