Ramadhan 2024

7 Amalan Bisa Dikerjakan Perempuan yang Haid di Bulan Ramadhan Agar Mendapatkan Pahala Besar

Ada 7 amalan yang bisa dikerjakan perempuan yang sedang haid di bulan Ramadhan agar mendapatkan pahala besar.

Editor: Nur Pratama
Pexels/RODNAE Productions via Grid
Ilustrasi berdzikir - Ada 7 amalan yang bisa dikerjakan perempuan yang sedang haid di bulan Ramadhan agar mendapatkan pahala besar. 

TRIBUNKALTIM.CO - Hari ini telah masuk 3 Ramadhan 2024 / 1445 H.

Diketahui, perempuan yang sedang haid tidak boleh berpuasa, salat, dan membaca Al-Qur'an.

Perempuan yang sedang haid tetap bisa melakukan amalan di bulan Ramadhan untuk mendapatkan pahala dan berkah.

Larangan tersebut berdasarkan pertanyaan Mu'adzah juga kepada Aisyah RA:

"Kenapa gerangan wanita yang haid mengqada puasa dan tidak mengqada salat?"

Aisyah menjawab, "Apakah kamu dari golongan Haruriyah? Aku (Mu'adzah) menjawab, "Aku bukan Haruriyah, namun aku hanya bertanya."

Baca juga: Bacaan Dzikir Menjelang Waktu Berbuka Puasa di Bulan Ramadhan, Bahasa Arab, Latin dan Artinya

Aisyah menjawab, "Kami dahulu juga mengalami haid, maka kami diperintahkan untuk mengqada puasa dan tidak diperintahkan untuk mengqada salat," (H.R. Muslim).

Kendati demikian, masa haid tidak menghalangi perempuan untuk melakukan amalan-amalan lain di bulan Ramadhan.

Berikut amalan-amalan di bulan Ramadhan bagi perempuan yang haid.

1. Berzikir

Keutamaan perempuan yang haid tetap diperbolehkan untuk berzikir.

Dengan demikian, meskipun masa haid berlangsung, ia tetap banyak mengingat Allah SWT.

Kebolehan ini berdasarkan hadis Nabi Saw:

"Kami diperintahkan supaya menyuruh keluar para perempuan yang dipingit dalam rumah untuk keluar pada hari raya, bahkan perempuan yang sedang haid."

"Mereka mengucapkan takbir mengikuti takbirnya kaum laki-laki, dan berdoa mengikuti kaum laki-laki dengan mengharap barakah dan kesucian hari raya tersebut (HR Bukhari Muslim).

2. Mendengarkan Al-Qur’an

Meskipun tidak diperkenankan membaca Al-Qur’an, perempuan yang haid tetap diperbolehkan untuk mendengarnya. Kebolehan ini didasari hadis riwayat Ibnu Majah.

Dari Aisyah Ra ia berkata “Rasulullah Saw meletakkan kepalanya di pangkuanku saat aku sedang haid dan ia membaca Al-Qur’an”.

Dengan tetap mendengar Al-Qur’an, hatinya akan selalu terpaut pada kalam-kalam Allah dan senantiasa mendapat rahmat. Allah Swt berfirman:

Dan apabila dibacakan Al-Quran, maka dengarkanlah baik-baik, dan perhatikanlah dengan tenang agar kamu mendapat rahmat (QS. Al-A’raf: 204)

3. Bersedekah

Salah satu amalan di bulan Ramadhan yang paling utama adalah bersedekah.

Hal itu dijelaskan dari hadis riwayat Tirmidzi, dari Anas, ia berkata:

Rasulullah Saw ditanya “Puasa apakah yang lebih utama setelah Ramadhan? Rasulullah Saw bersabda (puasa di bulan) Sya’ban untuk mengagungkan Ramadhan, lalu sedekah apa yang paling utama? Sedekah di bulan Ramadhan” (HR. Tirmidzi)

4. Membangunkan Sahur

Membangunkan dan menyiapkan makanan saat sahur juga termasuk amalan di bulan Ramadhan yang bisa dilakukan perempuan yang sedang haid.

Rasulullah SAW bersabda “Setiap kebaikan adalah sedekah, dan di antara bentuk kebaikan adalah kamu berjumpa saudaramu dengan wajah yang menyenangkan, dan kamu menuangkan air dari embermu ke dalam bejana milik saudaramu (HR Muslim, Tirmidzi, Ibnu Hibban dan Ahmad)

5. Memberi Makan Orang yang Berbuka Puasa

Perempuan yang haid bisa mendapatkan pahala puasa dengan memberi makan orang yang berbuka puasa.

Sebagaimana hadis yang diriwayatkan Imam Tirmidzi:

Rasulullah Saw bersabda “Barangsiapa memberi makan orang yang berpuasa, maka baginya pahala seperti orang yang berpuasa tersebut, tanpa mengurangi pahala dari orang yang berpuasa itu sedikitpun.

6. Shalawat

Shalawat pada Nabi juga termasuk ibadah yang bisa dilakukan oleh perempuan yang sedang haid.

Rasulullah Saw bersabda, “Manusia yang paling berhak bersamaku pada hari kiamat ialah yang paling banyak membaca shalawat kepadaku.” (HR Tirmidzi).

7. Menuntut Ilmu (Thalabul ‘Ilm)

Pada masa suci dianjurkan untuk memperbanyak membaca al-Qur’an, sedangkan di masa haid hendaknya ia membaca tafsirnya.

Perempuan yang haid juga sebaiknya banyak membaca dan mengikuti majlis ilmu terlebih di bulan Ramadhan.

Sebagaimana hadis riwayat Ibnu Majah:

Dari Abdullah bin Amr, ia menceritakan bahwa suatu hari Rasulullah SAW masuk ke masjid. Di dalam masjid tersebut ada dua kelompok sahabat yang sedang berkumpul.

Kelompok pertama sedang membaca al-Qur’an dan berdoa. Sementara kelompok kedua sedang belajar dan mengajar.

Rasulullah Saw pun bersabda “Mereka semua berada dalam kebaikan, yakni mereka yang membaca al-Qur’an dan berdoa kepada Allah, jika Allah berkehendak Dia akan memberi (apa yang mereka minta) dan jika Allah berkehendak Dia akan menahannya dan (kedua) mereka yang belajar dan mengajar. Sesungguhnya aku diutus sebagai seorang guru. Kemudian Rasulullah Saw duduk dan bergabung bersama kelompok yang kedua (HR Ibnu Majah). (*)

Berikut lima keutamaan besar memberi makanan buka puasa di bulan Ramadhan, dirangkum dari Rumaysho.com :

1. Mendapatkan pahala yang sama seperti orang yang berpuasa.

Memberi makan orang yang berpuasa memiliki berkah pahala yang sama besar seperti pahala orang yang berpuasa.

Makanan yang dimaksud di sini adalah makan malam, atau makanan untuk berbuka, dan kurma sebagai hidangan pembuka buka puasa.

Hal ini sesuai dengan janji Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam,

مَنْ فَطَّرَ صَائِمًا كَانَ لَهُ مِثْلُ أَجْرِهِ غَيْرَ أَنَّهُ لاَ يَنْقُصُ مِنْ أَجْرِ الصَّائِمِ شَيْئًا

Artinya, “Siapa memberi makan orang yang berpuasa, maka baginya pahala seperti orang yang berpuasa tersebut, tanpa mengurangi pahala orang yang berpuasa itu sedikit pun juga.”

(HR. Tirmidzi no. 807, Ibnu Majah no. 1746, dan Ahmad 5/192, dari Zaid bin Kholid Al Juhani. At Tirmidzi mengatakan bahwa hadits ini hasan shahih. Syaikh Al Albani mengatakan bahwa hadits ini shahih)

2. Apabila seseorang yang diberi makanan buka puasa berdoa untuk pemberi makanan, maka doanya akan terkabulkan.

Jika seseorang memberikan makanan kepada orang yang berpuasa dan orang tersebut mendoakan hal baik kepada si pemberi makanan, maka doa tersebut sungguh akan dikabulkan.

Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam pernah bersabda,

ثَلاَثَةٌ لاَ تُرَدُّ دَعْوَتُهُمُ الإِمَامُ الْعَادِلُ وَالصَّائِمُ حِينَ يُفْطِرُ وَدَعْوَةُ الْمَظْلُومِ

Artinya, “Ada tiga orang yang do’anya tidak ditolak : (1) Pemimpin yang adil, (2) Orang yang berpuasa ketika dia berbuka, (3) Do’a orang yang terdzolimi.”

(HR. Tirmidzi no. 2526 dan Ibnu Hibban 16/396. Syaikh Al Albani mengatakan bahwa hadits ini shahih).

Pahala akan semakin berlipat ganda jika seseorang yang sedang diberi makan sedang menjalankan ibadah puasa.

Doa yang dipanjatkan penerima makan kepada pemberi makan ketika berpuasa dapat mengalirkan pahala dan keberkahan besar bagi pemberi makan tersebut.

Namun, perlu diperhatikan bahwa ketika kita ingin memberi makan buka puasa, penting juga untuk memilih orang yang saleh, karena harta terbaik adalah di sisi orang yang saleh.

3. Memberi makanan buka puasa sekaligus berpuasa adalah jalan menuju surga.

Dari ‘Ali radhiyallahu ‘anhu, ia berkata, Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

إِنَّ فِى الْجَنَّةِ غُرَفًا تُرَى ظُهُورُهَا مِنْ بُطُونِهَا وَبُطُونُهَا مِنْ ظُهُورِهَا. فَقَامَ أَعْرَابِىٌّ فَقَالَ لِمَنْ هِىَ يَا رَسُولَ اللَّهِ قَالَ لِمَنْ أَطَابَ الْكَلاَمَ وَأَطْعَمَ الطَّعَامَ وَأَدَامَ الصِّيَامَ وَصَلَّى لِلَّهِ بِاللَّيْلِ وَالنَّاسُ نِيَامٌ

“Sesungguhnya di surga terdapat kamar-kamar yang mana bagian luarnya terlihat dari bagian dalam dan bagian dalamnya terlihat dari bagian luarnya.”

Lantas seorang arab baduwi berdiri sambil berkata, “Bagi siapakah kamar-kamar itu diperuntukkan wahai Rasululullah?”

Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam menjawab, “Untuk orang yang berkata benar, yang memberi makan, dan yang senantiasa berpuasa dan shalat pada malam hari di waktu manusia pada tidur.”

(HR. Tirmidzi no. 1984. Syaikh Al Albani mengatakan bahwa hadits ini hasan)

Berdasarkan hadits di atas, jelas bahwa orang yang memberi makanan buka puasa sekaligus berpuasa dijamin masuk surga.

Selain itu, pahala menjadi berlipat ganda atas kedua amal baik yang telah dilakukan, yakni berderma dan berpuasa.

4. Mendapatkan buah-buahan di surga dan ar-rahiq al-makhtum (minuman khamar yang nikmat di surga)

Abu Sa'id Al-Khudri radhiyallahu 'anhu pernah berkata mengenai sabda Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam :

أَيُّمَا مُسْلِمٍ كَسَا مُسْلِمًا ثَوْبًا عَلَى عُرْىٍ كَسَاهُ اللَّهُ مِنْ خُضْرِ الْجَنَّةِ وَأَيُّمَا مُسْلِمٍ أَطْعَمَ مُسْلِمًا عَلَى جُوعٍ أَطْعَمَهُ اللَّهُ مِنْ ثِمَارِ الْجَنَّةِ وَأَيُّمَا مُسْلِمٍ سَقَى مُسْلِمًا عَلَى ظَمَإٍ سَقَاهُ اللَّهُ مِنَ الرَّحِيقِ الْمَخْتُومِ

“Muslim mana saja yang memberi pakaian orang Islam lain yang tidak memiliki pakaian, niscaya Allah akan memberinya pakaian dari hijaunya surga.

Muslim mana saja yang memberi makan orang Islam yang kelaparan, niscaya Allah akan memberinya makanan dari buah-buahan di surga.

Lalu muslim mana saja yang memberi minum orang yang kehausan, niscaya Allah akan memberinya minuman Ar-Rahiq Al-Makhtum (khamr yang dilak).”

(HR. Abu Daud, no. 1682; Tirmidzi, no. 2449. Al-Hafizh Abu Thahir menyatakan bahwa sanad hadits ini dha’if dikarenakan dalam sanadnya terdapat perawi yang dikenal mudallis, yaitu Abu Khalid Ad-Daalani. Hadits ini punya penguat yang juga dha’if sekali dalam riwayat Tirmidzi)

Mengenai ar-rahiq al-makhtum, ar-rahiq adalah khamar murni dan masih asli.

Sementara itu, al-makhtum memiliki makna "dikunci", sehingga hanya pemiliknya yang bisa membuka.

Oleh karena itu, ar-rahiq al-makhtum adalah minuman surga yang sangat spesial dan ditutup dengan minyak misik, yang konon sangat disukai oleh para malaikat.

5. Memberi makanan buka puasa dapat menambah keberkahan karta

Memberi makanan buka puasa termasuk bentuk sedekah.

Meskipun sedekah mungkin mengurangi harta kita secara fisik, bukan berarti harta kita akan semakin berkurang dan menjadi miskin.

Justru, Allah subhanallahu wa ta'ala memberi kita keberkahan harta tanpa kita duga.

Hal ini sebagaimana terdapat dalam hadits,

مَا نَقَصَتْ صَدَقَةٌ مِنْ مَالٍ

Artinya, “Sedekah tidaklah mengurangi harta.” (HR. Muslim, no. 2588).

Menurut Imam Nawawi rahimahullah, maksud dari hadits di atas yaitu :

1) Harta tersebut akan diberkahi dan akan dihilangkan berbagai dampak bahaya padanya. Kekurangan harta tersebut akan ditutup dengan keberkahannya. Ini bisa dirasakan secara inderawi dan kebiasaan.

2) Walaupun secara bentuk harta tersebut berkurang, namun kekurangan tadi akan ditutup dengan pahala di sisi Allah dan akan terus ditambah dengan kelipatan yang amat banyak.

(Syarh Shahih Muslim, 16: 128)

Semoga lima keutamaan besar dari memberi makan orang puasa di atas dapat memberi penerangan bagi kita untuk memperbanyak sedekah, baik dalam kehidupan sehar-hari maupun ketika bulan Ramadhan.

Dengan memberi makan orang berpuasa di bulan Ramadhan, semoga kita mendapat limpahan keberkahan dan pahala yang terus mengalir.

Ikuti berita menarik lainnya di saluran WhatsApp dan google news Tribun Kaltim

Artikel ini telah tayang di TribunManado.co.id dengan judul Yang Suka Traktir Teman Buka Puasa, Ini 5 Keutamaan Besarmu Menurut Hadis, 

Artikel ini telah tayang di TribunPontianak.co.id dengan judul 7 AMALAN Baik yang Bisa Dilakukan Perempuan Saat Haid di Bulan Ramadhan,

Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved