Sejarah
Sejarah 15 Maret: Mikhail Gorbachev Dilantik Sebagai Presiden Eksekutif Pertama Uni Soviet
Simak informasi terkait Sejarah 15 Maret, Mikhail Gorbachev dilantik sebagai presiden eksekutif pertama Uni Soviet.
Penulis: Tribun Kaltim | Editor: Nisa Zakiyah
TRIBUNKALTIM.CO - Simak informasi terkait Sejarah 15 Maret, Mikhail Gorbachev dilantik sebagai presiden eksekutif pertama Uni Soviet.
Mikhail Gorbachev dilantik sebagai Presiden Eksekutif Pertama Uni Soviet pada tanggal 15 Maret 1990.
Mikhail Gorbachev menjadi pemimpin Uni Soviet pada saat yang penting dalam sejarah negara tersebut.
Baca juga: Sejarah 13 Maret: San Diego State University Didirikan Tepat 127 Tahun yang Lalu
Baca juga: Sejarah 12 Maret: Die Schuldigkeit des ersten Gebots, Opera Pertama Mozart Saat Berusia 11 Tahun
Baca juga: Sejarah 11 Maret: COVID-19 Ditetapkan Sebagai Pandemi Global oleh Organisasi Kesehatan Dunia
Mikhail Gorbachev adalah tokoh kunci dalam periode reformasi yang dikenal sebagai Glasnost (transparansi) dan Perestroika (restrukturisasi) yang bertujuan untuk membawa perubahan besar dalam politik, ekonomi, dan masyarakat Uni Soviet.
Sejarah Mikhail Gorbachev Selama Menjadi Presiden Eksekutif
Mikhail Gorbachev terpilih sebagai Sekretaris Jenderal Partai Komunis Uni Soviet pada tahun 1985.

Sejak saat itu, ia mulai menerapkan serangkaian reformasi untuk mengatasi masalah yang dihadapi oleh Uni Soviet, seperti stagnasi ekonomi, korupsi, dan ketidakpuasan rakyat.
Salah satu langkah penting yang diambilnya adalah memperkenalkan politik Glasnost yang memungkinkan kebebasan berbicara dan kebebasan pers yang lebih besar.
Selama masa jabatannya sebagai Presiden Eksekutif, Mikhail Gorbachev terus berusaha untuk mereformasi sistem politik dan ekonomi Uni Soviet.
Salah satunya dengan mengadopsi sistem multi-partai dan mencoba memperkenalkan ekonomi pasar.
Namun, reformasi-reformasi ini juga memicu perubahan besar dalam Uni Soviet dan akhirnya berujung pada keruntuhan Uni Soviet pada tahun 1991.
Meskipun Gorbachev dianggap sebagai tokoh kontroversial dalam sejarah Rusia dan Uni Soviet.
Ia sering dianggap sebagai pemimpin yang berani dan inovatif yang mencoba untuk membawa perubahan yang sangat dibutuhkan dalam sistem yang sudah lama berkuasa.
Baca juga: Sejarah 14 Maret: Hari Matematika Internasional
Sosok Mikhail Gorbachev
Mikhail Gorbachev adalah seorang negarawan dan politisi asal Uni Soviet yang lahir pada tanggal 2 Maret 1931 di wilayah Stavropol Krai, Rusia.
Ia menjadi tokoh yang sangat penting dalam sejarah Uni Soviet karena perannya dalam memimpin reformasi yang radikal pada akhir era Uni Soviet.
Gorbachev naik ke puncak kekuasaan Uni Soviet ketika ia terpilih sebagai Sekretaris Jenderal Partai Komunis Uni Soviet pada tahun 1985.
Selama masa jabatannya, ia memperkenalkan serangkaian reformasi politik dan ekonomi yang dikenal sebagai Glasnost (transparansi) dan Perestroika (restrukturisasi).
Reformasi ini bertujuan untuk mengatasi masalah-masalah yang dihadapi oleh Uni Soviet, seperti stagnasi ekonomi, korupsi, dan ketidakpuasan rakyat.
Selama masa kepresidenannya, Gorbachev berusaha untuk membawa perubahan yang signifikan dalam politik, ekonomi, dan masyarakat Uni Soviet.
Namun, reformasi-reformasi tersebut juga memicu perubahan besar dalam Uni Soviet, termasuk kebangkitan nasionalisme di republik-republik yang berada di dalamnya dan akhirnya berujung pada keruntuhan Uni Soviet pada tahun 1991.
Gorbachev adalah tokoh yang kontroversial dalam sejarah Rusia dan Uni Soviet.
Bagi sebagian orang, ia dianggap sebagai pemimpin yang berani dan inovatif yang mencoba untuk membawa perubahan yang sangat dibutuhkan dalam sistem yang sudah lama berkuasa.
Tetapi, bagi sebagian yang lain, ia dianggap sebagai sosok yang bertanggung jawab atas keruntuhan Uni Soviet dan kehilangan kekuasaan Rusia di panggung dunia.
Baca juga: Sejarah 7 Maret: Kecelakaan Pesawat Garuda Indonesia di Bandara Adisutjipto, 21 Orang Tewas
Kontroversi Mikhail Gorbachev Selama Memimpin
Mikhail Gorbachev, sebagai tokoh yang berperan penting dalam sejarah Uni Soviet, memiliki sejumlah kontroversi yang melekat pada kebijakan dan tindakannya.
Berikut adalah beberapa contoh kontroversi yang terkait dengan Gorbachev:
1. Perestroika dan Glasnost
Meskipun dianggap sebagai upaya reformasi yang penting, kebijakan Perestroika (restrukturisasi ekonomi) dan Glasnost (transparansi politik) yang diperkenalkan oleh Gorbachev menghadirkan ketidakstabilan dan ketidakpastian di Uni Soviet.
Beberapa kritikus menyalahkan kebijakan-kebijakan ini karena memicu perpecahan dan kebangkitan nasionalisme di beberapa republik Soviet, yang pada akhirnya berujung pada keruntuhan Uni Soviet.
2. Keruntuhan Uni Soviet
Sebagian besar kritikus menyalahkan Gorbachev atas keruntuhan Uni Soviet pada tahun 1991.
Mereka menganggap bahwa kebijakan reformasi yang diperkenalkan olehnya melemahkan struktur kekuasaan Uni Soviet dan melepaskan kendali atas republik-republik yang ingin memisahkan diri.
Baca juga: Sejarah 28 Februari: Tabrakan Kereta Api di Selby Tepat 23 Tahun yang Lalu, 10 Orang Tewas
3. Pembantaian Tiananmen
Pada tahun 1989, Gorbachev mengunjungi Tiongkok selama periode protes mahasiswa di Tiananmen Square.
Meskipun ada desakan untuk mengkritik tindakan keras rezim Tiongkok terhadap para demonstran.
Gorbachev memilih untuk tidak mengutuk tindakan tersebut secara langsung, yang menuai kritik dari beberapa pihak.
4. Tindakan Militer di Lithuania
Pada tahun 1991, ketika Lithuania menyatakan kemerdekaannya dari Uni Soviet, Gorbachev mengirim pasukan militer untuk menekan pergerakan tersebut.
Tindakan ini dianggap kontroversial karena bertentangan dengan prinsip demokrasi dan hak untuk menentukan nasib sendiri.
5. Kebijakan Ekonomi
Kebijakan ekonomi yang diperkenalkan oleh Gorbachev untuk mengatasi stagnasi ekonomi di Uni Soviet dinilai tidak berhasil dan bahkan memperburuk situasi ekonomi.
Pembukaan pasar dan liberalisasi ekonomi tidak segera menghasilkan hasil yang diinginkan, dan malah meningkatkan ketidakstabilan ekonomi dan menyebabkan inflasi.
Meskipun Gorbachev mendapat pujian atas keberaniannya dalam memperkenalkan reformasi-reformasi tersebut, sejumlah kontroversi dan kritik terhadap kebijakannya tetap ada, baik pada masa pemerintahannya maupun setelahnya.
(*)
Ikuti Saluran WhatsApp Tribun Kaltim dan Google News Tribun Kaltim untuk pembaruan lebih lanjut tentang berita populer lainnya.
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.