Sejarah
Sejarah 16 Maret: Gunung Agung Mengalami Erupsi di Bali, Tepat 61 Tahun yang Lalu
Sejarah 16 Maret mengingatkan kita pada erupsi Gunung Agung di Pulau Bali yang terjadi tepat 61 tahun lalu.
Penulis: Tribun Kaltim | Editor: Nisa Zakiyah
Untuk itu dibangun beberapa jembatan penghubung dan bangunan pelintas. Selain itu dibangun check dam atau tanggul penghambat.
Tujuannya yaitu mengendalikan material letusan yang masih turun ke hilir dan mengurangi gangguan material terhadap bangunan-bangunan pengairan.
Selain itu juga memulihkan hubungan lalu lintas antara Rendang-Muncan-Selat-Amlapura.
Baca juga: Tanggal 29 Februari 2024 Hari Apa? Sejarah dan Pengertian Kabisat yang Terjadi Setiap 4 Tahun Sekali
Letusan Gunung Agung 2017–2019
Gunung Agung adalah sebuah gunung berapi di pulau Bali di Indonesia yang meletus pada tahun 2017, dan menyebabkan ribuan orang mengungsi dan mengganggu perjalanan udara.
Hingga 27 November 2017, tingkat siaga berada pada level tertinggi dan perintah evakuasi telah dikeluarkan.
Gempa bumi tektonik dari gunung berapi telah terdeteksi sejak awal Agustus, dan aktivitas gunung berapi tersebut meningkat selama beberapa minggu sebelum menurun secara signifikan pada akhir Oktober.
Periode kedua dari kegiatan utama dimulai pada akhir November.
Kronologi Peristiwa Erupsi
Gempa vulkanik telah diamati dari 10 Agustus 2017 dan intensitas aktivitas meningkat dalam minggu-minggu berikutnya.
Penurunan aktivitas terjadi pada akhir September, sebelum periode kedua dari kegiatan yang lebih besar dimulai pada akhir November.
Baca juga: Sejarah 28 Februari: Nilon Ditemukan oleh Wallace Carothers, Seorang Pengidap Gangguan Jiwa
Korban Jiwa
Letusan tersebut menyebabkan sekitar 40.000 orang harus dievakuasi dari 22 desa di sekitar Gunung Agung.
Letusan ini juga menyebabkan bandara sekitar gunung tersebut ditutup.
Bandara Internasional Lombok, yang terletak di pulau tetangga Lombok, ditutup pada 26 November.
Namun dibuka kembali keesokan harinya.
Bandara Internasional Ngurah Rai, terletak di ujung selatan pulau dan barat daya dari gunung berapi, ditutup pada 27 November.
Lebih dari 400 penerbangan dibatalkan dan sekitar 59.000 penumpang tetap tinggal.
Penutupan bandara diperpanjang sampai 30 November 2017.
(*)
Ikuti Saluran WhatsApp Tribun Kaltim dan Google News Tribun Kaltim untuk pembaruan lebih lanjut tentang berita populer lainnya.
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.