Ramadhan 2024
Karena Ketiduran Mandi Wajibnya di Siang Hari, Apakah Puasanya Tetap Sah? Ini Penjelasannya
Bagi suami istri yang dalam kondisi junub, harus mandi wajib agar bisa kembali beribadah sholat.
TRIBUNKALTIM.CO - Hari ini telah masuk 14 Ramadhan 2024 / 1445 H.
Bagi suami istri yang dalam kondisi junub, harus mandi wajib agar bisa kembali beribadah sholat.
Namun, ketika puasa, kadang mereka tertidur hingga sesudah imsakiyah, atau bahkan hingga siang hari dan tak sempat mandi wajib, meski sudah niat puasa sebelum tidur.
Apabila keadaannya demikian, apakah Puasa Ramadhan orang tersebut tetap sah?
Simak penjelasan Ustaz Wahid Ahmadi, Mantan Ketua Ikatan Dai Indonesia (Ikadi) Jawa Tengah berikut ini:
"Mungkin kasusnya dia taruhlah jam 10 malam dia melakukan jima' atau jam 12 lebih malam lagi.
Kemudian, setelah melakukan jima', dia tertidur, ternyata tidak ada yang membangunkan sampai jam 10 pagi, kan begitu kasusnya.
Baca juga: Bagaimana Hukum Keramas di Siang Hari saat Puasa di Bulan Ramadhan? Ini Penjelasannya
Bahkan dia juga belum salat subuh.
Nah, jika memang seperti itu kasusnya, benar-benar tertidur, tidak ada yang membangunkan, ya tidak ada masalah.
Selama dia sudah niat, jadi taruhlah dia tarawih, dia sudah niat besok mau puasa.
Jam 12 (malam) dia melakukan itu lalu junub ternyata tertidur, kelelahan sampai jam 10 (pagi), itu dia puasanya tidak apa-apa.
Dia salat subuh diqadha, terus melakukan puasanya tanpa sahur ya tadi malam, tidak masalah.
Melangsungkan puasanya sampai sore (magrib).
Prinsipnya adalah suci dari qadast besar termasuk junub, itu bukan syarat atau rukun puasa.
Sehingga puasanya sah, meskipun itu ya kebangetan ya kalau sampai bablas jam 10, berarti belum subuh itu dosa, itu harus istigfar itu, meski puasanya sah-sah saja.
Sementara itu kalau dia tidak tertidur, dan sengaja mandi junub telat, bagaimana hukumnya?
Enggak apa-apa, jadi misalnya dia habis sahur melakukan hubungan badan, terus azan subuh.
Dia tidak tertidur, mungkin malas-malas begitu, dia tidak segera mandi, sampai 10 menit setelah azan misalnya, ya tidak masalah.
Secara hukum boleh, bahwa syarat puasa itu tidak harus suci dari hadast besar.
Jadi orang yang dalah keadaan junub itu sah puasanya.
Walaupun, nah ini bicara soal sah-sahan, kalau kita mengabaikan begitu, kemudian menganggap enteng masalah 'Ah ntar saja lah, toh boleh-boleh saja'.
Nah itu sudah meledek namanya ya.
Jadi dalam agama itu tidak hanya soal hukum, di sana ada namanya moralitas, sikap-sikap kita terhadap hukum.
Kalau misalnya ini ya, sunah itu suatu amalan yang bila tidak dikerjakan tidak apa-apa, tidak dosa, tapi dikerjakan mendapat pahala.
Salat sunah misalnya ba'da zuhur, magrib, tapi kemudian kita dengan dalih bahwa itu tidak apa-apa tidak dikerjakan, tidak pernah melakukan 'Ah itu cuma sunah, cuma sunah'.
Lha itu lama-lama akan berdosa karena mengabaikan anjuran agama.
Ini yang perlu dicatat, tidak semua yang boleh kemudian atau sesuatu yang ditolerir dalam agama, lalu boleh saja kita tinggalkan terus menerus, tanpa kita merasa berdosa, itu tidak boleh begitu.
Termasuk tadi soal junub, puasa dalam keadaan junub, ya sekali-kali karena kasus tertentu mandinya terlambat setelah azan subuh.
Ya tidak apa-apa secara hukum.
Tapi kalau terus menerus sengaja melakukan itu ya menjadi tidak betul, berdosa, enggak boleh itu."
Berikut Bacaan Niat Mandi Wajib atau Mandi Junub
نَوَيْتُ الْغُسْلَ لِرَفْعِ الْحَدَثِ اْلاَكْبَرِ فَرْضًا ِللهِ تَعَالَى
Nawaitu Ghusla Lifrafil Hadatsil Akbari Fardhan Lillahi Ta'aala.
Artinya: Aku berniat mandi besar untuk menghilangkan hadats besar fardhu karena Allah ta'aala.
Tata Cara Mandi Wajib atau Mandi Wajib
1. Niat.
2. Mendahulukan mengambil air wudu. Sebelum mandi disunahkan berwudu terlebih dahulu
3. Menghadap kiblat sewaktu mandi dan mendahulukan bagian kanan dari pada kiri
4. Membaca Bismillahirrahmaanirrahiim, pada permulaan mandi
5. Membasuh seluruh badan menggunakan air. Meratakan air ke bagian rambut dan kulit
6. Mendahulukan membasuh segala kotoran dan najis dari seluruh badan
7. Membasuh badan sampai tiga kali
8. Membaca doa sebagaimana membaca doa sesudah berwudu.
7 keutamaan sedekah di bulan Ramadhan berikut ini:
1. Pahala yang Berlipat Ganda
Dikutip dari laman Badan Zakat Kota Yogyakarta, dengan memberikan sedekah di bulan Ramadhan maka akan mendapatkan pahala yang berlipat ganda.
Pasalnya bersedekah di bulan Ramadhan dianggap lebih mulia dibanding hari biasanya.
Seperti diketahui bahwa jika melakukan amalan di bulan suci Ramadhan maka akan diberi pahala berlipat ganda dari Allah SWT.
Oleh sebab itu, sedekah di bulan Ramadhan memiliki bobot dan nilai yang lebih tinggi daripada bulan-bulan lainnya.
2. Menghapus Dosa
Rasulullah SAW menyampaikan bahwa sedekah itu memiliki kekuatan dalam menghapus dosa-dosa orang yang memberikan sedekah.
Apalagi sedekah yang dilakukan di bulan suci Ramadhan, maka orang tersebut akan mendapatkan pengampunan dari Allah SWT dan membersihkan dirinya dari segala dosa-dosanya.
3. Memberi Kebahagiaan
Sedekah termasuk amalan utama karena manfaatnya bukan hanya dirasakan pemberi, tapi juga dirasakan orang lain.
Dengan memberikan sedekah di bulan suci Ramadhan, maka dapat memberikan kebahagiaan dan keberkahan bagi kehidupan seseorang.
Di sisi lain, orang yang menerima sedekah juga bahagia atas rezeki yang diberikan dari Allah lewat seseorang.
Tak hanya itu, bagi si pemberi sedekah akan diberi pahala yang berlipat ganda, dengan syarat memberikan sedekah tersebut dengan rasa ikhlas dan tulus di bulan Ramadhan.
4. Membantu Kaum yang Membutuhkan
Seringkali, bulan Ramadhan menjadi bulan dimana kebutuhan seseorang yang kurang beruntung menjadi lebih terasa.
Dengan memberikan sedekah di bulan ini, seperti halnya memberi makanan untuk berbuka atau sahur menjadi ladang amal kepada mereka yang membutuhkan.
5. Investasi Akhirat
Melansir laman BWI, dengan bersedekah tentunya akan dapat meningkatkan pahala yang dpaat dijadikan sebagai investasi di akhirat.
Dalam hal ini, memberi infak kepada orang yang membutuhkan bisa menjadi amal baik bagi yang memberi.
Hingga pada saat akhirnya tiba, amal kebaikanlah yang bisa menyelamatkan dari siksa api neraka.
6. Meningkatkan Rasa Syukur
Dengan bersedekah, manusia sebenarnya sedang diajarkan tentang arti rasa syukur.
Karena manusia mau dengan ikhlas untuk memberikan sebagian hartanya kepada orang lain.
Oleh sebab itu, sedekah dapat diartikan sebagai wujud dari rasa syukur seseorang atas rezeki yang diberikan oleh Allah SWT.
7. Mendapat Keberkahan Rezeki
Rasulullah SAW menyampaikan bahwasannya, sedekah tidak akan mengurangi rezeki seseorang.
Akan tetapi dengan bersedekah akan menjadi keberkahan bagi kehidupan dan rezeki orang tersebut.
Artikel ini telah tayang di Tribunnews.com dengan judul 7 Keutamaan Sedekah di Bulan Ramadhan, Menghapus Dosa hingga Wujud Rasa Syukur,
Artikel ini telah tayang di TribunWow.com dengan judul Batas Waktu Mandi Wajib bagi Suami Istri saat Puasa Ramadhan, Apakah Sah jika sesudah Imsakiyah?,
Inilah Niat Puasa Syawal yang Dibaca untuk Qadha/Bayar Utang Puasa Ramadhan 2024 |
![]() |
---|
Bacaan Niat Puasa Syawal Sekaligus Bayar Utang Puasa Ramadhan 2024, Penjelasan Ustaz Abdul Somad |
![]() |
---|
Jadwal Puasa Syawal 2024, Jangan Sampai Terlewat, Kapan Waktu Terbaik untuk Mengerjakannya? |
![]() |
---|
Niat Puasa Syawal Sekaligus Bayar Utang Puasa Ramadhan 2024, Baca Doa Apa? Ini Penjelasannya |
![]() |
---|
Bolehkah Puasa Syawal Digabung dengan Puasa Bayar Utang Ramadhan 2024? |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.