Breaking News

Berita Kukar Terkini

Sunga Hitam Lestari Tawarkan Ekowisata Bekantan di Samboja Kukar

Kawasan Ekowisata Sungai Hitam Lestari yang terletak di Kecamatan Samboja, Kabupaten Kutai Kartanegara, Kalimantan Timur makin ramai disambangi

TRIBUNKALTIM.CO/HO
TANAM MANGROVE - Penanaman 1.000 pohon mangrove di area Sungai Hitam sebagai wujud komitmen perusahaan dalam mengurangi emisi karbon dan konservasi lingkungan, serta mendukung kebijakan transisi energi Pertamina dan net zero emission di tahun 2060.TRIBUNKALTIM.CO/HO 

TRIBUNKALTIM.CO,TENGGARONG - Kawasan Ekowisata Sungai Hitam Lestari yang terletak di Kecamatan Samboja, Kabupaten Kutai Kartanegara, Kalimantan Timur makin ramai disambangi.

Ekowisata Sungai Hitam Lestari merupakan program pengembangan masyarakat atau CSR PEP Sangasanga Field di bidang lingkungan yang berfokus pada pengembangan Pokdarwis dan ekowisata berbasis pelestarian bekantan.

Inisiasi program ini memang dilatarbelakangi oleh kondisi habitat bekantan di Indonesia yang terus berkurang dan beralih fungsi menjadi permukiman, tambak, atau pertanian.

Berdasarkan daftar merah Uni Internasional untuk Konservasi Alam (IUCN), status bekantan saat ini masuk kategori terancam punah (endangered).

Baca juga: Minyak Kayu Putih Sungai Hitam, Produk Asli UMKM Kampung Lama Samboja Kukar Butuh Pasar

Di Kecamatan Samboja sendiri jumlah bekantan pada 2013 lalu mencapai 188 ekor, tersebar di sembilan spot area Sungai Hitam. Sayangnya, terjadi perubahan ekologis yang mengganggu kesehatan kawasan Sungai Hitam, baik di hulu maupun hilir.

Seperti adanya pertambangan batu bara di hulu yang menyebabkan keruhnya air sungai akibat pembuangan limbah ke sungai.

Sementara di hilir, luasan area bekantan berkurang 3 Hektare akibat alih fungsi lahan menjadi permukiman, tambak, dan perkebunan.

Ketua Kelompok Sadar Wisata (Pokdarwis) Sungai Hitam Lestari Aidil Amin menuturkan, agar usaha konservasi bekantan lebih kuat, mereka pun membentuk Kelompok Sadar Wisata (Pokdarwis) Sungai Hitam Lestari.

Hingga akhirnya pada 2019, Pertamina EP Sanga Sanga yang memiliki wilayah kerja di Samboja, memberikan dukungan kepada Aidil dan kelompoknya lewat Program Ekowisata Sungai Hitam Lestari.

"Kami mendapatkan banyak dukungan setelah Pertamina EP Sanga Sanga masuk. Tidak hanya soal pelestarian, tetapi juga pengembangan ekowisata," kata pria yang mendapat penghargaan Kandidat Kalpataru 2020 itu.

Bagi wisatawan yang berkunjung ke kawasan Ekowisata Sungai Hitam Lestari, Pokdarwis di sana memiliki kegiatan utama berupa susur sungai yang menjelaskan tentang pariwisata berkelanjutan.

Dari kegiatan ini, Pokdarwis dapat meraup pendapatan Rp70 juta per tahun yang diperoleh dari biaya jasa susur sungai kepada 1.200 wisatawan yang datang setiap tahunnya.

Sekitar 50 persen wisatawan yang berkunjung merupakanwisatawan mancanegara. Selain itu, Pokdarwis di sana dapat menghemat biaya listrik Rp1,2 juta per tahun berkat penggunaan panel surya Energi Baru Terbarukan (EBT).

Fasilitas Ekowisata Bertambah

Sementara itu, Direktur Utama PT Pertamina Hulu Indonesia (PHI), Sunaryanto belum lama ini meresmikan sejumlah fasilitas baru di Kawasan Ekowisata Sungai Hitam Lestari.

Peresmian ini merupakan rangkaian kegiatan Safari Ramadan dan Management Goes to Community (MGTC) yang dihadiri jajaran manajemen PHI dan Muspika Kecamatan Samboja.

Kawasan ekowisata tersebut merupakan bagian dari program CSR unggulan perusahaan yang dikembangkan oleh PEP Sangasanga Field bersama Kelompok Sadar Wisata (Pokdarwis) Sungai Hitam Lestari sejak 2019.

Kini, kawasan ekowisata ini telah memiliki fasilitas berupa pojok belajar, pujasera, tempat parkir, dan toilet.

Sunaryanto, yang akrab disapa Anto ini menyampaikan bahwa keberhasilan program ini berkat peran seluruh pemangku kepentingan, terutama masyarakat kampung lama dan Muspika Kecamatan Samboja.

“Kami berharap dengan diresmikannya fasilitas penunjang ini dapat mendorong pengembangan program ini ke depannya, sehingga dapat memberikan nilai tambah bagi masyarakat sekitar,” jelas Anto.

Setelah acara peresmian, kegiatan dilanjutkan dengan melakukan penanaman 1.000 pohon mangrove di area Sungai Hitam sebagai wujud komitmen perusahaan dalam mengurangi emisi karbon dan konservasi lingkungan, serta mendukung kebijakan transisi energi Pertamina dan net zero emission di tahun 2060.

Baca juga: Upaya Mitigasi Perubahan Iklim, KLHK Tanam Pohon Musim Penghujan di Hutan Lindung Sungai Wain

"Pada tahun 2023 lalu, program ini berhasil meraih predikat PROPER Emas dari Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan,” terangnya.

Menuju Pengembangan Ekoriparian

Program Ekowisata Sungai Hitam Lestari mencakup berbagai aspek, mulai dari konservasi bekantan, penggunaan panel surya, hingga penanaman hutan mangrove. Sejak awal pelaksanaan program, populasi bekantan dan konservasinya kini telah mencapai 400 ekor.

Kemudian aspek penggunaan panel surya dan penanaman hutan mangrove berdampak positif terhadap lingkungan, di mana berkontribusi terhadap pengurangan emisi karbon masing-masing sebanyak 51,04 ton CO2eq/tahun dan 175,34 ton CO2eq/tahun.

Head of Comrel & CID PHI Zona 9, Elis Fauziyah, menyampaikan bahwa, berikutnya Kawasan Ekowisata Sungai Hitam Lestari akan menuju tahap pengembangan ekoriparian, sesuai saran KLHK pada saat sesi penilaian PROPER Emas tahun lalu.

”Saat ini kami sedang mengkaji lebih lanjut untuk pemenuhan indikator lokasi ekoriparian. Kami juga akan berkoordinasi lebih lanjut dengan beberapa instansi pemerintah guna kerja sama pengembangan dan validasi indikator-indikator tersebut,” tambahnya.

Program Sungai Hitam Lestari berkontribusi terhadap upaya pencapaian Tujuan Pembangunan Berkelanjutan, atau Sustainable Development Goals (SGDs), khususnya Tujuan 1 tentang menghapus kemiskinan, Tujuan 8 tentang pekerjaan layak dan pertumbuhan ekonomi, dan Tujuan 15 tentang menjaga ekosistem darat. (*)

 

 

Sumber: Tribun Kaltim
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved