Ramadhan 2024

Bisnis Kue Kering di PPU, Berkah Bagi Sri Wahyuni Selama Ramadhan

Kue kering selalu identik dengan lebaran. Pada hari raya umat muslim ini, tak lengkap rasanya jika tidak ada kue kering yang menjadi sajian bagi tamu

TRIBUNKALTIM.CO/HO
Bisnis kue kering yang dijual Sri Wahyuni di Penajam Paser Utara. TRIBUNKALTIM.CO/HO 

TRIBUNKALTIM.CO, PENAJAM - Kue kering selalu identik dengan lebaran. Pada hari raya umat muslim ini, tak lengkap rasanya jika tidak ada kue kering yang menjadi sajian bagi para tamu yang datang bersilaturahmi.

Lentik jari Sri Wahyuni, salah satu pedagang kue kering di Semoi Kecamatan Sepaku, tampak piawai meramu bahan-bahan kue.

Terigu, mentega, gula pasir, dan berbagai bahan lainnya, dicampur dalam sebuah wadah. Setelah dirasa pas, adonan kue lalu dibentuk sesuai dengan jenisnya.

Sri Wahyuni adalah salah satu pedagang kue kering di Kabupaten Penajam Paser Utara (PPU), sejak 2020 lalu.

Bisnis ini ia geluti, bermula karena melihat tingginya kebutuhan masyarakat dari tahun ketahun.

Baca juga: 5 Resep Kue Kering yang Cocok untuk Sajian Imlek, Ini Cara Membuat Nastar Nanas Kismis

Baca juga: Waspada! Makanan Olahan Mengandung Ganja Berbentuk Kue Kering Beredar di Balikpapan, Cek Penampakan

Pada saat itu, ia bercerita bahwa banyak teman-temannya yang bingung mencari toko kue kering, atau produsen kue kering yang bisa memenuhi kebutuhan baik jumlah maupun rasa yang sesuai.

Ia lalu mencoba menerima beberapa pesanan kue kering, dimulai dari teman-teman dekatnya terlebih dahulu.

“Banyak yang tanyakan juga, dimana ya bisa suruh bikin kue kering, yang enak karena kalau di toko biasanya rasanya tidak sesuai,” ungkapnya Selasa (26/3/2024).

Awalnya, ia hanya berani menerima pesanan puluhan saja. Karena masih takut kue buatannya tidak sesuai dengan lidah pemesan.

Namun, tak disangka kue buatannya ternyata disukai teman-temannya. Dari situlah akhirnya ia mulai menerima pesanan dalam jumlah banyak.

“Akhirnya yang pesan tidak hanya dari teman saja, ada juga dari temannya teman, dari yang lain juga ada Alhamdulillah,” sambungnya.

Sri Wahyuni lalu membuka usaha kue kering dengan nama Yuni Cookies. Meski menerima pesanan 300 hingga 500 pcs setiap Ramadan, namun seluruhnya ia masih memproduksi sendiri, di rumahnya.

Ia juga mengaku tak memiliki karyawan. Biasa hanya mengerjakan sendiri, atau meminta bantuan dari saudaranya.

“Dikerjakan sendiri, begadang juga, kadang kalau sudah lelah baru minta tolong saudara untuk bantu packing,” ujarnya.

Jenis-jenis kue yang diproduksi Sri Wahyuni tergantung pesanan. Biasanya pesanan yang masuk paling banyak jenis nastar keju, nastar original, kue kering rambutan, kue palm, putri salju, semprit, kurma kacang, dan kastengel.

Ia membuka pemesanan sejak sebelum Ramadan. Biasanya melalui aplikasi Facebook, Whatsapp dan Instagram.

“Yang paling banyak itu kastengel sama nastar, ratusan itu yang pesan biasa,” katanya.

Setiap kue, berbeda-beda harganya. Untuk satu toples dijual dengan harga Rp85 hingga Rp90 ribu.

Pada Ramadan kali ini, Sri Wahyuni menerima lebih dari 500 pesanan, satu orang pemesan biasanya membeli lima hingga enam toples dengan jenis yang berbeda-beda.

Baca juga: Wujud Olahan Ganja jadi Kue Kering Cokelat yang Dipesan Warga Balikpapan

Agar kualitas dan rasa kue kering tetap terjaga, Sri Wahyuni baru mulai membuat kue dua minggu menjelang lebaran.

“Ini mulai 15 hari atau dua minggu sebelum lebaran, baru kita mulai bikin,” terangnya.

Berkah yang ia rasakan selama berbisnis kue kering ini, bisa menambah pemasukannya. Ia juga mengaku menggunakan keuntungan dari penjualan kue kering, untuk mudik dan dikirim ke keluarganya.

“Lumayan dan bisa dikirim juga ke keluarga ke orang tua pemasukan dari sini,” tutupnya. (*)

Ikuti Saluran WhatsApp Tribun Kaltim dan Google News Tribun Kaltim untuk pembaruan lebih lanjut tentang berita populer lainnya.

 

Sumber: Tribun Kaltim
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved