Berita Nasional Terkini

Ramai Gunung Marapi Kembali Erupsi, Ternyata Ini Mitologi dari Letusan Gunung Berapi

Gunung Marapi di Sumatera Barat kembali meletus pada Rabu (27/3/2024) pukul 00.13 WIB dinihari. 

Pinterest
Ilustrasi. Ramai Gunung Marapi Kembali Erupsi, Ternyata Ini Mitologi dari Letusan Gunung Berapi. 

Letusan gunung berapi adalah letusan batuan cair, pecahan batuan panas, dan gas panas melalui gunung berapi, yang merupakan lubang di kerak planet atau satelit. 

Letusan gunung berapi dapat menyebabkan hilangnya nyawa dan harta benda. 

Mulai dari letusan yang relatif ringan, seperti yang biasa terjadi pada gunung berapi di Hawaii, hingga letusan yang sangat merusak, seperti letusan gunung Vesuvius yang menghancurkan Pompeii pada tahun 79 Masehi. 

Baca juga: Sosok Viral Yasirli Amri Tewas di Gunung Marapi, Sempat Ngeluh Haus dan Tak Sanggup Jalan ke Ayah

Letusan ini juga berperan dalam perubahan iklim, dengan gas yang dikeluarkan seperti karbon dioksida yang berkontribusi pada pemanasan global, sementara abu, debu, dan gas seperti sulfur dioksida dapat menurunkan suhu global.

Bagaimana gunung berapi meletus?

Letusan gunung berapi terjadi akibat panas yang bergerak di bawah permukaan Bumi. 

Letusan gunung berapi sering kali dimulai dengan akumulasi magma yang kaya gas (batuan cair bawah tanah) di dalam waduk dekat permukaan Bumi, meskipun mungkin didahului oleh emisi uap dan gas dari ventilasi kecil di dalam tanah. 

Gempa bumi kecil, yang mungkin disebabkan oleh naiknya sumbat magma padat dan kental yang berosilasi terhadap selubung magma yang lebih permeabel, juga dapat menandakan letusan gunung berapi, terutama letusan eksplosif.

Dalam beberapa kasus, magma naik melalui saluran ke permukaan sebagai lava yang tipis dan cair, baik mengalir keluar secara terus menerus atau menyembur ke atas dalam bentuk air mancur atau tirai yang bercahaya. 

Letusan gunung berapi di Hawaii termasuk dalam kategori ini. 

Dalam kasus lain, gas yang terperangkap merobek-robek magma dan melemparkan gumpalan lava yang kental ke udara. 

Baca juga: Video Viral Pendaki Minta Tolong saat Terjebak Erupsi Gunung Marapi, Begini Kondisi Zhafirah Kini

Pada letusan yang lebih dahsyat, saluran magma dilubangi oleh ledakan eksplosif, dan fragmen-fragmen padat terlontar dalam awan gas yang sarat dengan abu yang membubung puluhan ribu meter ke udara. 

Contoh dari fenomena ini adalah letusan Gunung Saint Helens pada tahun 1980. 

Banyak letusan eksplosif disertai dengan aliran piroklastik, campuran gas panas dan partikel pijar yang terfluidisasi yang menyapu sisi-sisi gunung berapi, membakar semua yang dilaluinya. 

Jika abu atau gas yang dikeluarkan terkumpul di padang salju atau gletser yang tinggi, mereka dapat mencairkan es dalam jumlah besar, dan akibatnya bisa berupa banjir atau tanah longsor yang mengalir deras ke bawah gunung berapi.

Letusan gunung berapi juga dapat mengakibatkan kerusakan sekunder, di luar kerugian langsung terhadap nyawa dan harta benda akibat letusan itu sendiri. 

Halaman
1234
Sumber: Tribun Kaltim
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved