Berita Nasional Terkini
Petinggi Gerindra Balas Hasto PDIP yang Ibaratkan Gibran Seperti Sopir Truk
Petinggi Gerindra, Habiburokhman membalas ucapan Sekjen PDI Perjuangan Hasto Kristiyanto yang menyebut Gibran Rakabuming Raka bak sopir truk.
TRIBUNKALTIM.CO - Petinggi Gerindra, Habiburokhman membalas ucapan Sekjen PDI Perjuangan Hasto Kristiyanto yang menyebut Gibran Rakabuming Raka bak sopir truk.
Ya, Hasto Kristiyanto mengibaratkan Gibran seperti sopir truk yang menyebabkan kecelakaan di Gerbang Tol Halim Utama, Jakarta, beberapa waktu lalu.
Selain itu, Hasto juga menyebut jika PDIP khilaf mencalonkan Gibran Rakabuming Raka sebagai Calon Wali Kota Solo pada 2020 Lalu.
Pernyataan tersebut membuat Habiburokhman bereaksi.
Wakil Ketua Umum Gerindra, Habiburokhman menilai Hasto Kristiyanto berjiwa kerdil.
Hasto tidak menunjukan sikap sebagai seorang negarawan, karena tidak menunjukan rasa hormat kepada rivalnya.
"Dengan pernyataan tersebut, kami melihat Pak Hasto adalah sosok yang berjiwa kerdil, seorang politisi yang tidak bisa melihat kekalahan secara gentleman," ujar Habiburokhman, Minggu (31/3/2024) dikutip dari YouTube KompasTV.

"Dia tidak sebagai kapastitas sebagai seorang negarawan yang harusnya menunjukkan sikap respect terhadap kompetititor," tuturnya.
Ia pun menilai, Hasto Kristiyanto bukan-lah sosok contoh yang baik bagi generasi muda.
"Pak Hasto ini bukan contoh yang baik buat generasi muda dan kita semua," kata Habiburokhman.
Sebelumnya, Hasto menyamakan Gibran dengan sopir truk yang menyebabkan kecelakaan beruntun di GT Halim.
Hasto mengatakan, sopir truk tersebut masih berusia 17 tahun serta belum memiliki Surat Izin Mengemudi (SIM).
Ia menekankan pentingnya kedewasaan bagi seseorang untuk mengemban jabatan tertentu.
Baca juga: Bandingkan dengan Sopir yang Tabrakan di Halim, Hasto Ungkap Kekhawatirannya Bila Gibran jadi Wapres
"Ini sebagai contoh bagaimana ketika orang hanya berorientasi pada hasil, (sementara) proses, usia itu diabaikan, maka ini juga berbahaya," kata Hasto dalam sebuah diskusi daring pada Sabtu (30/3/2024).
Ia kemudian mengkaitkan dengan dinamika dan persoalan di negara saat ini.
Menurutnya, mengelola suatu negara sebesar Indonesia dengan segala persoalan adalah urusan yang kompleks.
Sehingga, bagi Hasto, diperlukan adanya sosok yang matang dan cukup dewasa untuk mengurusi PR itu.
"Masalah ekonomi, masalah sosial, persoalan geopolitik, persoalan kemiskinan, persoalan egoisme agama yang juga masih sering kali menjadi persoalan terkait dengan mental spiritual kita," ujarnya.
"Di tengah-tengah itu muncul suatu tampilan bagaimana seorang anak presiden yang batas usia belum mencukupi, wali kota juga baru dua tahun, kemudian mendapatkan suatu preferensi," ucap Hasto.
Hasto Sebut PDIP Khilaf
Hasto juga mengatakan bahwa PDIP khilaf mengusung Gibran sebagai Wali Kota Solo.
Hasto menuturkan, saat itu PDIP mengusung Gibran sebagai wali kota solo karena melihat kepemimpinan Presiden Jokowi berhasil membawa kemajuan untuk Indonesia.
"Ya, kami jujur saja khilaf ketika dulu ikut mencalonkan Gibran karena kami juga di sisi lain memang mengakui terhadap kemajuan yang dilakukan Pak Jokowi," kata Hasto dalam sebuah diskusi daring, Sabtu (30/3/2024).
Namun, pihaknya kemudian menyadari ternyata kemajuan itu dipicu beban utang pemerintah yang sangat besar.
Menurut Hasto, utang pemerintah hampir mencapai 196 miliar USD, lalu swasta dan BUMN hampir mencapai 220 miliar USD.
"Ketika ini digabung maka ke depan kita bisa mengalami suatu persoalan yang sangat serius," terangnya.
Di sisi lain, penyesalan itu juga lantaran Jokowi dianggap melakukan praktik nepotisme.
Selain Gibran yang dinyatakan memenangkan Pilpres 2024 bersama Prabowo, saat ini hampir seluruh keluarga atau orang dekat Jokowi digadang-gadang untuk maju dalam kontestasi Pilkada 2024.
"Hampir seluruh keluarga Pak Jokowi, siapa yang dekat dengan Pak Jokowi untuk maju," ucap Hasto.
Bahkan, ungkapnya, untuk menempati posisi jabatan strategis harus mengenal Jokowi sejak menjadi Wali Kota Solo.
"Kami melihat untuk menjadi pejabat Indonesia itu harus kenal Pak Jokowi dulu di Solo. Ini kan anti-meritokrasi, apakah Solo betul-betul menjadi wahana penggemblengan?" ujarnya.
Jawaban Gibran saat Hasto Sebut PDIP Khilaf Usung Dirinya di Pilkada Solo 2020
Gibran merespons ucapan Sekjen PDIP yang sebut partainya khilaf usung putra Jokowi di Pilkada Solo 2020.
Gibran mengucapkan terima kasih dan meminta maaf kepada Hasto.
“Ya, terima kasih, Pak Hasto. Mohon maaf, Pak Hasto,” ujar Gibran saat ditemui di Masjid Raya Sheikh Zayed, Solo, Jawa Tengah, Sabtu (30/3/2024) malam, dilansir TribunSolo.com.
Gibran juga menanggapi pernyataan Hasto yang menyebut Presiden Joko Widodo (Jokowi) dan dirinya biasa berbohong.
Di mana Hasto mengungkit momen ketika Wali Kota Solo itu dipanggil karena menemui calon presiden (capres) Prabowo Subianto di Angkringan Omah Semar 19 Mei 2023 lalu.
Saat itu, Gibran berdalih menemui Prabowo dalam kapasitasnya sebagai Wali Kota Solo yang menerima Menteri Pertahanan (Menhan).
Dan ketika diminta klarifikasi oleh PDIP, ia menegaskan bahwa akan taat pada keputusan partai.
Namun, pada akhirnya putra sulung Presiden Jokowi itu justru menyeberang dan berpasangan dengan Prabowo dalam kontestasi Pilpres 2024.
Mengenai apa yang disampaikan Hasto itu, Gibran meminta maaf.
“Mohon maaf Pak Hasto. Terima kasih. Pak Hasto paling oke,” ujarnya. (*)
Artikel ini telah tayang di Tribunnews.com dengan judul Habiburokhman Balik Sentil Hasto Buntut Ibaratkan Gibran bak Sopir Truk GT Halim hingga PDIP Khilaf.
Ikuti Saluran WhatsApp Tribun Kaltim dan Google News Tribun Kaltim untuk pembaruan lebih lanjut tentang berita populer lainnya.
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.