Pilpres 2024
'Ini Bukan Kiamat', MK Segera Putuskan Hasil Sengketa Pilpres 2024, Semua Diminta Berlapang Dada
Hasil sidang sengketa Pilpres 2024 akan segera diumumkan oleh Mahkamah Konstitusi, pengamat minta semua pihak berlapang dada.
Dalam keterangannya, keempat pembantu Presiden Joko Widodo (Jokowi) itu menyatakan bahwa bansos (bansos) tidak ada kaitannya dengan Pemilu 2024.
Baca juga: Yusril Ihza Mahendra Yakin Prabowo-Gibran Menang Gugatan MK, Usai Dengan 4 Menteri Jokowi Bersaksi
Muhadjir dalam pemaparannya mengakui bahwa pelaksanaan program bansos oleh pemerintah seringkali dikaitkan dengan penyelenggaraan Pemilu 2024.
Namun, dia mengatakan, pemberian bansos yang dilakukan pemerintah sudah direncanakan sejak awal dengan tujuan untuk mencegah kemiskinan dan menghapus kemiskinan ekstrem.
“Kami memahami apabila tugas dan fungsi kami untuk mengkoordinasikan, mensinkronkan, dan mengendalikan pelaksanaan program di lapangan kemudian dikait-kaitkan dengan pesta demokrasi beberapa waktu yang lalu. Namun perlu kami tegaskan bahwa pelaksanaan program-program tersebut di atas sudah direncanakan sejak awal untuk mencegah terjadinya kenaikan angka kemiskinan dan sekaligus menurunkannya dan serta menghapus kemiskinan ekstrem,” ujar Muhadjir di MK, Jumat (5/4/2024).
Muhadjir menyebutkan, angka kemiskinan di Indonesia pada Maret 2023 sebesar 9,36 persen, sedangkan targetnya ditetapkan di kisaran angka 6,5 sampai 7,5 persen.
Sementara angka kemiskinan ekstrem pada Maret 2023 berada di angka 1,12 persen, sedangkan targetnya nol persen. Angka kemiskinan ekstrem tersebut hanya turun 0,92 persen dari angka pada 2022 sebesar 2,04 persen.
Dia mengatakan, program perlindungan sosial (perlinsos) yang disetujui DPR RI dengan alokasi anggaran sebesar Rp 496,8 triliun.
Program perlinsos yang dijalankan Kemenko PMK, antara lain subsidi, bantuan sosial, dan jaminan sosial.

Untuk bantuan pangan beras cadangan pangan pemerintah (CPP) yang digelontorkankepada masyarakat dalam periode Januari-Juni 2024 sebagai perpanjangan program 2023 untuk memitigasi bencana El Nino dan menjaga daya beli masyarakat.
Bantuan ini bukan bagian dari bansos reguler dan dikelola Badan Pangan Nasional (Bapanas).
Kemudian Menko Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto menjelaskan soal mitigasi bencana El Nino pada akhir tahun lalu hingga awal tahun 2024 yang menjadi alasan pemerintah gencar membagikan bansos.
Sebab, dampak El Nino di beberapa tempat produksi pangan terutama beras mengalami gangguan, baik yang tidak bisa melakukan penanaman dan memundurkan jadwal.
Hal ini menyebabkan harga pangan melonjak yang kemudian berpengaruh terhadap masyarakat miskin dan rentan.
“Jadi pada periode tersebut, produksi padi menurun, harga beras internasional meningkat dan inflasi meningkat. Ini jadi salah satu pertimbangan ada bansos terkait El Nino dan pangan,” kata Airlangga.
Dia menambahkan, bila tidak segera diatasi, maka akan berdampak pada pergerakan inflasi pangan yang terus menanjak sejak Juli 2023 hingga puncaknya pada Maret 2024
yang mencapai 10,33 persen year on year (YoY).
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.