Berita Viral

Apa Itu Jamet? Viral Zara Anak Ridwan Kamil Sebut Ingin Jadi Jamet Usai Rambut Pirangnya Disorot

Apa itu jamet yang viral dikaitkan pada Zara anak Ridwan Kamil usai unggah foto rambut pirangnya?

instagram/@camilliazr
Penampilan baru Zara anak Ridwan Kamil tanpa hijab, rambut pirangnya disorot hingga disebut jamet. Terjawab apa itu jamet sebenarnya. 

Namun, kata yang sedang viral tersebut belum tercantum di Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) jika di-googling.

Menurut Kepala Balai Bahasa Provinsi Jawa Tengah, Dr. Ganjar Harimansyah, kata jamet sebenarnya akronim atau kependekan dari "jajal metal".

Kepada Kompas.com, Ganjar juga mengatakan bahwa jamet mempunyai kependekan lain, yaitu "Jawa metal".

"Kata jamet merujuk pada seseorang yang ingin bergaya keren bak anak metal," jelas Ganjar beberapa waktu yang lalu.

Ia menjelaskan bahwa orang yang biasanya disebut jamet memiliki rambut gondrong yang diluruskan dan dibiarkan acak-acakan.

Baca juga: Jadi Sorotan, Unggahan Ridwan Kamil Usai Zara Putuskan Ubah Penampilan, Janji Atalia untuk Putrinya

Kenapa kata jamet viral?

Jamet menjadi salah satu kata dalam bahasa gaul yang belakangan ngetren di kalangan warganet setelah viral di TikTok.

Ganjar menerangkan, viralnya kata jamet tidak bisa dilepaskan dari keberadaan anak muda sebagai pembicara dinamis dalam komunikasi modern.

Hal tersebut membuat anak muda tidak tertutup dalam pilihan bahasa yang diucapkan dalam kehidupan sehari-hari.

"Mereka cenderung ingin menggunakan gaya berbahasa yang berbeda dengan generasi sebelumnya dengan menciptakan istilah baru atau meminjam istilah asing yang populer," jelas Ganjar.

"Fenomena bahasa gaul cerminan kedinamisan bahasa. Bukan karena keengganan menggunakan bahasa Indonesia."

Di samping jamet, Ganjar menyampaikan ada kata lain yang sempat booming pada masanya hingga dijadikan bahasa sehari-hari.

Contohnya adalah kata ciyus (serius), galau (resah), hoax (bohong, berita palsu), miapah (demi apa), kepo (selalu ingin tahu), peres (palsu, pura-pura), woles (santai), atau rempong (repot).

Selain itu, masih ada bahasa prokem yang dulunya ngetren, seperti gokil (gila), mokal (malu), atau rokum (rumah).

"Semula pilihan bahasa itu (sekarang disebut bahasa gaul) digunakan sebagai bahasa sandi untuk merahasiakan obrolan dalam komunitas tertentu," kata Ganjar.

"Tetapi, kata-kata tersebut lama-kelamaan menjadi bahasa sehari-hari dan dikenal banyak orang."

Halaman
123
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved