Pilkada 2024

Bukan Anies atau Ahok yang Bikin Risma Takut Maju Pilkada Jakarta 2024, Ini Penyebab yang Bikin Ciut

Bukan Anies atau Ahok yang bikin Risma takut maju Pilkada Jakarta 2024 meski diusung PDIP, ini penyebab yang bikin ciut.

Warta Kota
Menteri Sosial (Mensos), Tri Rismaharini, saat hadir dalam sidang sengketa gugatan Pilpres 2024 di Mahkamah Konstitusi (MK).Bukan Anies atau Ahok yang bikin Risma takut maju Pilkada Jakarta 2024 meski diusung PDIP, ini penyebab yang bikin ciut. 

TRIBUNKALTIM.CO - Bukan Anies Baswedan atau Ahok yang bikin Risma takut maju Pilkada Jakarta 2024 meski diusung PDIP, ini penyebab yang bikin ciut.

Tahapan penyelenggaraan Pilkada 2024 akan dimulai pada Mei 2024 dengan pengumuman persyaratan pasangan calon.

Sedangkan pendaftaran pasangan calon: 24-26 Agustus 2024.

Partai-partai politik sudah menyiapkan jagoan mereka untuk Pilkada Jakarta 2024, salah satunya PDIP.

Partai besutan Megawati ini menyiapkan beberapa kader untuk terjun ke Pilkada Jakarta 2024, salah satunya Menteri Sosial Tri Rismaharini atau Risma.

Baca juga: Anies Akhirnya Dapat Parpol Maju di Pilkada Jakarta 2024, Surya Paloh Buka Pintu, Bagaimana PKS?

Baca juga: 6 Jagoan PDIP Berpotensi Diusung di Pilkada Jakarta 2024, dari Ahok, Risma, hingga Andika Perkasa

Baca juga: Pengamat Bongkar Alasan PKS Tak Dukung Anies di Pilkada Jakarta, Tak Dapat Kursi Wagub dan Cawapres

Sebelumnya, partai lain seperti Golkar, Nasdem hingga PKS sudah menyiapkan jagoan mereka untuk Pilkada Jakarta 2024.

Tri Rismaharini merespons pernyataan PDIP yang menyebutkan, namanya merupakan salah satu yang disiapkan maju pada Pilkada Jakarta 2024.

Risma mengaku takut dianggap tidak mampu oleh Tuhan dan masyarakat.

"Saya takut terus terang, bukan apa kalau yang yang bisa bicara saya mampu atau tidak, itu yang pertama Tuhan.

Yang kedua rakyat, suara rakyat itu suara Tuhan," tegas Risma usai kegiatan Designer Summit 2024 di Kantor Kementerian Sosial Salemba, Jakarta Pusat, Jumat (26/4/2024).

Di samping itu, Risma juga menyebutkan dirinya tidak memiliki uang.

Menteri Sosial Tri Rismaharini atau Risma
Menteri Sosial Tri Rismaharini atau Risma (TRIBUN/DANY PERMANA)

Menurut mantan Walikota Surabaya itu, kurangnya modal membuat ia enggan dan kesulitan untuk menggelar kampanye.

Pada kesempatan tersebut, dia menegaskan berkali-kali bahwa jabatan yang ditawarkan kepadanya memiliki tanggung jawab dan risiko yang besar.

Sehingga pihaknya belum berani memberikan jawaban iya atau tidak sejauh ini.

Sebelumnya, Sekretaris Dewan Pimpinan Pusat (DPP) PDIP Pantas Nainggolan menyatakan, partainya sedang mempertimbangkan berbagai nama tokoh yang akan diajukan menjadi calon gubernur (cagub) DKI Jakarta.

Pantas mengatakan bahwa sejumlah tokoh politik, seperti mantan Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama atau Ahok dan Menteri Sosial Tri Rismaharini, masuk dalam pertimbangan.

Selain itu, ada pula sejumlah nama-nama penting dalam kabinet seperti Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi (PAN-RB) Abdul Azwar Anas, Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) Basuki Hadimuljono, dan mantan Panglima TNI Jenderal (Purn) Andika Perkasa yang masuk dalam radar PDIP.

"Ya kan masih proses penjaringan, bisa Risma, bisa aja Ketua DPRD DKI Jakarta Prasetyo Edi Marsudi, termasuk juga, misalnya, Azwar Anas," ungkap Pantas, dikutip dari Kompas TV, Jumat (26/4/2024).

Baca juga: KPU Berau Beber Syarat Daftar Maju Pilkada 2024 Jalur Independen, Pendaftaran Dibuka 5 Mei

PKS tak Usung Anies Baswedan

Partai Keadilan Sejahtera (PKS) telah mengumumkan tidak akan mengusung Anies Baswedan di Pilkada Jakarta 2024.

Langkah PKS tidak mengusung Anies Baswedan di Pilkada Jakarta 2024 mendapatkan respons dari berbagai pihak.

Banyak yang menilai PKS tidak ingin lagi hanya menjadi "ban serep" jika tetap mengusung Anies Baswedan di Pilkada Jakarta 2024.

Direktur Eksekutif Institute for Democracy and Strategic Affairs (Indostrategic) Ahmad Khoirul Umam menilai, PKS banting setir dengan tidak lagi berencana mengusung Anies Baswedan sebagai gubernur Daerah Khusus Jakarta pada Pilkada 2024.

Umam menduga, PKS bermanuver karena tak ingin kembali menjadi “ban serep” dengan mencalonkan Anies yang sedianya bukan kader partai pimpinan Ahmad Syaikhu itu.

“Sikap PKS itu tampaknya menjadi upaya banting setir karena selama ini PKS merasa dijadikan sebagai ‘ban serep’,” kata Umam kepada Kompas.com, Rabu (24/4/2024).

Langkah PKS tersebut dinilai cukup mengejutkan.

Sebab, sejak diusung di Pilkada DKI Jakarta 2017 hingga Pemilu Presiden (Pilpres) 2024, sosok Anies sangat lekat dengan PKS.

PKS juga menjadi salah satu partai yang mendapatkan efek ekor jas (coat-tail effect) dari Anies pada Pilpres 2024.

Namun, memang, menurut Umam, tak dapat dimungkiri adanya kesan PKS sebagai “cadangan”.

Ketika terjadi kekosongan kursi Wakil Gubernur DKI Jakarta setelah Sandiaga Uno mundur pada Agustus 2018, misalnya, PKS berharap diberi kesempatan untuk mengisi posisi tersebut.

Akan tetapi, keinginan itu hanya jadi angan-angan lantaran kursi tersebut diserahkan ke Partai Gerindra yang menujuk Ahmad Riza Patria sebagai DKI-2.

Pada Pilpres 2024, PKS yang sejak awal menyatakan dukungan ke Anies juga tak mendapat kursi calon wakil presiden (cawapres).

Padahal, beberapa nama kader sempat diajukan.

Baca juga: Gaji Naik, Besaran Upah PPK, PPS, KPPS dan Pantarlih di Pilkada 2024, Pendaftaran Dibuka untuk Umum

Meski begitu, Umam menilai, pasca Pemilu 2024, PKS punya kepercayaan tinggi, khususnya di Jakarta.

Sebab, partai berlambang bulan sabit padi itu berhasil menjuarai Pemilu Legislatif Daerah Khusus Jakarta dan menggeser posisi PDIP.

“Dengan perolehan suara sekitar 16,68 persen atau sebanyak 18 kursi DPRD, tampaknya PKS merasa inilah momentum yang tepat baginya untuk mengusung kader sendiri,” ujar Umam.

Lebih lanjut, Umam menyebut, Anies masih punya peluang untuk maju di Pilkada Jakarta 2024.

Menurutnya, terbuka peluang Partai Nasdem dan Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) mengusung mantan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud) itu.

Pun demikian, PKS sendiri juga dinilai masih mungkin berubah pikiran jika akhirnya manuver politik mereka berbenturan dengan realitas karena tidak ada partai yang mau berkoalisi di Pilkada Jakarta.

“Dengan syarat 20 persen threshold, PKS masih belum bisa memiliki golden ticket untuk mencalonkan cagub-cawagub sendiri,” kata Umam.

“Karena itu, potensi Anies maju di Pilkada DKI Jakarta pada akhir 2024 ini ditentukan oleh dinamika politik ke depan,” tutur dosen Universitas Paramadina itu.

Sebelumnya diberitakan, Presiden PKS Ahmad Syaikhu meminta Anies Baswedan untuk mendukung kader PKS yang akan maju dalam pemilihan gubernur Daerah Khusus Jakarta.

Hal itu disampaikan Syaikhu langsung di depan Anies saat konferensi pers di Kantor DPP PKS, Selasa (23/4/2024).

“Mungkin ke depan, kalau kemarin kami sudah berusaha mengusung Pak Anies dan bekerja sekuat tenaga untuk memenangkan Pak Anies sebagai capres, saya kira di pilkada ini saatnya Pak Anies mendukung kader PKS untuk maju," kata dia.

Baca juga: 6 Jagoan PDIP Berpotensi Diusung di Pilkada Jakarta 2024, dari Ahok, Risma, hingga Andika Perkasa

Syaikhu juga menegaskan, PKS tidak akan mengusung Anies sebagai calon gubernur Jakarta.

Sebab, menurut Syaikhu, Anies sudah menjadi tokoh nasional yang sangat disayangkan jika kembali turun menjadi tokoh daerah.

“Saya kira Beliau adalah sudah menjadi tokoh nasional jadi jangan didegradasi kembali sebagai tokoh daerah, jadi sangat sayang kita akan terus berusaha jadikan Pak Anies sebagai tokoh nasional," ucapnya. (*)

Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Masuk Bursa Gubernur DKI, Risma Mengaku Takut dan Tak Punya Uang"

Ikuti Saluran WhatsApp Tribun Kaltim dan Google News Tribun Kaltim untuk pembaruan lebih lanjut tentang berita populer lainnya.

Sumber: Kompas.com
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved