Berita Samarinda Terkini
Operasional Asrama SMAN 10 Samarinda Terimbas Zonasi Disdikbud Kaltim, Komite Sekolah Beri Kritikan
Komite SMAN 10 Samarinda memberikan respons dan sampaikan kritikan dan masukan untuk cari solusi soal probelm SMAN 10 Samarinda, Kalimantan Timur
Penulis: Nevrianto | Editor: Budi Susilo
TRIBUNKALTIM.CO, SAMARINDA - Keberadaan asrama di sekolah favorit SMAN 10 Samarinda sudah berlangsung sejak lama. Namun kini keberadaaannya asrama terusik dan karyawan pengelola mulai terdampàk.
Mengenai hal ini, Komite SMAN 10 Samarinda memberikan respons dan sampaikan kritikan dan masukan untuk cari solusi.
Mereka Komite SMAN 10 Samarinda mengutarakan aspirasi terkait kebijakan Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Disdikbud) Kalimantan Timur soal sistem zonasi yang dinilai berdampak pada pembatasan asrama sekolah.
Demikian dibeberkan melalui Ketua Komite SMAN 10 tahun 2024-2028, Insan Kamil saat bersua dengan TribunKaltim.co pada Kamis (2/5/2024) di Samarinda, Kalimantan Timur.
Baca juga: Groundbreaking Masjid SMAN 10 Samarinda, Isran Noor: Nanti Gubernur Selanjutnya yang Menamainya
Pihak komite meyakini, kebijakan tersebut bisa membuat sekolah sulit untuk honor pengelola serta biaya operasional asrama.
Terkait kebijakan tersebut, Insan Kamil menyatakan, Komite SMAN 10 Samarinda bersama wali murid melakukan pergerakan.

Kali ini sampaikan masukan agar pemerintah lebih bijak dan mempertimbangkan untuk memberikan solusi kepada sekolah yang terdampak.
"Kenapa para wali murid mempertanyakan dititipkan di SMAN 10, karena tentu saja tak lepas dari sejarah dan reputasi SMAN 10 Samarinda. Karena SMAN 10 berhasil mendidik dalam akademik, menjaga pembentukan karakter maka dititipkan di asrama," tuturnya.
Saat ini asrama SMAN 10 Samarinda diisi 100 persen dari siswa yang berasal di luar zonasi dan lebih 50 persen diisi siswa siswi dari luar Kota Samarinda.
Baca juga: Kesaksian Guru Informatika dan Matematika SMAN 10 Samarinda, Nilai Alphero Tanlianto Nyaris Sempurna
Tentu jika sistem PPDB yang sedang diberlakukan akan berimbas pada sistem asrama.Dimana pengelolanya dipercayakan pada komite untuk mengelolanya.
Dampaknya Tidak Ada yang Mengurus
Selanjutnya, Ketua Komite SMAN Samarinda, Insan Kamil mengutarakan implikasi dari kebijakan tersebut akan berdampak pada sulitnya pembayaran honor pengelola dan juga biaya operasional.
"Implikasinya kita tak bisa membayar pengelola asrama berjumlah 33 orang dimana mereka sudah menggantungkan dapurnya berpuluhan tahun di asrama ini," beber Insan.
Dampaknya tidak ada yang mengurusi asrama maka tentu saja tiak bisa menerima asrama, otomatis tidak ada yang mengurus.
"Otomatis asrama akan tutup," ungkap Insan Kamil.
Kemudian siswa tak ada yang mengurus maka akan merumahkan siswà ke orangtua atau dikoskan.
Baca juga: Pelajar SMAN 10 Samarinda ke Sekolah Diangkut Pakai Truk Korem 091/ASN
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.