Berita Kukar Terkini
Kisah Inspiratif Yayuk Sehati, Inisiator Pembuatan Paving Block dari Sampah Plastik di Kukar
Inilah kisah inspiratif Yayuk Sehati, warga Kutai Kartanegara yang menginisiasi produksi paving block dari sampah plastik.
Penulis: Miftah Aulia Anggraini | Editor: Diah Anggraeni
TRIBUNKALTIM.CO, TENGGARONG- Warga Kabupaten Kutai Kartanegara, Provinsi Kalimantan Timur (Kaltim), yang tergabung dalam komunitas pengelolaan sampah berhasil meminimalisasi pencemaran tanah maupun air.
Caranya dengan cara membuat paving block berbahan dasar sampah plastik.
"Bahan dasarnya adalah limbah plastik dari berbagai jenis. Bisa kantong plastik, gelas, botol, jeriken, baskom, dan semua jenis barang rongsokan dari plastik. Pokoknya semua plastik yang sudah tidak terpakai, kotor tidak masalah," ujar Yayuk Sehati, inisiator pembuat paving block, Sabtu (4/5/2024).
Mereka yang membuat paving block ini berasal dari kelompok Bank Sampah Mandiri (BSM), Desa Sukamaju, Kecamatan Tenggarong Seberang, Kabupaten Kutai Kartanegara.
Bank sampah itu sudah lama terbentuk, sementara pembuatan paving block-nya dimulai pada Juni 2019.
Baca juga: Harta Kekayaan Dendi Suryadi, Eks Danrem 091/ASN Bakal Calon Bupati di Pilkada Kukar 2024
Ide membuat paving block ini diawali dari banyaknya sampah plastik yang berhamburan di sejumlah lokasi, baik di pinggir jalan, sekitar rumah, bahkan parit dan sungai.
Melalui pemanfaatan menjadi paving block yang tidak harus plastik bersih, maka bisa mengurangi beban tanah, mengingat plastik bisa terurai secara alami membutuhkan waktu hingga ratusan tahun.
"Banyaknya limbah plastik yang tidak bisa didaur ulang, seperti yang dihasilkan dari limbah rumah tangga dan limbah plastik yang tidak ada nilai jualnya, membuat saya berpikir bagaimana cara memanfaatkan agar memiliki nilai jual. Akhirnya saya buat kerajinan seperti lampion dan paving block," ucap Yayuk yang juga Ketua BSM di desanya ini.
Paving blocks yang ia buat ada dua bentuk, yakni berbentuk segi enam dengan dimensi 10 cm x 19,5 cm dan bentuk segi empat dengan dimensi 20 cm x 10 cm x 6 cm.
Paving block ini dijual dengan harga Rp 10 ribu per buah.
"Sudah banyak pemesan, terutama dari desa tetangga, yakni dari Desa Loa Raya, Desa Kertabuana, Desa Bukit Pariaman," katanya.
Baca juga: Jelang Pilkada 2024, Disdukcapil Sebut Jumlah DPT Kukar Tak Naik Signifikan
Sebagaimana diketahui, Yayuk telah membuat paving block sejak tahun 2019 dengan ukuran sesuai dengan standar paving block taman.
Saat ini, dirinya sedang fokus mengembangkan jenis, model yang sesuai dengan pesanan.
“Kadang-kadang ada yang ketebalan satu sentimeter, jadi kami fokus pada pengembangan itu, karena biasanya itu digunakan untuk kerajinan juga,” bebernya.
Apapun pesanan dari setiap konsumen, Yayuk mengaku akan siap untuk melayani permintaan baik dari jenis, model dan bentuk yang diinginkan oleh konsumen.
“Asalkan ada jangka waktu yang cukup bagi kami untuk mempersiapkan itu. Insyaallah kami siap,” jelasnya.
Dalam sehari pihaknya bisa mencetak sekitar 50 buah paving block, banyak dan sedikit produk tergantung pada kesiapan bahan baku karena terkadang kehabisan limbah plastik dan lokasi pencarian limbah plastik juga jauh.
Untuk itu, bagi siapapun yang merasa memiliki banyak limbah plastik dan tidak mau mencemari lingkungan dengan tidak membuang plastik sembarangan, pihaknya bersedia menampung karena pembuatan paving block ini niat utamanya adalah untuk menekan pencemaran.
Ia mengatakan, untuk pembuatan paving block, pihaknya menggunakan tungku baja nirkarat dengan bahan bakar kayu.
Proses pembakaran plastik antara 15-30 menit, tergantung ketebalan plastik.
Kemudian dicampur dengan abu, sekam, pasir, dan kerikil, lantas dicetak dan didinginkan.
Baca juga: Halal Bihalal dan Silaturahmi KWT Kukar, Maslianawati Ingin Jajarannya Jalankan Program
Bawa Kukar Raih Juara
Sebagaimana diketahui, Pemerintah Kabupaten Kutai Kartanegara berhasil meraih juara III dalam kegiatan lomba Teknologi Tepat Guna (TTG) X Tingkat Provinsi Kalimantan Timur yang berlangsung di Hotel Puri Senyiur Samarinda, 23 - 27 April 2024.
“Kita patut bersyukur Pemkab Kukar berhasil meraih juara III dalam lomba TTG X tahun 2024,” kata Kepala Dinas Pemberdayaan Masyarakat Desa (DPMD) Kutai Kartanegara (Kukar), Arianto.
Ia mengatakan pada kegiatan TTG X, Pemkab Kukar melalui Dinas Pemberdayaan Masyarakat dan Pemerintahan Desa menurunkan tiga perwakilan desa dari Kecamatan Tenggarong Seberang, yaitu Desa Suka Maju, Desa Manunggal Jaya dan Desa Buana Jaya.
Arianto menjelaskan tiga desa dari Kukar cukup beragam dan inovatif serta efektif.
Dari Desa Manunggal Jaya membuat peralatan mesin sederhana membuat pupuk organik cair dan padat dari limbah rumah tangga.
Sisa sampah sayur, kotoran pembersihan ikan, cangkang telur dan sebagainya itu bisa dijadikan pupuk organik.
Sedangkan yang bersifat cair dimasukkan ke alat, kemudian difermentasi selama 20 hari.
“Alat itu akan mengeluarkan pupuk organik berupa cairan, sisanya yang tidak bisa difermentasi jadi pupuk padat organik dicampur juga dengan kotoran ternak, itu dijadikan pupuk untuk tanaman sayur-mayur,” sebutnya.
Baca juga: Asisten II Pemkab Kukar Ahyani Fadianur Hadiri Halal Bihalal dan Haul Syech M Arsyad Al-Banjari
Selain itu, TTG dari Desa Buana Jaya menampilkan alat pemipil jagung dan Desa Suka Maju menghasilkan produk dari pengolahan sampah lainnya yaitu olahan produk berupa paving blok yang juga mendapat juara di TTG Bontang tahun 2023 lalu.
“Sekarang ada peningkatan kapasitas produksi, kemudian jenis baru yang tampilkan oleh teman-teman dari Desa Suka Maju,” ucapnya.
Dia berharap ke depannya terus melakukan pembinaan dan partisipasi minat warga Kukar yang ada di desa-desa semakin tinggi terhadap pengembangan TTG, sehingga harus berbuat banyak pada even event semacam ini.
Diakuinya bahwa pihaknya juga telah melakukan rapat koordinasi terhadap pembinaan para pelaku Pos Pelayanan Teknologi (Posyantek) se-Kukar tingkat desa/kelurahan dan kecamatan, namun dampaknya belum signifikan.
Menurut Arianto, Posyantek di Kukar sudah ada namun belum maksimal direspons oleh kelompok kelompok posyantek yang ada di desa, kelurahan, dan kecamatan.
Padahal, TTG bisa berkembang jika respon dari kelompok masyarakat yang membutuhkan peralatan bukan dari pemerintah.
“Kita hanya menyosialisasikan ada mekanisme pembuatan alat teknologi tepat guna untuk memberikan kemudahan kepada masyarakat untuk mengelola hal- hal tertentu, misalnya dalam bidang pertanian, lingkungan dan sebagainya,” katanya.
Arianto menambahkan, apabila masyarakat belum bergerak dan belum berminat, untuk mengembangkan teknologi tepat guna agak sulit.
Padahal, Pemkab Kukar terus memberikan sarana dan prasarana serta dukungan dalam pemenuhan teknologi.
Sekadar diketahui bahwa dalam Gelar Teknologi Tepat Guna Desa Suka Maju Kecamatan Tenggarong Seberang yang dimotori Yayuk Setia Hati berhasil meraih juara III dan berhak mendapatkan trofi, piagam penghargaan, dan uang pembinaan sebesar Rp10 Juta. (*)
Ikuti Saluran WhatsApp Tribun Kaltim dan Google News Tribun Kaltim untuk pembaruan lebih lanjut tentang berita populer lainnya.
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.