Berita Nasional Terkini

Terjawab Alasan Prabowo Belum Bertemu Megawati Hingga Kini, PDIP Singgung Soal Bagi-Bagi Kekuasaan

Terjawab alasan Prabowo Subianto belum bertemu Megawati hingga kini, PDIP singgung soal bagi-bagi kekuasaan

Editor: Rafan Arif Dwinanto
Dok Sekretariat Presiden
MEGAWATI - PRABOWO - Terjawab alasan Prabowo Subianto belum bertemu Megawati hingga kini, PDIP singgung soal bagi-bagi kekuasaan 

TRIBUNKALTIM.CO - Presiden Terpilih Prabowo Subianto sampai saat ini belum kunjung bertemu Ketua Umum PDIP Megawati Soekarno.

Diketahui, pertemuan Ketua Umum Gerindra dan Megawati ini sejatinya sudah digagas sejak Maret lalu.

Sejatinya, keduanya dijadwalkan bertemu usai lebaran Idul Fitri.

Belakangan, keduanya kembali dijadwalkan bertemu usai putusan Mahkamah Konstitusi.

Namun, hingga kini pertemuan tersebut tak kunjung terwujud.

Baca juga: Sempat Disinggung Refly Harun, Akhirnya Anies Beri Kepastian Soal Isu Dirikan Partai Perubahan

Politikus PDIP, Aryo Seno Bagaskoro buka suara soal Ketua Umum Megawati Soekarnoputri tak kunjung bertemu dengan presiden terpilih, Prabowo Subianto.

Sebab, Megawati dan Prabowo disebut akan bertemu setelah putusan Mahkamah Konstitusi (MK) terkait sengketa perselisihan hasil pemilihan umum (PHPU) Pilpres 2024.

Namun, keduanya tak kunjung bertemu meskipun MK telah memutuskan PHPU Pilpres 2024, yakni menolak seluruh gugatan Anies Baswedan - Muhaimin Iskandar dan Ganjar Pranowo - Mahfud MD.

Seno mengatakan saat ini PDIP sedang mencermati dinamika politik bagi-bagi kekuasaan akhir-akhir ini di tanah air.

"Mencermati dinamika politik akhir-akhir ini, kami menyayangkan kekuasaan hanya dimaknai sebagai upaya bagi-bagi kekuasaan.

Setidaknya, itu yang ditangkap oleh publik," kata Seno kepada Tribunnews.com, Jumat (3/5/2024).

Padahal, kata dia, kondisi geopolitik global tidak stabil, kurs rupiah terus melemah, juga berbagai catatan demokrasi memerlukan perhatian serius.

"Maka dari itu, Ibu Mega secara rutin dan konsisten bertemu dengan tokoh-tokoh yang mengedepankan penguatan sendi kebangsaan dan konsolidasi demokrasi," ujar Seno.

Saat ini, Seno mengungkapkan PDIP secara spesifik sedang mereparasi situasi demokrasi yang pada Pemilu 2024 terjangkit berbagai penyakit.

Menurutnya, hal tersebut tercermin dalam beberapa hakim MK yang mengatakan dissenting opinion atau pendapat berbeda dalam sidang putusan PHPU Pilpres.

"Antara lain nepotisme, abuse of power, dan mobilisasi instrumen kekuasaan," ungkap Seno.

Seno menegaskan upaya reparasi itu tercermin dari sengketa hukum di PTUN yang masih berlangsung.

Baca juga: Presidential Club yang Direncanakan Prabowo Sulit Terbentuk, Hubungan Megawati, SBY, Jokowi Disorot

"Juga melakukan penguatan pelembagaan partai melalui kaderisasi dan konsolidasi menuju Pilkada," ucapnya.

Di sisi lain, dia menuturkan saat ini PDIP sedang mempersiapkan Rapat Kerja Nasional (Rakernas) pada Mei 2024.

"Upaya-upaya itu tidak kalah serius dibandingkan melakukan pertemuan-pertemuan elite," ungkap Seno.

Inisasi Presidensial Club

Presiden Terpilih Prabowo Subianto menginiasi forum Presidensial Club.

Presidential Club yang diinisiasi Prabowo Subianto menjadi forum pertemuan mantan presiden RI yakni Megawati Soekarnoputri, Susilo Bambang Yudhoyono atau SBY dan Joko Widodo (Jokowi).

Sayangnya, pengamat menilai Presidential Club yang diimpilan Prabowo ini bakal sulit terbentuk mengingat hubungan Megawati dengan SBY dan Jokowi.

Pengamat menilai terbentuknya Presidential Club akan sangat tergantung pada Megawati Soekarnoputri.

Lantaran Presiden ke-5 RI tersebut tidak punya hubungan harmonis dengan Presiden ke-6 Susilo Bambang Yudhoyono, dan Presiden ke-7 Joko Widodo.

Sekalipun Prabowo tidak punya kendala atau hambatan psikologis untuk berhubungan dengan Megawati.

Keduanya memang dikenal memiliki hubungan yang baik.

Hal tersebut disampaikan oleh Direktur Eksekutif Institute for Democracy and Strategic Affairs (Indostrategic) Ahmad Khoirul Umam.

Menurutnya, sebagai sebuah lembaga, jika Prabowo selaku presiden terpilih berkehendak, maka presidential club bisa terwujud.

Baca juga: Terjawab Apa Itu Presidential Club yang Ingin Dibentuk Prabowo? Jokowi Sebut Rencana yang Bagus

“Sejauh ini, Prabowo tidak memiliki garis konflik dengan siapapun,” kata Umam dilansir dari Kompas.com, Sabtu (4/5/2024).

Dia mengungkapkan, selama ini Ketua Umum Partai Gerindra itu bisa berkomunikasi dengan Ketua Umum PDIP Megawati Soekarnoputri.

Prabowo, lanjut Umam, juga punya hubungan baik dengan Presiden ke 6 RI Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) maupun Presiden Joko Widodo.

Namun, tantangan pembentukan presidential club bakal terjadi karena hubungan Megawati dengan SBY dan Jokowi yang tak baik-baik saja.

“Adapun Megawati yang memiliki garis konflik lebih banyak.

Mulai dari komunikasi yang belum terbuka dengan Presiden SBY dan juga Presiden Jokowi sebagai imbas dinamika politik belum lama ini,” paparnya.

Umam pun berkesimpulan, presidential club bisa berjalan efektif jika para mantan presiden punya kedewasaan.

Menurutnya, konflik politik yang selama ini terjadi harus dikesampingkan untuk kepentingan negara yang lebih besar.

“Persoalan apakah lembaga tersebut bisa bekerja efektif atau tidak akan bergantung pada kedewasaan masing-masing mantan presiden dalam mengelola ego dalam pola relasi konflik politik personal yang sebenarnya tidak produktif,” paparnya.

Ia berharap, para mantan presiden mau menurunkan ego untuk membangun keberlanjutan dan kepemimpinan yang lebih baik.

“Demi kepentingan bangsa, seharusnya para mantan presiden bisa menyingkirkan ego dan kepentingan politik pribadi,” imbuh dia.

Diungkapkan Jubir Prabowo

Juru Bicara Tim Kampanye Nasional (TKN) Prabowo-Gibran, Dahnil Anzar Simanjuntak mengatakan Prabowo ingin mendudukan para mantan presiden dalam satu meja.

Nantinya, forum itu diberi nama presidential club.

Tujuannya agar para mantan presiden bisa bertukar pikiran dan memberikan masukan pada presiden-presiden selanjutnya.

"Insya Allah pada waktunya, Pak Prabowo pasti bertemu secara bersamaan.

Duduk bersama dengan Pak Jokowi, Pak SBY, dan Bu Megawati," ujar Dahnil saat dimintai konfirmasi Kompas.com, Jumat (3/5/2024).

Baca juga: Ray Rangkuti Nilai 80 Persen PKS Ngebet Gabung ke Pemerintahan, Prabowo Bakal Tinggalkan Gelora

Dahnil mengatakan, Prabowo ingin para mantan presiden bisa tetap bertemu rutin dan berdiskusi tentang masalah strategis kebangsaan melalui perkumpulan yang dinamakan presidential club itu.

"Sehingga terjaga silaturahmi kebangsaannya dan menjadi teladan bagi kita semua," ucap dia.

Dahnil melanjutkan, Prabowo juga berharap agar para pemimpin Indonesia kompak, rukun, dan untuk guyub memikirkan serta bekerja demi kepentingan rakyat banyak. (*)

Artikel ini telah tayang di Tribunnews.com dengan judul Megawati Tak Kunjung Bertemu Prabowo, Politikus PDIP Ungkap Alasannya

Ikuti Saluran WhatsApp Tribun Kaltim dan Google News Tribun Kaltim untuk pembaruan lebih lanjut tentang berita populer lainnya.

Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved