Timnas Indonesia
Live Score Hasil Indonesia vs Guinea Hari Ini 2024 dan Skor Akhir Pertandingan Timnas U23
Inilah link live score hasil Indonesia vs Guinea hari ini 2024 dan skor akhir pertandingan Timnas U23.
Sejak pertama kali Indonesia ikut Olimpiade pada 1952 di Helsinki, Finlandia, skuad Garuda baru satu kali mencatatkan keikutsertaannya pada cabor sepakbola.
Hal itu terjadi pada Olimpiade 1956 di Melbourne, Australia.
Itu pun bisa dibilang timnas Indonesia mendapat sedikit keberuntungan.
Dikutip dari Kompas, timnas Indonesia berhasil lolos setelah Taiwan yang seharusnya menjadi lawan di babak kualifikasi dianggap mengundurkan diri karena terlambat menyerahkan daftar pemain.
Indonesia, bersama India, Yugoslavia, dan Amerika Serikat, kemudian mendapat hadiah bye dan lolos ke perempat final.
Meski diawali dengan keberuntungan, skuad Garuda secara mengejutkan berhasil tampil sebagai salah satu tim kuat.
Menghadapi Uni Soviet yang saat itu merupakan tim unggulan, timnas asuhan Tony Pogacnik berhasil memberikan perlawanan berarti.
Baca juga: LIve RCTI! Jadwal Pertandingan Timnas Indonesia U23 vs Guinea, Tayang di TV Mana dan Jam Berapa
Memang, pada laga itu sang pelatih asal Yugoslavia tersebut menerapkan strategi bertahan tingkat tinggi.
Dikutip dari laman resmi FIFA, timnas Indonesia menaruh 10 pemain di dalam kotak penalti dan meninggalkan satu striker di bagian depan ketika para pemain Uni Soviet memegang bola.
Skema bertahan tingkat tinggi itu membuat laga berakhir dengan skor 0-0.
Salah satu legenda timnas Indonesia, Ramang, menjadi salah satu pemain yang mencuri perhatian dunia.
FIFA pada 26 September 2012 bahkan mengeluarkan artikel khusus berjudul "Indonesian Who Inspired '50s Meridian" untuk mengenang 25 tahun wafatnya Ramang.
Dalam artikel itu, Ramang dijelaskan sebagai sosok yang membuat para pemain Uni Soviet ketakutan.
"Bek-bek uni Soviet yang bertubuh raksasa langsung terbangun saat Ramang, penyerang lubang bertubuh kecil, melewati dua dari mereka dan memaksa (kiper Lev) Yashin melakukan penyelamatan dengan tepisan," demikian tulis FIFA dalam artikelnya, seperti dinukil dari Kompas.
"Dan meski tim Gavril Kachalin memegang kendali penguasaan bola setelahnya, mereka dibuat frustrasi oleh kegagalan mereka menjebol gawang tim underdog dan oleh skill Ramang dalam serangan balik."
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.