Ibu Kota Negara

IKN di Kaltim Dinilai Mengancam Kehidupan Satwa Liar, 'Sekarang Bagaimana Mengurangi Dampaknya'

Pro kontra hingga saat ini masih mewarnai pembangunan Ibu Kota Nusantara (IKN) di Kalimantan Timur (Kaltim).

KOMPAS.com/HILDA B ALEXANDER
Ilustrasi. Pembangunan Jalan Sumbu Kebangsaan Sisi Timur Ibu Kota Nusantara (IKN) di Kecamatan Sepaku, Kabupaten Penajam Paser Utara (PPU), Kalimantan Timur, berlanjut ke Tahap II. Pembangunan IKN di Kaltim, dinilai sejumlah pihak bakal mengancam kehidupan satwa liar. 

TRIBUNKALTIM.CO - Pro kontra hingga saat ini masih mewarnai pembangunan Ibu Kota Nusantara (IKN) di Kalimantan Timur (Kaltim).

Pembangunan IKN di Kaltim, dinilai sejumlah pihak bakal mengancam kehidupan satwa liar.

Tidak bisa dipungkuri, pembangunan IKN membuat hutan semakin menipis di Kaltim.

Dalam foto yang dirilis 19 Februari 2024, NASA membandingkan citra satelit IKN yang sebelumnya sempat dipotret pada April 2022.

Baca juga: Nahdlatul Wathan di IKN Nusantara Kaltim, Bakal Bangun Pondok Pesantren hingga Perguruan Tinggi

Baca juga: Sekolah Al Azhar akan Ada di IKN Nusantara Kaltim, Tawarkan Alam Terbuka dan Pembelajaran Luar Kelas

Dua tahun pembangunan itu sangat terlihat bahwa hutan menipis, perlahan tergantikan oleh berbagai infrastruktur pembangunan.

Dilansir dari National Geographic Indonesia, IKN dibangun di atas hutan industri.

Sejak awal, lahan hanya ditanam monokultur yang bisa dimanfaatkan untuk kebutuhan industri.

Akan tetapi, pembangunan di hutan industri untuk membangun kota dikhawatirkan oleh para ilmuwan dan pegiat lingkungan.

Baca juga: Sekda Kutai Kartanegara Sunggono Cermati Keberadaan IKN di Kaltim Dalam Hal Kerja Sama

Meski bukan mengurangi kawasan hutan lindung, para ilmuwan dan pegiat lingkungan khawatir dampaknya terhadap keberlangsungan ekosistem dan lingkungan sekitar.

"Pada dasarnya, secara umum, kalau memang di situ ada kota baru pasti ada dampak yang entah dampaknya besar, atau kecil, atau sedang," kata Rheza Maulana dari Koalisi Perlindungan Hewan dan peneliti alumni Magister Ilmu Lingkungan Universitas Indonesia.

"Kalau dampak pasti ada karena, kalau misalkan tadinya tidak ada aktivitas manusia yang besar tiba-tiba jadi ada aktivitas yang lumayan besar atau ramai, itu pasti bisa memengaruhi," tambahnya.

"Yang terpenting sekarang adalah bagaimana mengurangi dampak dari pembangunan yang sudah berjalan."

Baca juga: Investasi di Balikpapan Meningkat Pesat karena Pembangunan IKN Nusantara, Tertinggi di Kaltim

Di dekat IKN terdapat Sungai Wain yang bermuara ke Teluk Balikpapan.

Di dalamnya terdapat berbagai hewan air yang sejak lama menghuni, termasuk Pesut Mahakam.

Akan tetapi, keberadaan mereka kerap tergerus oleh aktivitas manusia, seperti perahu yang lalu lalang.

Halaman 1 dari 4
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved