Berita Balikpapan Terkini
Warga Hirup Bau tak Sedap di Parit Karang Anyar Balikpapan, Diduga Limbah Minyak Cemari Mangrove
Bau menyengat tak sedap menyeruak di kawasan Simpang Karang Anyar, Balikpapan Tengah, Kota Balikpapan, Provinsi Kalimantan Timur.
Penulis: Mohammad Zein Rahmatullah | Editor: Budi Susilo
TRIBUNKALTIM.CO, BALIKPAPAN - Bau menyengat tak sedap menyeruak di kawasan Simpang Karang Anyar, Balikpapan Tengah, Kota Balikpapan, Provinsi Kalimantan Timur.
Warga diresahkan dengan aliran limbah berwarna hitam pekat yang mencemari parit di sekitar permukiman mereka.
Limbah yang diduga berasal dari minyak ini telah mencemari lingkungan, diperkirakan sudah berlangsung sejak Kamis 23 Mei 2024 malam.
Menurut penuturan warga, bau menyengat seperti solar tercium sejak malam hari.
Baca juga: Dinas Lingkungan Hidup Penajam Paser Utara Maksimalkan Pengelolan Limbah Lewat Bank Sampah
Aliran limbah mencemari tanaman mangrove di sepanjang parit. Warga yang resah telah melaporkan kejadian ini kepada pihak terkait.
Menurut pantauan TribunKaltim.co, limbah tersebut mencemari kawasan mangrove di sekitar parit dan terus mengalir ke arah laut dengan volume yang cukup besar.
Bau menyengat dari limbah tersebut membuat warga sekitar Karang Anyar merasa tidak nyaman.
"Dari tadi malam ini, bau menyengat seperti bau solar gitu," ujar salah satu warga yang tinggal di dekat parit kepada TribunKaltim.co pada Jumat (24/5/2024) di Balikpapan, Kalimantan Timur.
Baca juga: DPRD Balikpapan Gelar Rapat Paripurna, Agenda Jawaban Fraksi atas Raperda Reklame dan Limbah B3
Hingga saat ini, asal muasal limbah tersebut masih belum diketahui dari mana asalnya, masih misterius.
Hingga berita ini ditulis TribunKaltim.co, belum ada konfirmasi resmi dari pihak terkait mengenai dugaan pencemaran lingkungan ini.
Catatan pada Tahun 2018
Sebagai pengingat, tumpahan minyak di perairan Balikpapan juga pernah terjadi pada tahun 2018 akibat kebocoran pipa bawah laut Terminal Lawe-lawe, Penajam Paser Utara.
Kejadian kala itu mengakibatkan mencemari perairan sedikitnya 7.000 hektar dengan panjang pantai terdampak sejauh 60 kilometer.
Dampaknya identik, yaitu menyisakan bau menyengat bagi warga setempat.
Baca juga: Pakaian Sustainable Masih jadi Tren di Balikpapan, Titin Setyorini Nilai Mengurangi Limbah Kain
Tentu saja warga terdampak atas insiden, bukan hanya aroma yang menyengat, namun juga pelaku profesi nelayan yang merugi.
(*)
Ikuti Saluran WhatsApp Tribun Kaltim dan Google News Tribun Kaltim untuk pembaruan lebih lanjut tentang berita populer lainnya.
Karang Anyar
mangrove
Balikpapan
limbah
pencemaran lingkungan
TribunKaltim.co
Budi Susilo
Kalimantan Timur
Parkir Sembarangan Hambat Penyelesaian Jalan di Balikpapan Baru |
![]() |
---|
5 Fakta Truk yang Parkir Liar di Sekitar RS Balikpapan Baru, Keluhan Warga dan Kendala Dishub |
![]() |
---|
Dugaan Pencemaran Limbah Unggas di Pesisir Pasar Baru Balikpapan, DLH Telusuri Drainase |
![]() |
---|
Gerakan Pangan Murah Balikpapan, 50 Sak Beras SPHP Ludes Terjual di Karang Joang |
![]() |
---|
Ratusan Pemuda Kumpulkan 1,5 Ton Sampah dalam Aksi Bersih-bersih di Balikpapan |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.