Berita Nasional Terkini

Terjawab Alasan Universitas Muhammadiyah Maumere Mau Terima Hasil Bumi Sebagai Ganti Uang Kuliah

Terjawab alasan Universitas Muhammadiyah Maumere mau terima hasil bumi sebagai ganti uang kuliah

Editor: Rafan Arif Dwinanto
Tribun Kupang
Universitas Muhammadiyah Maumere. Terjawab alasan Universitas Muhammadiyah Maumere mau terima hasil bumi sebagai ganti uang kuliah 

TRIBUNKALTIM.CO - Kenaikan Uang Kuliah Tunggal atau UKT di beberapa universitas di Indonesia dikeluhkan mahasiswa.

Bahkan, persoalan UKT ini sempat menjadi polemik.

Namun, di tengah ramainya protes kenaikan uang kuliah di sejumlah perguruan tinggi negeri, Universitas Muhammadiyah Maumere di Kabupaten Sikka, Pulau Flores punya cara beda.

Perguruan Tinggi ini justru mengizinkan para mahasiswanya membayar biaya kuliah menggunakan komoditas pertanian dan hasil laut.

Baca juga: 5 Poin Penjelasan Nadiem Makarim di DPR Soal UKT Mahal dan Link PDF Isi Permendikbud Nomor 2/2024

Rektor Universitas Muhammadiyah Maumere, Erwin Prasetyo mengatakan, kebijakan membayar sumbangan biaya pendidikan (SBP) menggunakan hasil bumi sejak tahun 2018.

"Registrasi membayar sumbangan biaya pendidikan menggunakan hasil bumi itu sejak sebelum Covid-19,"ujarnya Sabtu 25 Mei 2024.

Erwin Prasetyo menuturkan, tercetusnya pembayaran biaya kuliah menggunakan hasil bumi ini berawal pada tahun 2018, ada seorang mahasiswi yang mengeluh tak mampu membayar biaya semesteran. Mahasiswi itu mendatanginya dan mengungkapkan bahwa keluarganya sedang mengalami keterbatasan uang tunai.

"Waktu itu pas mau UTS. Mahasiswa itu mengeluh tidak bisa membayar karena tunggakan waktu itu sekitar 1 Juta lebih,"ujarnya

Datang dari keluarga petani, mahasiswi itu kemudian berdiskusi dengan Rekor Universitas Muhammadiyah, dan mahasiswi itu mengaku banyak hasil panen kebun yang sedang sulit terjual.

"Dari diskusi itu, mahasiswi itu menawarkan bahwa di kampung ada pisang, kelapa tapi mau dibawa ke kota untuk dipasarkan ia bingung takutnya tidak laku karena tidak terbiasa berdagang di pasar,"jelasnya

Dikatakan Erwin, biasanya pembeli dari kota langsung ke kampung untuk membeli hasil bumi ke kampung namun saat menjelang ujian akhir sekolah itu tidak ada pembeli dari kota yang membeli hasil bumi ke kampung.

Ia pun diskusi bersama beberapa pengambil kebijakan di kampus Universitas Muhammadiyah ini tentang mekanisme pembayaran kuliah dengan hasil bumi. Akhirnya, keputusan diambil dan Erwin mengarahkan mahasiswi itu untuk membawa hasil kebun itu ke kampus.

Erwin menyebutkan, hasil bumi yang dibawa mahasiswa ke ke kampus antara lain, Kemiri, Kakao, Kelapa, Cengkeh, Vanili, Pisang, Advokat, Mente, hasil tenunan dan bahkan hasil laut. Mereka membantu menjualkan hasil bumi itu ke Pulau Jawa dan Makassar.

Selain itu dijual kepada sivitas akademika di Universitas Muhammadiyah Maumere. Di luar dugaan, ternyata kampus justru bisa membantu memasarkan barang dengan harga yang layak itu sehingga hasilnya bisa untuk membayar kuliah.

Pada tahun 2023 lalu. pihak kampus menerima hasil bumi berupa kemiri kemudiaan menyewa gudang untuk penyimpanan hasil bumi dan menyiapkan satu unit mesin pemecah kemiri dan mesin Freezer atau mesin pembeku kemudian dikirim ke Jawa dan Makasar.

Halaman 1 dari 4
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved