Berita Internasional Terkini

Terima Kunjungan Jusuf Kalla di Afghanistan, Taliban Titip Pesan untuk Pemerintah Indonesia

Taliban menyambut baik kunjungan mantan Wakil Presiden RI, Jusuf Kalla ke Afghanistan, Minggu (2/6/2024).

Tribunnews.com
Mantan wakil presiden RI, Jusuf Kalla bersama anggota delegasi bertemu dengan pejabat pemerintah Taliban di Afghanistan. 

Sementara itu, Jusuf Kalla mengaku senang bisa berkunjung kembali ke Kabul.

Baca juga: Eks Tentara Inggris Bandingkan Kehebatan Tentara Rusia dengan Taliban, Singgung Mabuk-mabukan

Jusuf Kalla menegaskan bahwa Indonesia telah berhubungan baik dengan Afghanistan sejak era Presiden Soekarno.

"Saya merasa senang bisa datang lagi ke Kabul. Saya sependapat hubungan Indonesia dengan Afghanistan sudah baik terjalin sejak lama sejak zaman Bung Karno," kata Jusuf Kalla.

"Kita tentu sangat ingin bekerja bersama-sama baik di bidang ekonomi, pendidikan, sosial sehingga hubungan itu menjadi hubungan untuk kemajuan bersama."

Kebijakan Pemerintah Rusia

Baca juga: Eks Tentara Inggris Bandingkan Kehebatan Tentara Rusia dengan Taliban, Singgung Mabuk-mabukan

Pemerintah Rusia berencana akan menghapus otoritas Taliban yang berkuasa di Afganistan sebagai teroris.

Hal itu disampaikan oleh Menteri Luar Negeri Rusia Sergey Lavrov yang mengatakan bahwa kelompok Taliban adalah otoritas sebenarnya di Afghanistan.

Itulah alasan Rusia akan menghapus mereka dari daftar organisasi yang sebelumnya dilarang di Rusia.

Menyambut hal itu, pemerintah Afganistan di Kabul menyambut baik.

Baca juga: Jumlah Korban Tewas Gempa Afghanistan Lebih dari 1.000 Orang, Taliban Sebut Angka yang Lebih Besar

Hal itu disampaikan kepala kantor politik Taliban di Qatar, Suhail Shaheen, kepada kantor berita Rusia Sputnik pada Senin (27/5/2024).

Utusan Khusus Presiden Rusia untuk Afganistan, Zamir Kabulov, mengatakan status Taliban di Rusia menghambat perkembangan hubungan antara Moskow dan Kabul.

“Kami menyambut baik usulan Kementerian Luar Negeri dan Kementerian Kehakiman Rusia kepada Kremlin terkait penghapusan status organisasi teroris dari IEA (Badan Energi Internasional),” kata Shaheen.

Dia menambahkan bahwa Taliban “mengapresiasi pernyataan Lavrov yang juga mencerminkan bahwa Rusia mengikuti real politik dan memprioritaskan kepentingan negara".

Baca juga: Taliban Ambil Keuntungan dari Perang Rusia vs Ukraina, Dapat Minyak, Gandum Diskon

Taliban ingin mengembangkan hubungan yang positif dengan dunia, katanya.

“Kami tidak pernah menjadi teroris, namun kami berjuang untuk pembebasan negara kami dari pendudukan asing. Ini adalah hak sah kami… Kami menghendaki hubungan yang positif dengan negara-negara tetangga, kawasan dan dunia. Kami berada di era baru setelah kemerdekaan Afganistan, yang siap untuk terlibat di berbagai bidang,” kata Shaheen.

Taliban dibentuk pada September 1994 sebagai kelompok pelajar dan mahasiswa yang melawan terhadap Rusia kala itu.

Halaman 2 dari 3
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved