Berita Nasional Terkini
Profil Andrinof Chaniago yang Kritik Luhut soal IKN Bukan Perang, Penggagas Pemindahan Ibu Kota Baru
Profil Andrinof Chaniago yang kritik Luhut soal pembangunan IKN bukan perang, penggagas pemindahan ibu kota negara baru.
TRIBUNKALTIM.CO - Profil Andrinof Chaniago yang kritik Luhut soal pembangunan IKN bukan perang, penggagas pemindahan ibu kota negara baru.
Nama Andrinof Chaniago menuai perhatian usai mengkritik balik Menteri Koordinator bidang Kemaritiman dan Investasi, Luhut Binsar Pandjaitan soal mantan Kepala Otorita Ibu Kota Nusantara (IKN), Bambang Susantono.
Siapakah Andrinof Chaniago? Ternyata ia adalah sosok penggagas IKN dan mantan Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional/Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (PPN/Bappenas) era pemerintahan Presiden Joko Widodo (Jokowi) jilid satu.
Simak profil Andrinof Chaniago berikut ini.
Baca juga: Luhut Dikritik Andrinof Chaniago Soal Mundurnya Bambang Susantono, Sebut IKN Beda dengan Perang
Diberitakan sebelumnya, Andrinof mengkritik balik Luhut, ia menegaskan pembangunan tidak bisa disamakan dengan perang.
Butuh perhitungan yang matang untuk membangun sebuah kota yang akan menjadi jantungnya negara.
Termasuk menghitung, mengalkulasikan, dan memahami risiko dari seluruh tindakan pembangunan.
Andrinof menyadari pernyataan Luhut muncul dikarenakan ia berlatar belakang militer, sehingga pemikirannya hanya sebatas ‘hidup atau mati’.
“Kekeliruan elite politik, terutama yang background-nya militer, melihat masalah pembangunan sama dengan masalah perang."
"Jadi hitung-hitungan hidup atau mati, kita membunuh atau dibunuh,” kata Andrinof dalam program ROSI yang ditayangkan di YouTube Kompas TV, yang dikutip Jumat (7/6/2024).
Menurutnya, pembangunan harus dipersiapkan dengan matang, karena banyak aspek yang harus diperhitungkan, seperti faktor sosial hingga kemasyarakatan.
Sehingga, pembangunan tidak bisa dilakukan dengan cara membuat keputusan cepat tanpa perhitungan.

“Untuk masalah pembangunan, tidak bisa dengan cara berpikir seperti itu."
"Membuat keputusan untuk pembangunan, itu perlu perhitungan yang kompleks, maka, dalam mengurus pembangunan itu tidak bisa harus ada keputusan cepat, nggak bisa, karena konsekuensinya panjang, masalah tidak selesai-selesai,” jelas Andrinof.
Salah satu contohnya yakni tentang pembebasan lahan yang tidak bisa dilakukan dengan cara pemaksaan atas nama kepentingan umum.
Pemerintah, kata Andrinof, harus bertindak sesuai aturan yang berlaku.
“Itu tetap butuh proses (pembebasan lahan)."
"Nggak bisa, nanti orang pakai aturan, nanti pemerintah bisa terdesak kan sudah jelas di aturan,” jelas Andrinof.
Diketahui, mundurnya dua pimpinan Otorita IKN, Bambang Susantono dan Dhony Rahajoe turut dikritisi Luhut.
Bambang Susantono mengundurkan diri dari jabatannya sebagai Kepala Otorita IKN.
Sementara Dhony Rahajoe mundur dari jabatannya sebagai Wakil Kepala Otorita IKN.
Baca juga: Penggagas IKN Soroti Mundurnya Kepala Otorita dan Basuki Jadi Plt, Berat, Target tidak Realistis
Luhut mengatakan, pembangunan IKN memang memerlukan penyelesaian yang cepat.
Tentunya dibantu dengan pengambilan keputusan yang cepat pula.
Secara tidak langsung, Luhut menyebut pembangunan IKN di bawah kepemimpinan Bambang dan Dhony berjalan lamban.
Hal itu diakatakan Luhut dalam acara talkshow bertajuk "Ngobrol yang Paten-paten Aja Bareng Menko Marinves" di Jakarta Selatan, Selasa (4/6/2024).
"Enggak enak buka aib orang lain. Sudah lewat, lewatlah itu, tapi sebenarnya ada sesuatu yang menurut saya harusnya jauh lebih cepat penyelesaian di sana, tapi enggak bisa buat keputusan, ya enggak jalan-jalan nanti (pembangunan IKN-nya)" kata Luhut.
Satu di antaranya adalah soal pembebasan lahan.
"Seto (Deputi Bidang Koordinasi Investasi dan Pertambangan Kemenko Marves, Septian Hario Seto) itu yang pelaksana mengenai pembebasan tanah di sana, memang ya enggak jalan saja," ujar Luhut.
Luhut lalu mengumpamakan kepemimpinan Bambang dan Dhony di IKN seperti ketika orang sedang makan.
Apabila seseorang sedang makan, sudah menjadi tugasnya mencampur makanan tersebut secara benar.
Namun, jika menemukan jebakan seperti cabai, orang tersebut harus berani mengambil risiko dengan cara menyingkirkannya.
"Makanan sudah ada, ya kamu campur yang benar. Itu tugas kau sebagai pemimpin, ya harus berani ambil risikonya."
"Mau makan, tergigit sendiri cabai, ada booby trap, ya kan bisa dipisahin, tapi kamu sudah punya kewenangan semua, ya lakuin dong. Saya kesal aja lihatnya itu loh," pungkas Luhut.
Sosok Andrinof Chaniago
Pencetus IKN
Terkait pemindahan ibu kota ini ternyata terdapat fakta mengenai siapa pengaggas awal untuk melakukannya.
Ia adalah mantan Kepala Bappenas periode 2014-2015, Andrinof Chaniago.
Hal ini diketahui melalui wawancara dengan Aiman Wicaksono di acara bertajuk 'Aiman' pada 27 Januari 2020 lalu.
Ketika Andrinof ditanya mengenai apakah dirinya penggaggas awal pemindahan IKN baru, ia membenarkan hal tersebut.
"Betul Anda yang melakukan kajian awal pemindahan ibu kota?," tanya Aiman.
"Kalau disebut kajian awal, bisa," jawab Andrinof.
Baca juga: Terjawab, AHY Beber Dalang 2.086 Hektar Lahan IKN Nusantara di Kaltim yang Masih Bermasalah
Bahkan fakta lainnya yang didapatkan adalah dirinya berinisiatif untuk memberikan ide pemindahan IKN ini dan bukanlah perintah dari Presiden Joko Widodo (Jokowi).
"Tidak ada persis perintah seperti itu (perintah pemindahan IKN dari Jokowi), memang sudah di-sounding-kan ke Pak Jokowi bahwa pembangunan kita adalah masalah ini."
"Bahkan kalau saya (terkait pemindahan IKN) sebelum masuk ke Bappenas ," jelasnya.
Lalu seperti apakah sosok dari Andrinof Chaniago? Berikut penjelasannya.
Profil Andrinof Chaniago
Dikutip dari perpusnas.go.id, Andrinof Achir Chaniago lahir di Padang, Sumatera Barat pada 3 November 1962.
Selain itu ia juga merupakan akademisi, peneliti, sekaligus pengamat kebijakan publik.
Andrinof juga merupakan dosen Ilmu Politik di Universitas Indonesia.
Mengenai riwayat pendidikannya, ia adalah lulusan dari Universitas Indonesia dengan mengambil jurusan Ilmu Politik.
Lalu ia melanjutkan studinya di universitas yang sama dengan mengambil jurusan Perencanaan dan Kebijakan Publik.
Terakhir, ia mengambil jurusan Ilmu Filsafat untuk Strata 3 (S3).
Dia juga pernah kuliah di Fu Hsing Kang College, Taipei, Taiwan untuk meraih gelar diploma jurusan Pembangunan Nasional pada tahun 2004.
Sementara dalam riwayat kariernya, ia adalah pendiri dari Center for Indonesian Regional and Urban Studies (CIRUS) pada tahun 1999 serta CIRUS Surveyors Group (CSG) di tahun 2008.
Andrinof juga salah satu penggaggas dari ide bertajuk "Visi Indonesia 2033" yang menawarkan konsep pembangunan Indonesia menuju negara maju pada tahun 2033 mendatang.
Kemudian ia juga merupakan ketua umum Perhimpunan Survei Opini Publik Indonesia.
Diketahui, ia juga menjadi salah satu tim sukses Jokowi sejak pemilihan Wali Kota Solo 2010, pemilihan Gubernur DKI Jakarta 2012, dan Pemilu Presiden tahun 2014.
Setelah Jokowi dilantik menjadi presiden pada tahun 2014, Andrinof diangkat menjad Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional/Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (Kepala Bappenas).
Dirinya menjabat sebaga menteri dari 27 Oktober 2014 hingga 12 Agustus 2015.
Lalu pasca dirinya tidak menjabat menjadi menteri, Andrinof menjadi Wakil Komisaris Utama Bank Mandiri pada 19 Februari 2020, dikutip dari Kontan.co.id.
Pernah Yakinkan Jokowi Mengenai Pembangunan Jembatan Selat Sunda
Dikutip dari Tribunnews, ia membeberkan terkait keberhasilannya meyakinkan Jokowi mengenai tidak tepatnya kebijakan pembangunan Jembatan Selat Sunda (JSS).
"Saya berhasil menjelaskan kepada Presiden Jokowi bahwa pembangunan Jembatan Selat Sunda itu tidak tepat," katanya.
Ia menyarankan kepada Jokowi agar memperbaiki prasarana, sarana, dan sistem layanan penyeberangan Merak-Bakauheni.
Andrinof pun melihat, perbaikan tersebut berhasil karena tidak pernah lagi adanya kemacetan.
"Antrean 1 kilometer pun tidak pernah," ujar Andrinof.
Hal lain yang dirinya kerjakan saat berada di kabinet Presiden Jokowi adalah terkait pembatalan Pelabuhan Cilamaya, Karawang, Jawa Barat.
Saat itu, Andrinof mengevaluasi dan mengoreksi proposal pembangunan Pelabuhan Cilamaya yang keliru.
"Ada beberapa proposal proyek infrastruktur lain yang saya lihat tidak tepat tetapi saya tidak perlu sebut."
"Semua saya coba luruskan walau dengan risiko ada yang terganggu," ujar Andrinof. (*)
Artikel ini telah tayang di Tribunnews.com dengan judul Kritikan Luhut ke Bambang Susantono Dibalas Pencetus IKN: Ini Pembangunan Bukan Perang dan PROFIL Andrinof Chaniago, Penggagas Pemindahan Ibu Kota Negara Baru, Mantan Kepala Bappenas
Ikuti berita populer lainnya di Google News Tribun Kaltim
Ikuti berita populer lainnya di saluran WhatsApp Tribun Kaltim
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.