Pilkada Jakarta 2024

Terjawab Keuntungan yang Diperoleh PDIP dan Anies Baswedan Bila Kerjasama di Pilkada Jakarta 2024

Terjawab keuntungan yang diperoleh PDIP dan Anies Baswedan bila kerjasama di Pilkada Jakarta 2024

Editor: Rafan Arif Dwinanto
Warta Kota/Alfian Firmansyah
Anies Baswedan saat ditemui di rumahnya kawasan Lebak Bulus Jakarta Selatan Selasa (7/5/2024). Terjawab keuntungan yang diperoleh PDIP dan Anies Baswedan bila kerjasama di Pilkada Jakarta 2024 

TRIBUNKALTIM.CO - Anies Baswedan dan PDIP akan mendapatkan keuntungan masing-masing bila bekerjasama di Pilkada Jakarta 2024.

Hal ini diungkapkan Direktur Eksekutif Institute for Democracy and Strategic Affairs (Indostrategic) Ahmad Khoirul Umam.

Sebelumnya, Anies Baswedan dan PDIP dinilai memiliki jalan politik yang selalu berseberangan.

Namun, kini keduanya terbuka untuk bekerjasama di Pilkada Jakarta 2024.

Baca juga: Terbaru Hasil Survei Pilkada Jawa Barat 2024, Ridwan Kamil Menang Tanpa Banyak Kampanye dan Biaya

Umam menyebutkan, konsekuensi pertama, kedua belah pihak akan mendapatkan keuntungan.

PDIP, kata Umam, perlu menggaet Anies untuk memperkuat kembali posisi politiknya di Jakarta.

“PDIP kehilangan golden ticket dan dominasinya di politik lokal Jakarta.

Sehingga butuh kekuatan tambahan untuk berhadap-hadapan dengan pemenang Pemilu 2024,” kata Umam dalam keterangannya, Minggu (9/6/2024).

Pasalnya, hasil Pemilu 2024 menunjukkan, PDIP menempati urutan kedua perolehan suara di DPRD DKI Jakarta dengan 850.174 suara.

Suara terbanyak diraih oleh Partai Keadilan Sejahtera (PKS) yang memperoleh 1.012.028 suara.

Sementara itu, Anies dianggap membutuhkan PDIP untuk menjaga peluangnya kembali maju di Pilpres selanjutnya.

“Anies juga sangat berkepentingan menjaga kartu politiknya agar tetap hidup dan relevan hingga Pilpres 2029,” ujar Umam.

Namun, kerja sama antara Anies dan PDIP juga menimbulkan konsekuensi lain yakni kedua belah pihak, yakni kehilangan sejumlah konstituennya.

Sebab, Anies dan PDIP punya basis konstituen yang berbeda.

Anies merepresentasikan basis pemilih Islam dan PDIP punya basis nasionalis.

“Peleburan itu juga berpeluang pada melemahnya basis pemilih loyal masing-masing,” kata Umam.

“Baik di DKI Jakarta maupun di jaringan relawan nasional yang selama ini terkonsilidasi oleh sentimen ideologis yang kuat,” imbuh dia.

Umam pun berpandangan, kerja sama politik antara Anies dan PDIP tak akan terjadi dalam waktu dini.

Sebab, selain berisiko kehilangan basis pemilih, kedua pihak juga harus mempertimbangkan konstelasi partai politik lain dalam dinamika menjelang PIlkada Jakarta.

Menurut dia, dinamika politik itu bakal memiliki dampak untuk mengatur siapa figur yang bakal didorong untuk mengikuti Pilkada Jakarta.

Baca juga: Hasil Survei Elektabilitas Terbaru Pilkada 2024, Banten, Serang dan Tangerang

Apalagi, PDIP butuh tambahan kursi DPRD DKI Jakarta dari parpol lain untuk bisa mengusung Anies.

“Artinya wacana menyatukan entitas Anies dan PDIP di Pilkada Jakarta masih terlalu dini.

Belum ada indikasi lanjutan yang lebih kuat, yang memungkinkan konsolidasi politik itu terjadi,” kata Umam.

Anies Baswedan dan PDIP memang tengah menunjukkan sinyal bakal bekerja sama di Pilkada Jakarta mendatang.

Anies mengaku merasa terhormat dengan sikap PDIP yang tertarik untuk mendukungnya.

“Kita lihat, secara umum saya sampaikan apresiasi sekali, sebuah kehormatan yang luar biasa," ujar Anies saat ditemui di Wisma Sangha Theraviada, Jakarta Selatan, Sabtu (8/6/2024).

Anies pun mengatakan bakal mengambil keputusan politik dalam waktu dekat.

Meski mengaku tertarik menjajaki kerja sama dengan PDIP, ia tak menjawab dengan pasti ketika ditanya apakah sudah ada komunikasi dengan kader elite partai banteng.

“Pokoknya saya per hari ini adalah hari-hari di mana menuntaskan obrolan dengan banyak pihak untuk sampai pada kesimpulan,” ucap Anies di Taman Literasi Blok M, Jakarta, Jumat (7/6/2024).

Ketertarikan PDIP mengusung Anies pun telah dinyatakan oleh dua elitenya, yaitu Sekretaris Jenderal Hasto Kristiyanto dan Ketua DPP Puan Maharani.

Hasto mengklaim, nama Anies turut dipertimbangkan dengan catatan memang diusulkan oleh kadernya di akar rumput.

Sementara, Puan tersenyum dan menyatakan pihaknya memang tengah mempertimbangkan Anies untuk didukung dalam Pilkada DKI Jakarta 2024.

“Menarik juga Pak Anies," kata Puan seraya tersenyum saat ditemui di Kompleks Parlemen Senayan, Jakarta, Selasa (4/6/2024).

Baca juga: Mengerucut 3 Nama Calon Pendamping Andi Harun di Pilkada Samarinda 2024, AH: Tidak Mudah Memilih

Survei Pilkada Jakarta 2024 Terbaru

Pilkada Jakarta 2024 diprediksi berlangsung sengit.

Sejumlah tokoh besar diperkirakan bakal turun gunung memerebutkan kursi Jakarta 01.

Seperti Anies Baswedan, Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok, Ridwan Kamil, hingga Kaesang Pangarep.

Simak pula hasil survei elektabilitas terbaru tokoh-tokoh yang masuk bursa Pilkada Jakarta 2024.

Terbaru, hasil survei Calon Gubernur Jakarta terbaru itu dirilis oleh Katadata Insight Center (KIC).

Hasilnya menunjukkan, tingkat keterpilihan atau elektabilitas Basuki Tjahaja Purnama terbanyak dan menempati posisi teratas.

Sementara posisi kedua ditempati oleh Anies Baswedan.

Sedangkan Ridwan Kamil berada di posisi ketiga.

"Basuki Tjahaja Purnama mendapat 33,2 persen dan Anies Rasyid Baswedan 25,4 persen," kata Survei Manager KIC Satria Triputra dalam Temuan Survei Persepsi Publik Terhadap Pilkada di 8 Provinsi di Plaza Indonesia, Jakarta, Kamis (6/6/2024).

Di posisi berikutnya, dikatakan Satria, ada Ridwan Kamil dengan perolehan 20 persen dan Ahmad Sahroni 5,3 persen.

Baca juga: Hasil Survei Golkar untuk Pilkada Yogyakarta: Persaingan Ketat Afnan Hadikusumo dan Heroe Poerwadi

Lalu, Sandiaga Salahuddin Uno 4,6 persen, Tri Rismaharini 3 persen, dan Kaesang Pangarep 2,2 persen.

Sementara, beberapa nama lainnya di bawah 2 persen, yakni Rano Karno, Heru Budi Hartono, Dharma Pongrekun, Ahmad Riza Patria, Ahmed Zaki Iskandar, dan Wibi Andrino.

Sementara itu, Dewan Pembina Perkumpulan untuk Pemilu dan Demokrasi (Perludem), Titi Anggraeni menilai Ahok berada di posisi teratas karena jejak rekamnya.

Ahok juga masih aktif di perpolitikan nasional. (*)

Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Pengamat Sebut Ada Dua Konsekuensi jika Anies dan PDIP Kerja Sama di Pilkada Jakarta"

Ikuti berita populer lainnya di Google News Tribun Kaltim

Ikuti berita populer lainnya di saluran WhatsApp Tribun Kaltim

Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved