Berita Internasional Terkini
Kejahatan Baru Israel, Larang Hewan Kurban Masuk Gaza, Warga Tak Bisa Berkurban di Idul Adha 2024
Kejahatan baru Israel, larang hewan kurban masuk Gaza, ratusan ribu warga tak bisa berkurban di Idul Adha 1445 Hijriah/ 2024.
TRIBUNKALTIM.CO - Kejahatan baru Israel, larang hewan kurban masuk Gaza, ratusan ribu warga tak bisa berkurban di Idul Adha 1445 Hijriah/ 2024.
Israel membuat larangan yang melanggar Hak Asasi Manusia.
Jelang hari raya Idul Adha 2024, Israel melarang masuknya hewan kurban ke Jalur Gaza, Palestina.
Hal itu membuat ratusan ribu keluarga di Jalur Gaza kehilangan kesempatan untuk berkurban dan merayakan Idul Adha 1445 Hijriah/2024.
Baca juga: Jokowi Beri 2 Tugas untuk Prabowo soal Gaza, TNI Siapkan RSPAD untuk Rawat 1.000 Warga Palestina
Kantor media Gaza menyebut pelarangan tersebut merupakan kejahatan baru yang dilakukan oleh pasukan pendudukan Israel.
Dilaporkan pasukan pendudukan Israel menutup semua penyeberangan Jalur Gaza dan penutupan penyeberangan perbatasan Rafah, dan penyeberangan Kerem Shalom.
Kantor media Gaza menyebut larangan masuknya hewan kurban itu sebagai pelanggaran hak asasi manusia dan pengabaian total terhadap nilai-nilai kemanusiaan dan Islam.
Kurban merupakan bagian integral dari Idul Adha, lanjut kantor tersebut, mengutip Anadolu Agency.
“Tanggung jawab moral dan hukum memerlukan intervensi serius dari komunitas internasional untuk menghentikan genosida dan menghentikan pelanggaran terang-terangan terhadap hak asasi manusia dan hak umat Islam,” bunyi laporan Kantor Media Gaza.
Kantor media Gaza juga menganggap Israel dan pemerintah AS bertanggung jawab penuh atas berlanjutnya kejahatan terhadap Islam dan terhadap rakyat Palestina.
Update Korban di Gaza
Israel masih terus melakukan agresinya di Gaza, Palestina.
Hampir 37.300 warga Palestina telah terbunuh di Gaza oleh pasukan Israel sejak Oktober tahun lalu, sebagian besar dari mereka adalah wanita dan anak-anak.
Dan hampir 85.200 lainnya terluka, menurut otoritas kesehatan setempat, masih mengutip Anadolu Agency.
Lebih dari delapan bulan setelah serangan Israel, sebagian besar wilayah Gaza hancur akibat blokade makanan, air bersih, dan obat-obatan yang melumpuhkan.
Israel dianggap melakukan genosida di Mahkamah Internasional.
Keputusan terbaru Mahkamah Internasional memerintahkan Tel Aviv untuk segera menghentikan operasinya di Rafah, tempat lebih dari 1 juta warga Palestina mencari perlindungan.
Baca juga: Rapper Saint Levant Viral Saat Bawakan Lagu di Coachella, Berikan Dukungan Terhadap Gaza Lewat Musik
Pilu Warga Gaza Jelang Idul Adha: Pembantaian Terus Berlanjut, Tak Ada Ruang Kegembiraan bagi Kami
Tahun lalu, warga Palestina masih bisa merayakan Hari Raya Idul Adha sebagaimana mestinya.
Seperti, adanya pesta keluarga besar, pembagian daging, pakaian baru hingga hadiah untuk anak-anak.
Namun tahun ini, setelah delapan bulan serangan Israel, warga Gaza tidak dapat merayakan Idul Adha seperti dahulu.
Israel masih terus membombardir Jalur Gaza meski telah ada resolusi Dewan Keamanan PBB yang menuntut gencatan senjata segera.
Para warga mengungkapkan kesedihannya, lantaran tak bisa merayakan Idul Adha dengan kegembiraan.
Salah seorang warga Gaza yang putrinya terbunuh dalam perang mengatakan, tahun ini tidak akan merayakan Idul Adha seperti tahun sebelumnya.
“Tidak ada Idul Fitri tahun ini,” katanya, dikutip dari Asharq Al-Aaswat.
Ia mengaku setiap mendengan adzan atau takbir, para warga justru menangis karena kehilangan banyak hal akibat perang ini.
"Mendengar azan, kita menangisi orang-orang yang hilang dan barang-barang yang hilang, dan apa yang terjadi pada kita, dan bagaimana kita dulu hidup," ceritanya.
Sementara warga lainnya mengatakan, pembantaian yang tiada henti membuat mereka tidak bisa menyambut Idul Adha dengan gembira.
"Tidak ada ruang untuk bergembira ketika rakyat kami dibunuh setiap hari, dan pembantaian terus dilakukan. Lebih baik menghabiskan Idul Fitri dengan membantu keluarga-keluarga yang kehilangan tempat tinggal dan mereka yang kehilangan pencari nafkah,” kata Mustafa Semir, dikutip dari Anadolu Anjansi.
Baca juga: Mendukung Perdamaian Palestina, Ariana Grande Tanda Tangani Ceasefire di Gaza, Surat untuk Joe Biden
Keuangan Memburuk
Seorang pegawai negeri sipil, Samir Arafat mengatakan, dia tidak memiliki uang.
Bahkan untuk membeli apa yang diinginkannya untuk Idul Adha tahun ini tidak bisa lantaran kondisi keuangan yang memburuk.
Ia menjelaskan selama bekerja, ia hanya mendapat sebagian gaji.
"Hampir mustahil untuk membeli pakaian baru untuk Idul Fitri karena tingginya biaya hidup, mengingat kami telah menerima sebagian gaji selama bertahun-tahun dan baru-baru ini hanya menerima 50 persen," jelasnya.
Hal tersebut, juga dibenarkan oleh pegawai publik lainnya.
Ia mengatakan, saat ini dirinya tidak memiliki uang sama sekali.
Sejak 7 Oktober, warga Palestina telah mengalami kesulitan karena Israel menahan pendapatan bea cukai yang diperuntukkan bagi pemerintah Palestina.
Hewan Ternak Tidak Laku
Menjelang Idul Adha, pasar ternak di Ramallah dan El-Bire di Tepi Barat tengah mengeluhkan menurunnya penjualan pada tahun ini.
Para pedagang mengatakan, hewan ternak tidak banyak yang laku lantaran rendahnya permintaan, kekurangan uang tunai, dan tingginya biaya ternak karena kenaikan harga pakan.
Oleh kerena itu, mereka mengatakan tahun ini tidak ada kegembiraan.
"Tidak ada kegembiraan bagi kami tahun ini," jelas mereka.
Nadir Abu Arab mengatakan, perang di Gaza dan pelanggaran hak asasi manusia serta pembantaian di Tepi Barat telah sangat membebani masyarakat.
Sehingga membuat warga Palestina tidak bisa menikmati hari raya tersebut.
Penjualan Pakaian Menurun
Seorang pemilik toko pakaian di Ramallah, Osama Abud, mengatakan penjualan menjelang Idul Adha tahun ini sangat menurun.
Ia menjelaskan, penurunan telah mencapai 70 persen dibandingkan tahun lalu.
Meski telah memberikan diskon bagi pelanggan, ia mengaku ini tidak banyak membantu penjualannya.
Israel yang terus membombardir Gaza menjadi penyebab penjualannya menurun.
"Ini Idul Fitri yang kedua di bawah bayang-bayang perang. Kita sudah tidak punya kegembiraan lagi. Sangat sedikit orang yang berbelanja untuk Idul Fitri dan membeli baju baru karena perang, kehancuran, duka, dan situasi ekonomi yang semakin memburuk," katanya.
Selama berjualan, pedagang lainnya yaitu Bilal Kazim mengatakan hanya melihat warga berbelanja ke pasar untuk membeli kebutuhan pokok saja.
“Kami masih memajang produk-produk bulan Ramadhan. Tidak ada aktivitas di pasar. Masyarakat hanya datang untuk membeli kebutuhan pokok. Apapun itu, kami bersyukur kepada Allah. Situasi di Gaza juga berdampak pada Tepi Barat. Kami satu masyarakat,” jelasnya.
Sebagai informasi, Israel terus melancarkan serangan mematikan sejak 7 Oktober 2023.
Hingga saat ini, serangan Israel telah menewaskan 37.000 warga Palestina.
Sebagian besar korban merupakan perempuan dan anak-anak.(*)
Artikel ini telah tayang di Tribunnews.com dengan judul Israel Larang Hewan Kurban Masuk Gaza, Ratusan Ribu Warga Tak Bisa Berkurban di Idul Adha 1445 H/202 dan Pilu Warga Gaza Jelang Idul Adha: Pembantaian Terus Berlanjut, Tak Ada Ruang Kegembiraan bagi Kami
Ikuti berita populer lainnya di Google News Tribun Kaltim
Ikuti berita populer lainnya di saluran WhatsApp Tribun Kaltim
:quality(30):format(webp):focal(0.5x0.5:0.5x0.5)/kaltim/foto/bank/originals/20240617_Warga-Gaza-melaksanakan-salat-Idul-Adha.jpg)
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.