Berita Viral

Viral Disebut Kampung Maling di Google Maps, 6 Fakta Sukolilo Pati, Disorot usai Bos Rental Tewas

Viral hingga disebut kampung maling di Google Maps, 6 fakta Sukolilo Pati yang disorot usai bos rental tewas

|
Editor: Amalia Husnul A
Handout via Tribunnews.com
SUKOLILO VIRAL - Kasus bos rental tewas dikeroyok di Sukolilo, Pati, Jawa Tengah. Sukolilo menjadi viral hingga disebut Kampung Maling di Google Maps. Simak 6 fakta Sukolilo Pati yang disorot usai bos rental tewas 

TRIBUNKALTIM.CO - Kasus bos rental BH (52) tewas dikeroyok di kawasan Sukolilo, Pati, Jawa Tengah menjadi sorotan

Tewasnya bos rental ini menyebabkan kawasan Sukolilo, Pati, Jateng menjadi viral hingga disebut kampung maling di Google Maps.

Simak sejumlah fakta Sukolilo, Pati, Jateng

Diketahui, BH bersama tiga rekannya dikeroyok di kawasan Sukolilo tersebut saat akan mengambil mobil miliknya.

Baca juga: Kronologi Bos Rental Mobil Tewas di Pati Usai Dihajar Warga, Mobilnya Dibakar, Provokator Ditangkap

Baca juga: Fakta Ibu yang Berbuat Cabul di Video Viral Anak Baju Biru, Inisiatif Sendiri dan tak Gangguan Jiwa

Baca juga: 4 Fakta Hamdan Suami Aida Selvia yang Viral Selingkuh saat Istri Hamil, Terciduk Gabung Grup Open BO

Nahas, BH diteriaki maling oleh warga setempat hingga akhirnya dikeroyok sampai tewas.

Usai kejadian itu wilayah Sukolilo di Pati pun menjadi sorotan.

Berikut enam fakta soal isu kawasan Sukolilo:

1. Dianggap Kampung Maling

Menurut penelusuran Tribunnews.com di Google Maps, kawasan Sukolilo dinarasikan sebagai Kampung Maling hingga kampung pembunuh di Google Maps.

Saat mencari titik di Google Maps yang koordinatnya berada di wilayah Desa Sumbersoko, Kecamatan Sukolilo, Pati, kini ditandai menggunakan sebutan konotatif.

Di antaranya Kampung Maling, Perkumpulan Maling, Desa Pembunuh, Kampung Penadah Kendaraan, bahkan Kawasan Uji Coba Iron Dome.

2. Kendaraan Bodong di Sukolilo, Pati

Jenazah Burhanis korban tewas dihajar massa di Pati dimakamkan di Lemah Mulya, Karawang Timur Jawa Barat setelah Subuh, Sabtu (8/6/2024).
BOS RENTAL TEWAS DI SUKOLILO - Jenazah BH 52) bos rental yang jadi korban tewas dihajar massa di Pati dimakamkan di Lemah Mulya, Karawang Timur Jawa Barat setelah Subuh, Sabtu (8/6/2024). (Istimewa Tribun Medan)

Buntut kasus penganiyaan berat yang menyebabkan BH tewas, polisi melakukan penelusuran hingga menemukan puluhan kendaraan bodong.

Kini, polisi telah mengamankan total 39 motor dan enam mobil bodong di Kabupaten Pati.

Baca juga: Diduga Gelapkan Mobil Rental, Pria di Samarinda Seberang Ini Justru Ditahan Polisi karena Bawa Sajam

Kegiatan yang dilakukan pada Rabu (12/6/2024) tersebut merupakan tindak lanjut adanya informasi di Sukolilo banyak kendaraan bodong.

Kemudian ditemukan 33 motor dan enam mobil yang memang tanpa dokumen lengkap.

Dikutip dari Tribun-Video.com, 39 kendaraan itu terdiri dari 33 motor dan enam mobil.

Kapolsek Sukolilo, AKP Sahlan, menyebut sebagian besar kendaraan bodong itu berasal dari satu rumah.

3. Lokasi kendaraan bodong

Direktur Reserse Kriminal Umum (Dirreskrimum) Polda Jateng, Kombes Johanson Ronald Simamora, mengatakan operasi tersebut dilakukan di tiga wilayah meliputi Sukolilo, Trangkil dan Tampakromo. 

Kombes Johanson Ronald menyebut, operasi tersebut gabungan yang melibatkan Polda, Polres dan Polsek setempat. 

"Selain kendaraan, kami mengamankan tiga orang," kata dia.

Tiga orang tersebut, lanjut dia, masih dilakukan pemeriksaan lebih lanjut. 

"Misal terbukti peran mereka nanti akan kami naikan jadi tersangka," ujarnya.

4. Warga Sukolilo ketakutan

Warga Sukolilo, Wati (27), mengaku kaget saat mendengar kabar operasi dari pihak kepolisian yang dilakukan secara serentak di sejumlah ruas jalan dan tempat jual beli sepeda motor.

"Yang kaget orang tua karena ada yang pedotan (surat tak lengkap)," jelasnya, Sabtu (15/6/2024).

Selain itu, siswa SMP yang membawa sepeda motor untuk berangkat sekolah juga takut jika kendaraannya ikut diangkut oleh pihak kepolisian.

"Yang terganggu anak-anak sekolah. Biasanya mereka pakai sepeda motor pedotan.

Akhirnya sekarang ada yang tak bisa bawa motor kalau berangkat sekolah," paparnya.

Baca juga: Pemilik Rental Mobil Berharap Otorita IKN Nusantara Bayar Tunggakan Sewa, Lebaran Semua Butuh Uang

5. Harapan Camat Sukolilo

Camat Sukolilo, Andrik Sulaksono, mengaku menghormati langkah yang dilakukan pihak kepolisian yang telah melakukan kegiatan razia di Sukolilo.

Dirinya berharap warga Sukolilo dapat bekerja sama dengan pihak kepolisian.

Meski demikian, ia membenarkan polisi melakukan penyisiran di wilayahnya, terkait kendaraan bodong.

"Sudah menjadi kewajiban kepolisian," imbuhnya, dikutip dari Kompas.com.

Dengan kejadian tersebut, dia berharap agar warga bisa memetik pelajaran dan tak melakukan transaksi jual beli kendaraan bodong.

"Ke depan bisa menggunakan kendaraan yang legal atau resmi," ujar dia.

6. Bukan sesuatu yang tiba-tiba

Dosen Departemen Kriminologi, FISIP Universitas Indonesia (UI), Dr Nuruddin Lazuardi menilai, aksi pengeroyokan yang menewaskan pengusaha rental mobil berinisial BH di Sukolilo, Pati, Jawa Tengah dipicu ketidakpuasan masyarakat, terutama terkait dengan penegakan hukum.

Menurut Nuruddin, aksi kekerasan dalam proses main hakim sendiri bisa ditimbulkan dari bermacam hal.

“Ada berbagai variabel yang melekat dalam proses main hakim sendiri, salah satunya adalah ketidakpuasan terhadap tekanan situasi apakah itu ekonomi, politik maupun hukum.

Apa yang terlihat di Sukolilo bisa dikatakan, bahwa mereka sudah apatis terhadap hukum, mereka bagaimana sudah tidak puas dengan situasi saat ini,” kata Nuruddin kepada wartawan, Rabu (12/6/2024).

Nuruddin juga menyoroti lambannya aparat kepolisian dan pemerintah membenahi wilayah Sukolilo yang disebut sebagai wilayah yang selama ini dikenal sebagai ‘sarang kejahatan’.

“Saya berani mengatakan bahwa ini sudah masuk konsep kekerasan kultural jika mengutip sosiolog Jerman Johan Goltung.

Baca juga: Polsek Melak Kubar Bongkar Kasus Penipuan Modus Rental Mobil, 1 Tersangka Diamankan

Coba lihat ada satu video tiktoker yang mengatakan 'Ini Sukolilo bos, jangan main-main',” jelas dia.

Menurut Nuruddin, jika Sukolilo dikatakan sebagai sebuah kampung sindikat, itu bukan sesuatu yg terjadi tiba-tiba.

“Sukolilo disebut sebagai sebuah kampung sindikat kejahatan itu kan melalui suatu proses. Suatu proses di mana ada keluhan masyarakat, ada banyak stigma-stigma yang dimunculkan oleh publik terhadap area itu,” terangnya.

Nuruddin mengatakan, ketika stempel atau 'labeling' ‘sarang kejahatan’ itu melekat pada wilayah Sukolilo, seharusnya ada upaya untuk membenahinya.

“Stempel itu melekat karena tidak dilakukan hal hal untuk membenahi atau meminimalisir agar menjadi wilayah yang lebih baik," jelas dia.

Sehingga menjadi pertanyaan jika wilayah yang dikatakan selama ini menjadi tempat berkumpulnya para pelaku kejahatan namun dibiarkan.

“Apa yang seharusnya dilakukan aparat penegak hukum, apa yang harus dilakukan pemerintah, kita bicara pencegahan, itu menjadi ranah penegak hukum dan aparat terkait lainnya,” kata Nuruddin.

Selain itu, Nuruddin juga menyoroti fenomena media sosial yang menurutnya juga memicu aksi main hakim sendiri di masyarakat.

“Saya melihatnya begini, bahwa dari video-video yang beredar bagaimana aksi kekerasan itu dilakukan, sekilas terlihat bahwa mereka merasa tidak bersalah ketika melakukannya.

Mereka melakukannnya dengan semangat, melakukannya dengan antusias jadi seolah-olah tidak ada rasa bersalah atau malah mungkin kalau menafsirkannya seolah-olah mereka melakukan kebaikan terhadap kejahatan yang dilakukan,” bebernya.

Di era new media, lanjut Nuruddin, semua orang bisa mendapatkan suplai tontonan kekerasan.

“Yang menonjol kemarin adalah aksi kekerasan anak, Mario Dandy. Belum lagi video-video kekerasan lainnya. Dan seiring berjalannya waktu, timbul copy cat, oleh individu atau kelompok,” katanya.

“Peristiwa di Sukolilo ini sebuah gambaran bahwa itu bukan lagi jenis kekerasan yang langsung tapi sudah menjadi kekerasan kultural, ini sudah menjadi budaya,” pungkas Nuruddin.

Kronologi kejadian

Aksi kekerasan terhadap pemilik rental itu bermula ketika BH (bos rental) dan tiga orang lainnya SH (28), KB (54) serta AS (37) mencari mobil rental yang hilang.

Berdasarkan penelusuran GPS yang mereka lakukan, mobil itu ada di wilayah Sukolilo.

Mereka lantas berangkat ke lokasi untuk mencari keberadaan mobil tersebut dan tiba di Sukolilo pada Kamis (6/6/2024) sekitar pukul 13.00 WIB dan menemukan mobil yang dicari.

Rombongan rental itu berupaya mengambil mobil dengan kunci cadangan.

Nahas, warga yang tengah melintas dan melihatnya mengira BH dan ketiga orang lainnya adalah komplotan maling.

Warga lalu berteriak hingga masa berdatangan. Akibatnya keempat orang itu diamuk massa hingga babak belur.

Selain itu, mobil yang dikendarai keempatnya dari Jakarta ke Pati, juga habis dibakar massa.

Baca juga: Kronologi Pencurian Rental Mobil di Kutai Barat, Andalkan WhatsApp hingga Pelaku Berkelit 

(Tribunnews.com/Garudea Prabawati) (Tribun-Video.com) (Kompas.com/Muchamad Dafi Yusuf)

Ikuti berita populer lainnya di Google News Tribun Kaltim

Ikuti berita populer lainnya di saluran WhatsApp Tribun Kaltim

Artikel ini telah tayang di Tribunnews.com dengan judul Kriminolog UI: Main Hakim Sendiri di Sukolilo Pati Dipicu Ketidakpuasan Terhadap Penegakan Hukum, 4 Fakta Kawasan Sukolilo usai Bos Rental Tewas: Disebut Kampung Maling di GMaps, Warga Ketakutan dan 3 Lokasi di Pati jadi Tempat Kendaraan Bodong, Termasuk Sukolilo, Berjuluk Kampung Penadah
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved