Pilkada Balikpapan 2024
Pandangan Pengamat Politik soal Risiko Terulangnya Kembali Kotak Kosong di Pilkada Balikpapan 2024
Petahana di kota Balikpapan saat ini adalah politisi Partai Golkar yang kini masih aktif menjabat sebagai walikota Balikpapan yakni Rahmad Mas'ud
Penulis: Zainul | Editor: Budi Susilo
TRIBUNKALTIM.CO, BALIKPAPAN - Potensi terulangnya kembali fenomena kotak kosong pada pelaksanaan pesta demokrasi serentak Pilkada Balikpapan tahun 2024 dianggap bisa saja terjadi jika tidak ada keberanian figur partai politik atau tokoh-tokoh potensial yang secara terang-terangan ikut Pilkada Balikpapan melawan calon petahana.
Seperti diketahui, calon petahana di Kota Balikpapan saat ini adalah politisi Partai Golkar yang kini masih aktif menjabat sebagai walikota Balikpapan yakni Rahmad Mas'ud.
Fenomena kotak kosong yang pernah terjadi di Pilkada Balikpapan tahun 2021 lalu menarik berbagai kalangan termasuk Pengamat Politik.
Pengamat politik di Kota Balikpapan, Piatur Pangaribuan memberikan tanggapannya jika fenomena kotak kosong kembali terjadi pada pelaksanaan Pilkada serentak tahun ini.
Baca juga: Tantangan Biaya Politik di Pilkada Balikpapan 2024, Partai Nasdem Tegaskan Komitmen tanpa Mahar
Menurutnya, situasi yang terjadi kotak kosong menjadi refleksi dari keputusan para pimpinan partai politik (DPP) yang lebih mementingkan kepentingan nasional dibandingkan dengan kebutuhan daerah.
"Jika kotak kosong kembali muncul, dosa itu ada pada beliau-beliau ini (para pimpinan partai politik). DPP yang memutuskan rekomendasi," ujar Piatur Pangaribuan saat menjadi narasumber pada program podcast Tribun Kaltim dengan tema "Siapa Berani Lawan Petahana" edisi Rabu (19/6/2024).
Ia berharap, diskusi yang berlangsung dalam acara program podcast Tribun Kaltim yang menghadirkan dua pucuk pimpinan partai politik di Kota Balikpapan yakni ketua DPD Partai Nasdem, H. Ahmad Basir dan ketua DPC PDIP kota Balikpapan, Budiono, bisa didengar oleh DPP.
Sehingga mereka tidak hanya fokus pada kepentingan nasional, tetapi juga memperhatikan kepentingan daerah-daerah.
"Mudah-mudahan diskusi kita ini bisa didengar oleh DPP sehingga juga bisa membantu daerah-daerah, jangan DPP mementingkan kepentingan nasional tetapi harus mementingkan kepentingan daerah-daerah ini juga dan bisa menjawab keresahan masyarakat kota Balikpapan," ungkapnya.
Dia menjabarkan, Pada Pilkada Balikpapan 2021, kotak kosong memperoleh 38 persen suara, perolehan suara tersebut kata dia menunjukkan bahwa masyarakat bergerak sendiri karena ketidakpuasan terhadap kinerja pemerintahan saat itu.
Mantan Rektor Universitas Balikpapan itu juga menilai ketidakmampuan pemerintahan dalam memenuhi harapan masyarakat menjadi faktor utama munculnya kotak kosong.
“Kalau pemerintahan kinerjanya bagus, tidak mungkin lahir kotak kosong. Fakta bahwa kotak kosong muncul menunjukkan banyak persoalan yang tidak terjawab,” tegasnya.
Piatur juga mengkritisi praktik politik uang yang sering kali menjadi penghalang bagi calon potensial untuk maju dalam pemilihan.
“Balikpapan sudah menjawab bahwa tidak selalu begitu (mahar politik) lewat kotak kosong juga bisa” katanya.
Dia juga menyinggung bahwa meskipun ada upaya untuk mendorong politik uang, masyarakat mampu memberikan suara mereka untuk pilihan alternatif. Menurutnya, pentingnya pilihan yang beragam dalam pemilihan tidak bisa diabaikan.
Baca juga: Lihat Kejaksaan hingga Polres Belum Seriusi DAS Ampal, Piatur: Sepertinya Masyarakat Sudah Putus Asa
Berikut 4 Program Prioritas Rahmad-Bagus untuk Dilaksanakan di Balikpapan Usai Dilantik |
![]() |
---|
Sengketa Pilkada Kaltim Dikhawatirkan Berpotensi Pengaruhi Pelantikan Walikota Balikpapan |
![]() |
---|
Profil Lengkap Rahmad Mas'ud- Bagus Susetyo, Walikota dan Wakil Walikota Terpilih Balikpapan Terbaru |
![]() |
---|
Rahmad Mas’ud Umroh saat Ditetapkan jadi Walikota Balikpapan Terpilih Periode 2025-2030 |
![]() |
---|
Bagus Susetyo akan Fokus pada Persatuan dan Kemajuan Balikpapan |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.