Breaking News

Pilkada Kaltim 2024

Kesbangpol Kaltim Sebut di Pilkada 2024 Jika Kotak Kosong bisa Turunkan Partisipasi Pemilih

Kepala Kesbangpol Provinsi Kaltim, Sufian Agus berharap Pilkada serentak 2024 mendatang tidak ada calon lawan kotak kosong

TRIBUNKALTIM.CO/HO
Ilustrasi- Pemilihan Umum (Pemilu)- Badan Kesbangpol Kaltim menilai berharap Pilkada serentak 2024 mendatang tidak ada calon yang melawan kotak kosong, dan kompetitif serta tidak ada lagi pasangan calon (paslon) tunggal seperti sebelumnya.TRIBUNKALTIM.CO/HO 

TRIBUNKALTIM.CO, SAMARINDA - Kepala Badan Kesatuan Bangsa dan Politik (Kesbangpol) Provinsi Kaltim, Sufian Agus berharap Pilkada serentak 2024 mendatang tidak ada calon yang melawan kotak kosong.

Ia berharap Pilkada serentak 2024 di Bumi Etam kompetitif dan tidak ada lagi pasangan calon (paslon) tunggal.

Tentunya jika calon tunggal atau melawan kotak kosong, akan mempengaruhi tingkat partisipasi pemilih di wilayah yang ada di Kabupaten/Kota di Kaltim.

“Kehadiran paslon tunggal pada Pilkada cenderung menurunkan antusiasme masyarakat untuk berpartisipasi dalam pemungutan suara," tegas Agus, Senin (24/6/2024).

Ia membeberkan Pilkada Serentak 2020 lalu, dimana tingkat partisipasi pemilih di Kaltim berada di angka 66 persen.

Baca juga: Pilgub Kaltim Berpeluang Mengerucut Dua Nama, 2 Bakal Cagub Terkuat Hasil Survei Pilkada Kaltim 2024

Baca juga: 2 Hasil Survei Pilkada Kaltim 2024, Petahana Masih Berpeluang, Isran Noor Terus Dibayangi 2 Kandidat

Dimana masih di bawah target nasional saat itu yang seharusnya 77 persen.

Data partisipasi Pilkada Serentak 2020 menunjukkan bahwa Kabupaten Mahakam Ulu memiliki partisipasi tertinggi dengan 78,6 persen dari Daftar Pemilih Tetap (DPT).

Disusul oleh Kutai Barat dan Bontang dengan persentase di atas 71 persen.

Sementara, Kota Samarinda mencatat partisipasi terendah dengan hanya 52,26 persen dari DPT.

Kontestasi politik yang kurang kompetitif, seperti yang terjadi di Kabupaten Kutai Kartanegara dan Kota Balikpapan dalam Pilkada lalu, dimana calon tunggal melawan kotak kosong berdampak pada rendahnya partisipasi pemilih.

Kota Balikpapan dengan angka partisipasi 60,13 persen dari 443.243 DPT.

Kemudian Kutai Kartanegara 57 persen dari 488.055 DPT.

Pilkada sebelumnya pada dua daerah tersebut hanya menampilkan paslon tunggal.

"Idealnya, sebuah daerah yang memiliki kompetisi politik yang sehat diikuti oleh setidaknya tiga paslon. Jika hanya melawan kotak kosong, masyarakat cenderung enggan ke TPS karena merasa calon tunggal tersebut pasti menang," jelas Agus.

Untul itu, pihaknya, kata Agus berupaya meningkatkan kesadaran politik masyarakat.

Halaman
12
Sumber: Tribun Kaltim
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved