Berita Balikpapan Terkini
Batu Bara Masih Jadi Penopang Ketahanan Energi di Indonesia
Majalah Tambang tegaskan peran penting batu bara sebagai sumber energi andalan di tengah masa transisi energi
Penulis: Ardiana | Editor: Samir Paturusi
TRIBUNKALTIM.CO,BALIKPAPAN - Majalah Tambang tegaskan peran penting batu bara sebagai sumber energi andalan di tengah masa transisi energi.
Hal ini menjadi pembahasan dalam forum Indonesia Coal Summit 2024. Dengan tema "The Resilience of Coal: Powering a Sustainable Future", Majalah Tambang menggandeng beberapa pihak.
Mulai dari Perhimpunan Ahli Pertambangan Indonesia (PERHAPI) PD Kalimantan Timur Indonesia Mining Association (IMA), Asosiasi Pertambangan Batubara Indonesia (APBI), hingga Forum Kepala Teknik Tambang (FKTT) Kaltim.
Dalam kegiatan tersebut, Direktur Utama Majalah TAMBANG, Atep A Rofiq menegaskan, wacana net zero emission bukan berarti no coal.
Menurutnya, batu bara, menjadi energi yang masih sangat diandalkan untuk menopang ketahanan energi di Indonesia.
Baca juga: Dinas ESDM Kaltiim Imbau Warga Lapor Polisi atas Dugaan Tambang Ilegal di Desa Intu Lingau Kubar
Baca juga: Pengamat Hukum Kritik Pemerintah Terkait Tambang Ilegal Gerus Situs Adat di Kutai Barat, Kaltim
"Meskipun di luar sana kita sering mendengar ada dorongan net zero emission dan sebagainya, tentu ini kita pahami, bahwa bukan berarti no coal. Batu bara masih sangat diandalkan untuk menopang ketahanan energi di Indonesia dan di berbagai negara," ungkapnya, Kamis (4/7/2024).
Untuk itu, Atep mendorong para pelaku usaha, pemerintah dan stakeholder untuk mencari upaya inovatif agar emisi yang dihasilkan dari batu bara bisa ditekan.
Dengan begitu, bagi Atep, ketahanan energi di Tanah Air akan tetap aman dan berkelanjutan serta minim polusi.
Sebab, imbuhnya, mengeksplorasi cara-cara inovatif untuk menjaga keberlanjutan dan mencari jalan keluar sangat penting dilakukan.
Sehingga, emisi yang dihasilkan dapat ditekan, baik pada operasi pertambangan maupun di sektor hilir dari pembakaran batu bara atau PLTU.
Sementara itu, Asisten Perekonomian dan Administrasi Pembangunan Provinsi Kaltim, Ujang Rachmad mengatakan, berbagai upaya berkelanjutan sangat diperlukan agar industri batu bara sesuai dengan arah kebijakan pemerintah, termasuk pada proyek gasifikasi.
"Batu baranya tetap ada, tapi kemudian diberi nilai tambah yang lebih signifikan dengan hilirisasi batu bara tersebut. Misalnya diarahkan kepada gasifikasi batu bara,"jelasnya.
Ia juga menyampaikan, pertambangan batu bara yang diiringi percepatan program hilirisasi tersebut menjadi arah kebijakan pembangunan ekonomi Kaltim di masa mendatang.
"Itu arahan strategi pembangunan ekonomi Kaltim ke depan," ucapnya.
Ujang menambahkan, industri pertambangan termasuk batu bara masih menjadi tumpuan utama ekonomi Kalimantan Timur. Kontribusi sektor pertambangan dan penggalian didominasi lebih dari 40 persen pada Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) Kaltim.
Sehingga, lanjutnya, capaian kinerja dari laju pertumbuhan ekonomi tahun 2023 telah melampaui target yang telah ditentukan.
"Namun perekonomian Kaltim masih bergantung pada sektor ekstraktif terutama sektor pertambangan dan penggalian. Dominasi kontribusi sektor pertambangan dan penggalian lebih dari 40 persen terhadap PDRB Kaltim," ungkapnya.
Senada dengannya, Koordinator Hilirisasi Minerba Kementerian ESDM, Muhammad Ansari mengatakan, batu bara masih mendominasi dalam bauran energi nasional dengan angka 40 persen di tahun 2023.
Baca juga: Tambang Ilegal Serobot Hutan Lindung dan Situs Adat di Kaltim, Pengamat: Tindak Sampai Akar-akarnya
Ia juga membeberkan, berdasarkan data sumber daya dan cadangan yang tersedia, batu bara masih menjadi andalan dan akan digunakan hingga 20 tahun ke depan.
Bahkan, hingga saat ini, sumber daya batu bara mencapai 97 miliar ton dengan cadangannya yang mencapai 31 miliar ton.
Meski begitu, kata dia, sejauh ini pemanfaatan energi baru dan terbarukan sebagai sumber energi ramah lingkungan terbilang masih rendah.
Sehingga, dibutuhkan penyesuaian yang seiring dengan strategi penggunaan batu bara untuk mendukung pengurangan emisi karbon kedepannya.
"Peran batu bara memang memerlukan penyesuaian seiring strategi penggunaan batu bara ke depan untuk mendukung pengurangan emisi karbon. Kemudian kita selaraskan dengan optimasliasi energi baru dan terbarukan," tuturnya.
Dengan begitu, Ansari mengatakan, perlu dilakukan percepatan pengembangan industri hilir batu bara agar dapat dimanfaatkan secara optimal dan aman bagi lingkungan.
"Pemanfaatan biofuel dan energi terbarukan lainnya perlu dioptimalkan untuk menggantikan energi fosil di area pertambangan, juga termasuk menetapkan strategi agar transisi energi dapat memberikan peluang bagi perekonomian," pungkasnya. (*)
Bandara SAMS Sepinggan Balikpapan Siapkan Rute Baru Balikpapan-Bone |
![]() |
---|
5 Motor Knalpot Brong Diamankan Patroli Satsamapta Polresta Balikpapan |
![]() |
---|
Polwan Ditlantas dan Bhayangkari Polda Kaltim Gelar Aksi Berbagi di Masjid Quba’ Balikpapan |
![]() |
---|
Pelajar Balikpapan Diduga Terpapar Paham Radikal, DPRD Tekankan Kolaborasi Sekolah dan Keluarga |
![]() |
---|
Pemkot Komitmen Memelihara Fasilitas Olahraga, Salah Satunya Balikpapan Tennis Stadium |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.