Ibu Kota Negara
Pembatalan Pembangunan Bendung Telake di Kaltim Bukan karena Kehadiran IKN Nusantara
Bendung Telake tetap diupayakan oleh Pemerintah Kabupaten Penajam Paser Utara agar bisa terealisasi dibangun di PPU dan Paser
Penulis: Nita Rahayu | Editor: Budi Susilo
TRIBUNKALTIM.CO, PENAJAM - Bendung Telake tetap diupayakan oleh Pemerintah Kabupaten Penajam Paser Utara agar bisa terealisasi dibangun di Penajam Paser Utara dan Kabupaten Paser, Provinsi Kalimantan Timur.
Bendung Telake ini dianggap cukup penting, untuk memenuhi kebutuhan air baku pertanian, khususnya di Kecamatan Babulu, Kabupaten Penajam Paser Utara.
Sebelumnya, realisasi Bendung Telake tersebut batal meski kabarnya sudah memasuki tahapan pembebasan lahan beberapa waktu lalu.
Kata Penjabat (Pj) Bupati Penajam Paser Utara, Makmur Marbun, alasan dibatalkannya bukan karena kehadiran Ibu Kota Negara di Sepaku, tetapi karena pertimbangan lain dari Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK).
Baca juga: Bendungan Telake Terealisasi pada 2025, Pemprov Kaltim Bangun 5 Sumur Bor di Babulu Tahun Ini
"Bendung Telake tidak dilanjutkan kemarin bukan karena IKN, tapi memang ada dari Kementerian LHK yang menyatakan keterbatasan itu," ungkapnya Selasa (9/7/2024).
Pj Bupati Makmur Marbun menjelaskan, pihaknya sudah menemui Kementerian PUPR dan Kementerian Pertanian, meminta agar realisasi bendung kembali dibahas.
Karena lokasi bendung berada di dua kabupaten yakni Penajam Paser Utara dan Kabupaten Paser, serta membutuhkan anggaran besar, maka secara otomatis menjadi kewenangan pemerintah pusat.

Hasil pertemuan lintas kementerian itu dijelaskan Pj Bupati, bahwa rencana lanjutan baru bisa kembali dibahas pada 2025 mendatang.
Alternatif yang sempat ditawarkan oleh Kementerian Pertanian kata Pj Bupati, yakni membangun irigasi disekitar sungai yang akan dijadikan lokasi bendung.
Baca juga: Belum Terealisasi, Bendungan Telake Diharapkan Para Petani PPU Sebagai Sumber Irigasi Pertanian
Namun, ia menyampaikan bahwa hal itu dirasa kurang efektif lantaran lokasi bendung dengan pusat pertanian di Babulu, cukup jauh yakni hingga 7 kilometer.
"Kementerian Pertanian itu menawarkan bisakah di sekitar sungai itu dibuatkan irigasi, saya bilang itu jauh sekitar 7 kilo, karena itu berada di Paser, jadi sulit sekali, itu harus pemerintah pusat kewenangannya," jelasnya.
Keberadaan bendung gerak Telake sudah lama dinantikan petani di Penajam Paser Utara.
Sebab, selama ini petani hanya mengandalkan tadah hujan, sehingga produktifitas pertanian menjadi terbatas.
(*)
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.